2. Bercumbu Rayu Sebelum Berseggama (Bersetubuh)
📚 Buku Kama Sutra Dalam Islam
Kemesraan dan rayuan. Sangat di anjurkan untuk pasangan suami-istri sebelum bersetubuh. Aktivitas bermesra-mesraan ini dalam dunia fiqh biasa disebut dengan istilah istimta’, yang berarti bersenang-senang, berlezat-lezat, atau bernikmat-nikmat. Jadi, awalilah pertemuan dengan suami atau istri dengan bercumbu rayu.
Banyak para suami melupakan masalah ini. Seolah-olah yang terpenting hanyalah menunaikan syahwat dan hasrat sesegera mungkin. Padahal, rayuan dan pemanasan (foreplay) sebelum jima’ (bersetubuh) memiliki pengaruh yang besar dalam membangkitkan syahwat istri dan meningkatkan keinginannya untuk berhubungan.
Dari Ibnu Qudamah; ” Dianjurkan (disunahkan) agar seorang suami mencumbu istrinya sebelum melakukan jima’ supaya bangkit syahwat istrinya, dan dia mendapatkan kenikmatan seperti yang dirasakan suaminya. Dan telah diriwayatkan dari ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz rahimahullah bahwasanya dia berkata:”Janganlah kamu menjima’ istrimu, kecuali dia (istrimu) telah mendapatkan syahwat seperti yang engkau dapatkan, supaya engkau tidak mendahului dia menyelesaikan jima’nya (maksudnya engkau mendapatkan kenikmatan sedangkan istrimu tidak).
Dan termasuk bentuk cumbu rayu adalah berciuman, memainkan bagian tubuh, meremas payudara dan bersentuhan kulit dengan kulit lainnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dahulu mencium istrinya sebelum jima’. Dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Jabir radhiyallahu ‘anhu ketika dia menikah dengan janda:
“Kenapa tidak gadis (yang engkau nikahi) sehingga engkau bisa mencumbunya dan dia mencumbumu?” (HR. Biukhari dan Muslim) dan dalam riwayat Muslim:”Engkau bisa mencandainya dan dia mencandaimu ?”
Banyak para suami melupakan masalah ini. Seolah-olah yang terpenting hanyalah menunaikan syahwat dan hasrat sesegera mungkin. Padahal, rayuan dan pemanasan (foreplay) sebelum jima’ (bersetubuh) memiliki pengaruh yang besar dalam membangkitkan syahwat istri dan meningkatkan keinginannya untuk berhubungan.
Dari Ibnu Qudamah; ” Dianjurkan (disunahkan) agar seorang suami mencumbu istrinya sebelum melakukan jima’ supaya bangkit syahwat istrinya, dan dia mendapatkan kenikmatan seperti yang dirasakan suaminya. Dan telah diriwayatkan dari ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz rahimahullah bahwasanya dia berkata:”Janganlah kamu menjima’ istrimu, kecuali dia (istrimu) telah mendapatkan syahwat seperti yang engkau dapatkan, supaya engkau tidak mendahului dia menyelesaikan jima’nya (maksudnya engkau mendapatkan kenikmatan sedangkan istrimu tidak).
Dan termasuk bentuk cumbu rayu adalah berciuman, memainkan bagian tubuh, meremas payudara dan bersentuhan kulit dengan kulit lainnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dahulu mencium istrinya sebelum jima’. Dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Jabir radhiyallahu ‘anhu ketika dia menikah dengan janda:
“Kenapa tidak gadis (yang engkau nikahi) sehingga engkau bisa mencumbunya dan dia mencumbumu?” (HR. Biukhari dan Muslim) dan dalam riwayat Muslim:”Engkau bisa mencandainya dan dia mencandaimu ?”
Bagikan ini :
Comments
Post a Comment
Silakan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan