38. Mentaati Ulama Dan Umara Dalam Mengharamkan Yang Halal Dan Menghalalkan Yang Haram Berarti Mempertuhankan Mereka



📚 Kitab Tauhid



Ibnu Abbas ra berkata:

“Aku khawatir kalian ditimpa hujan batu dari langit, karena aku mengatakan: “Rasulullah saw bersabda”, tetapi kalian malah mengatakan: “Abu Bakar dan Umar berkata”.

Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan: “Aku merasa heran terhadap orang-orang yang tahu tentang isnad hadits dan keshahihannya, tetapi mereka menjadikan pendapat Sufyan sebagai acuannya, padahal Allah swt telah berfirman:

“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya takut akan ditimpa fitnah atau ditimpa siksa yang pedih.”(QS. An nur: 63).

Tahukah kamu apakah yang dimaksud dengan fitnah itu? Fitnah disitu maksudnya adalah syirik, bisa jadi apabila ia menolak sabda Nabi akan terjadi dalam hatinya kesesatan sehingga dia celaka”.

Diriwayatkan dari ‘Ady bin Hatim bahwa ia mendengar Rasulullah saw membaca firman Allah swt:

“Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan tuhan selain Allah.” (QS. Al At Taubah:31).

Maka saya berkata kepada beliau: “Sungguh kami tidaklah menyembah mereka”, beliau bersabda:

“Tidakkah mereka mengharamkan apa yang telah dihalalkan Allah, lalu kalian pun mengharamkanya; dan tidakkah mereka itu menghalalkan apa yang diharamkan Allah, lalu kalian menghalalkannya? Aku menjawab: ya, maka beliau bersabda: “itulah bentuk penyembahan kepada mereka.” (HR. Imam Ahmad dan At Tirmidzi menyatakan hasan).

Kandungan bab ini:

    1. Penjelasan tentang ayat dalam surat An nur [92].

    2. Penjelasan tentang ayat dalam surat At Taubah [93].

    3. Perlu diperhatikan arti ibadah yang sebelumnya telah diingkari oleh ‘Ady bin Hatim.

    4. Pemberian contoh kasus yang dikemukakan oleh Ibnu Abbas dengan menyebut nama Abu Bakar dan Umar, dan yang dikemukakan oleh Ahmad bin Hanbal dengan menyebut nama Sufyan.

    5. Hal tersebut telah berkembang sedemikian rupa, sehingga banyak terjadi pada kebanyakan manusia penyembahan terhadap orang-orang shaleh, yang dianggapnya sebagai amal yang paling utama, dan dipercayainya sebagai wali [yang dapat mendatangkan suatu manfa’at atau bencana], serta penyembahan terhadap orangorang alim melalui ilmu pengetahuan dan fiqh [dengan diikuti apa saja yang dikatakan, baik sesuai dengan firman Allah dan sabda Rasul-Nya atau tidak]. Kemudian hal ini berkembang lebih parah lagi, dengan adanya penyembahan terhadap orang-orang yang tidak shaleh, dan terhadap orang-orang bodoh yang tidak berilmu [dengan diikuti pendapat-pendapatnya, bahkan bid’ah dan syirik yang mereka lakukan juga diikuti].




CATATAN KAKI :

    [92]. Ayat ini mengandung suatu peringatan supaya kita jangan sampai menyalahi Kitab dan Sunnah.

    [93]. Ayat dalam surat At Taubah ini menunjukkan bahwa barangsiapa mentaati seseorang dengan menyalahi hukum yang telah ditetapkan Allah berarti telah mengangkatnya sebagai tuhan selain Allah.

Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam