3. Qona'ah


📚 Kitab Wejangan Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani



💠 1. Orang yang tidak mempunyai harta dan membutuhkannya di sebut fakir. Dalam menyikapi kebutuhan harta tersebut, terdapat 5 keadaan :

🔹1. Jika diberi harta dia tidak suka, enggan mengambilnya dan Benci karena dia menjaga dirinya dari kejahatan, bahaya serta gangguan dari harta. Orang fakir golongan ini dinamakan orang ZUHUD, yaitu orang yang memandang harta sama dengan memandang batu dan tanah. Ini adalah tingkat tertinggi.
🔹 2. Tidak gemar kepada harta dan tidak pula membencinya. Dia zuhud apabila memperoleh harta. Orang seperti ini adalah orang yang RIDHO.
🔹 3. Suka kepada harta dari pada tidak ada, tetapi kesukaannya itu tidak sampai kepada rakus, yang selalu kurang dan ingin bertambah, Dia mau mengambil harta jika harta itu tidak syubhat dan halal secara mutlak. Orang seperti ini dinamakan QONAAH, yaitu menerima dengan senang apa yang ada ditangannya sendiri, apa yang telah dimilikinya.
🔹 4. Tidak punya harta lantaran lemah tidak bisa mencarinya, dan seandainya masih mampu tentu akan di carinya meskipun dengan bersusah payah. Dia akan sibuk mencarinya. Orang seperti ini meskipun tidak mempunyai harta, tetapi tergolong orang RAKUS dan tercela.
🔹 5. Harta yang di butuhkan itu memang benar-benar sangat di butuhkan sebagai kebutuhan pokok, seperti orang yang dalam keadaan lapar dan tidak punya pakaian. Maka mencari harta dalam keadaan demikian itu, sekalipun sangat ingin bukanlah di namakan cinta harta, karena yang tidak di miliki sangatlah di butuhkan.

💠 2. Wahai hamba Allah, berhentinya keinginan terhadap apa yang sudah di berikan kepadamu, dan tidak ada lagi keinginan untuk menambah dari yang sudah ada adalah sifat qonaahmu yang terpuji. Ketahuilah bahwa qonaah itu adalah menerima dengan rela apa yang telah ada, memohon kepada Allah tambahan yang pantas disertai usaha karena mencari keridlaan Allah, menerima dengan sabar akan takdir Allah, bertawakkal kepadaNya, dan tidak tertarik oleh tipu daya dunia. Yakinlah kamu bahwa qonaah adalah suatu sikap hidup yang harus dimiliki oleh setiap orang muslim, karena dengan berqonaah hati menjadi tenang, bahkan menjadi suatu modal yang tak pernah habis, dalam situasi dan kondisi apapun.


💠 3. Sikap qonaah adalah suatu sikap yang di tuntut oleh orang sufi, karena dengan sikap qonaah mereka dapat terhindar dari ajakan nafsu terhadap dunia dan kemewahannya, dan keinginan nafsu kepada dunia ini tidak akan pernah puas, bahkan akan membawa manusia untuk selalu di sibukkan dengan urusan dunia saja, sehingga lupa untuk mempersiapkan kehidupan akhirat dan lupa kepada Tuhannya. Sifat qonaah adalah suatu sikap yang dapat mendidik manusia untuk bersyukur terhadap nikmat Allah, dan dengan bersyukur terhadap nikmat Allah itulah akhirnya manusia memperbanyak beribadah kepadaNya.


💠 4. Wahai hamba Allah, sesungguhnya agama menyuruh qonaah itu adalah qonaah hati, bukan qonaah ikhtiar, bukan qonaah usaha dan bukan pula qonaah bekerja. Oleh karena itu sahabat Rasulullah saw adalah orang-orang yang kaya, melakukan perdagangan keluar negeri, sedang mereka termasuk orang- orang yang qonaah. Adapun manfaat qonaah adalah amat besar sewaktu harta itu hilang dengan tiba-tiba. Wahai hamba Allah, maksud qonaah itu sangat luas. Qonaah menyuruh manusia untuk betul-betul percaya akan adanya kekuasaan yang melebihi kekuasaan manusia. Qonaah menyuruh sabar menerima ketentuan Allah jika ketentuan itu tidak menyenangkan, dan menyuruh bersyukur bila Allah menjamin kenikmatan kepadanya. Dalam hal yang demikian, manusia masih tetap di suruh berusaha keras, dengan kekuatan tenaga dan harta benda, di karenakan selama manusia masih hidup masih di wajibkan berusaha mencari rezeki. Kamu bekerja bukan berarti meminta tambahan dari yang telah ada dan tidak merasa cukup terhadap apa yang telah ada di tangan, tetapi kamu bekerja sebab kamu masih hidup di mana orang hidup itu wajib bekerja. Inilah maksud qonaah.


Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam