14. Minta Pertolongan Dan Berdo’a Kepada Selain Allah Adalah Syirik



πŸ“š Kitab Tauhid



FirmanAllah swt:

“Dan janganlah kamu memohon/berdo’a kepada selain Allah, yang tidak dapat memberikan manfaat dan tidak pula mendatangkan bahaya kepadamu, jika kamu berbuat hal itu maka sesungguhnya kamu dengan demikian termasuk orang-orang yang dzalim (musyrik).” (QS. Yunus:106).

“Dan jika Allah menimpakan kepadamu suatu bahaya, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yunus:107).

“Sesungguhnya mereka yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rizki kepadamu, maka mintalah rizki itu kepada Allah dan sembahlah Dia (saja) serta bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya lah kamu sekalian dikembalikan.”(QS. Al Ankabut:17).

“Dan tiada yang lebih sesat dari pada orang yang memohon kepada sesembahan-sesembahan selain Allah, yang tiada dapat mengabulkan permohonannya sampai hari kiamat dan sembahan-sembahan itu lalai dari (memperhatikan) permohonan mereka. Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat) niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan mereka.”(QS. Al Ahqaf:5-6).

“Atau siapakah yang mengabulkan (do’a) orang-orang yang dalam kesulitan disaat ia berdo’a kepadaNya, dan yang menghilangkan kesusahan, dan yang menjadikan kamu sekalian menjadi khalifah di bumi? Adakah sesembahan (yang haq) selain Allah? Amat sedikitlah kamu mengingat-(Nya).”(QS. An Naml:62).

Imam At-thabrani dengan menyebutkan sanadnya meriwayatkan bahwa: “pernah ada pada zaman Rasulullah saw seorang munafik yang selalu menyakiti orang-orang mu’min, maka salah seorang di antara orang mu’min berkata: “marilah kita bersama-sama memohon perlindungan kepada Rasulullah saw supaya dihindarkan dari tindakan buruk orang munafik ini”, ketika itu Rasulullah saw menjawab:

“Sesungguhnya aku tidak boleh dimintai perlindungan, hanya Allah sajalah yang boleh dimintai perlindungan”.

Kandungan bab ini:

    1. Istighatsah itu pengertiannya lebih khusus dari pada berdo’a [33].

    2. Penjelasan tentang ayat yang pertama [34].

    3. Meminta perlindungan kepada selain Allah adalah syirik besar.

    4. Orang yang paling shaleh sekalipun jika melakukan perbuatan ini untuk mengambil hati orang lain, maka ia termasuk golongan orangorang yang dzalim (musyrik).

    5. Penjelasan tentang ayat yang kedua [35].

    6. Meminta perlindungan kepada selain Allah tidak dapat mendatangkan manfaat duniawi, di samping perbuatan itu termasuk perbuatan kafir.

    7. Penjelasan tentang ayat yang ketiga [36].

    8. Meminta rizki itu hanya kepada Allah, sebagaimana halnya meminta surga.

    9. Penjelasan tentang ayat yang keempat [37].

    10. Tidak ada orang yang lebih sesat dari pada orang yang memohon kepada sesembahan selain Allah.

    11. Sesembahan selain Allah tidak merasa dan tidak tahu kalau ada orang yang memohon kepadanya.

    12. Sesembahan selain Allah akan benci dan marah kepada orang yang memohon kepadanya pada hari kiamat.

    13. Permohonan ini dianggap ibadah kepada sesembahan selain Allah.

    14. Pada hari kiamat sesembahan selain Allah itu akan mengingkari ibadah yang ditujukan kepada mereka.

    15. Permohonan kepada selain Allah inilah yang menyebabkan seseorang menjadi orang yang paling sesat.

    16. Penjelasan tentang ayat yang kelima [38].

    17. Satu hal yang sangat mengherankan adalah adanya pengakuan dari para penyembah berhala bahwa tidak ada yang dapat mengabulkan permohonan orang yang berada dalam kesulitan kecuali Allah, untuk itu, ketika mereka berada dalam keadaan sulit dan terjepit, mereka memohon kepada-Nya dengan ikhlas dan memurnikan ketaatan untuk-Nya.

    18. Hadits di atas menunjukan tindakan preventif yang dilakukan Rasulullah saw untuk melindungi ketauhidan, dan etika sopan santun beliau kepada Allah.




    CATATAN KAKI :

      [33]. Istighatsah ialah: meminta pertolongan ketika dalam keadaan sulit supaya dibebaskan dari kesulitan itu.

      [34]. Ayat pertama menunjukkan bahwa dilarang memohon kepada selain Allah, karena selain-Nya tidak dapat memberikan manfaat dan tidak pula dapat mendatangkan bahaya kepada seseorang.

      [35]. Ayat kedua menunjukkan bahwa Allah-lah yang berhak dengan segala ibadah yang dilakukan manusia, seperti doa, istighatsah dan sebagainya. Karena hanya Allah yang Maha Kuasa, jika Dia menimpakan sesuatu bahaya kepada seseorang, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia sendiri, dan jika Dia menghendaki untuk seseorang suatu kebaikan, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Tidak ada seorangpun yang menghalangi kehendak-Nya.

      [36]. Ayat ketiga menunjukkan bahwa hanya Allah yang berhak dengan ibadah dan rasa syukur kita, dan hanya kepadaNya seharusnya kita meminta rizki, karena selain Allah tidak mampu memberikan rizki.

      [37]. Ayat keempat menunjukkan bahwa doa (permohonan) adalah ibadah. Karena itu, barangsiapa yang menyelewengkannya kepada selain Allah, maka dia adalah musyrik.

      [38]. Ayat kelima menunjukkan bahwa istighatsah (mohon pertolongan) kepada selain Allah –karena tidak ada yang kuasa kecuali Dia adalah bathil dan termasuk syirik.

Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam