65. Larangan Menjadikan Allah Sebagai Perantara Kepada Makhluknya



📚 Kitab Tauhid



Diriwayatkan dari Jubair bin Muth’im ra bahwa ada seorang badui datang kepada Rasulullah saw dengan mengatakan: “Ya Rasulullah, orang-orang pada kehabisan tenaga, anak istri kelaparan, dan harta benda pada musnah,maka mintalah siraman hujan untuk kami kapada Rabbmu, sungguh kami menjadikan Allah sebagai perantara kepadamu, dan kami menjadikanmu sebagai perantara kepada Allah”. Maka Nabi bersabda: “Maha suci Allah, maha suci Allah” –beliau masih terus bertasbih sampai nampak pada wajah para sahabat (perasaan takut akankemarahan beliau), kemudian beliau bersabda: “Kasihanilah dirimu, tahukah kalian siapa Allah itu? Sungguh kedudukan Allah swt itu jauh lebih Agung dari pada yang demikian itu, sesungguhnya tidak dibenarkan Allah dijadikan sebagai perantara kepada siapapun dari makhluk-Nya.”(HR. Abu Daud).

Kandungan bab ini:

    1. Rasulullah saw mengingkari seseorang yang mengatakan:“Kami menjadikan Allah sebagai perantara kepadamu.”

    2. Rasulullah saw marah sekali ketika mendengar ucapan ini, dan bertasbih berkali-kali, sehingga para sahabat merasa takut.

    3. Rasulullah saw tidak mengingkari ucapan badui “kami menjadikanmu sebagai perantara kepada Allah”.

    4. Penjelasan tentang makna sabda Rasul “Subhanallah” [yang artinya: Maha Suci Allah].

    5. Kaum muslimin menjadikan Rasulullah sebagai perantara [pada masa hidupnya] untuk memohon [kepada Allah swt] siraman hujan.

Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam