Bagian Kedelapan (8)



📚 Buku 40 Cara Menyelesaikan Masalah




📚 36. Mendatangi Konsultan Yang Bisa Di Percaya


Pada zaman sekarang ini banyak sekali bermunculan kantor atau pusat-pusat konsultasi, lebih khusus lagi yang berkaitan dengan urusan rumah tangga, dan bagaimana cara menyelesaikan perselisihan dan perbedaan yang ada antara keduanya.

Demikian juga ada kosultan yang menangani bagaimana cara mendidik anak. Dan yang paling bagus cara mendidik mereka dan di antara pusat pelayanan kosultasi tersebut adalah yang berada di bawah yayasan sosial, seperti proyek Syaikh Abdul Aziz untuk membantu remaja menikah. Di antaranya juga ada berdiri sendiri atau berhubungan dengan yayasan yang lain. Mungkin dengan mendatangi tempat-tempat seperti itu ada ide dan gagasan yang bagus dan berguna.

📚 37. Meminta Pendapat Pada Orang Lain


Jika seseorang terkena masalah dari permasalahan dunia, maka dirinya membutuhkan cara untuk bisa menyelesaikan dan lepas dari masalah tersebut dengan meminta bantuan orang yang mempunyai pemikiran yang bagus dan jernih, untuk membantu menyelesaikan masalahnya, tentunya setelah meminta pertolongan terlebih dahulu kepada Allah Azza wa jalla. Namun di sini muncul sebuah pertanyaan yang sangat penting dalam kasus yang semacam ini, pada siapa kita seharusnya meminta pendapat? Kepada siapa kita tuangkan segala unek-unek dan keluh kesah kita?

Berkata Umar bin Khattab semoga Allah meridhoinya: "Jangan membicarakan (masalahmu) pada orang yang tidak bisa membantumu, kenali musuhmu, hati-hati pada temanmu kecuali orang yang bisa di percaya, dan tidak ada yang bisa di percaya melainkan orang yang takut kepada Allah Azza wa jalla, jangan (coba-coba) berjalan bersama orang fajir karena dia akan mengajari kamu bagaimana berbuat fajir. Jangan sebarkan rahasia pribadimu dan jangan mengajak bermusyawarah pada perkaramu melainkan orang-orang yang takut kepada Allah Azza wa jalla".

Siapa yang mau memperhatikan keadaan para konsultan pada zaman ini maka dia akan terheran-heran, karena di antara mereka ada yang memang tidak berpengalaman dalam masalah ini. Ada lagi yang lain yang tidak mempunyai ilmu dan paham dengan ilmu syar'i, yang bisa menunjuki pekerjaannya, yang lain lagi ada konsultan di kalangan perempuan, (yang) di dapati ketika ada orang yang berkonsultasi dengannya maka dia dengan terburu-burunya memberi keputusan dengan menganjurkan supaya meninggalkan suaminya, sambil panjang lebar menjelaskan bahwa tidak ada faidahnya tinggal bersamanya lagi, kemudian sang wanita yang berkonsultasi tersebut setelah selesai berbicara dengannya, langsung menemui suaminya dan minta cerai darinya. Dia biarkan wanita malang tersebut merasakan pahitnya akibat dari anjuran sang konsultan tersebut dengan perceraian dan perpisahan bersama suaminya. Bahkan di sana ada orang yang setelah berkonsultasi pada mereka itu pulangnya membawa iri dan dengki yang membara di dalam hatinya.

Adapun usalan yang pertama hendaknya berkonsultasi kepada orang-orang yang jauh hubungan darinya, sehingga bisa menjaga rahasia dan permasalahanya, jauh untuk menyebarkan luaskan.

Sedangkan usulan yang lain bahwa orang yang sebaiknya di ajak untuk berkonsultasi hendaknya mereka para ulama dan orang sholeh, karena akan terjaga rahasianya dan tidak di sebarkan ke seorang pun, karena melihat begitu banyaknya orang yang datang kepada para ulama dan para syaikh, sedangkan yang lain karena mereka adalah orang-orang yang sholeh dan wara' yang akan menunjukan kepadamu untuk menyelesaikan masalah dengan ilmu dan cahaya dengan izin Allah Ta'ala. Dan tidak mengapa kalau sekiranya kamu lebih banyak lagi berhubungan atau berkonsultasi dengan para penuntut ilmu yang mumpuni, karena melepas problem bukan seperti meminta fatwa.

Karena sudah menjadi kebiasaan bahwa yang namanya sebuah problem, biasanya harus panjang lebar menjelaskan duduk permasalahanya, maka saya anjurkan supaya menghubungi para penuntut ilmu terlebih dahulu sebelum para masyayaikh besar, dikarenakan sempitnya waktu yang mereka miliki dan kesibukan yang mereka hadapi dengan urusan memberi fatwa. Bersamaan dengan itu juga dirinya harus teliti di dalam memilih pendapat secara adil yaitu dengan membandingkan pendapat yang lain secara imbang sehingga penyelesaianya bisa lebih positif hasilnya.

📚 38. Kerjakan Sholat Istikharoh


Setelah engkau mendengar dan mempunyai beberapa solusi yang ingin engkau pilih, yang melekat di dalam hati, maka setelah berkonsultasi pada orang yang kamu anggap mampu dan mendengar pendapat dan anjurannya untuk menyelesaikan masalah yang sedang kamu hadapi, maka lakukanlah sholat istikharoh yang telah di ajarkan oleh Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam kepada kita sebagaimana telah shahih dalam sebuah hadits. Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kalau salah seorang di antara kalian hendak melakukan sesuatu hal, hendaknya ia melaksanakan sholat dua rakaat selain sholat wajib, kemudian berdoa:

"Ya Allah, aku memohon pilihan kepadaMu dengan ilmuMu, aku memohon kemampuan kepadaMu dengan kekuasaanMu, dan aku memohon kepadaMu keutamaanMu yang agung. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui sementara aku tidak mengetahui. Karena Engkau Maha Mengetahui hal-hal yang ghaib. Ya Allah, bila Engkau mengetahui bahwa perkara ini (sebutkan apa yang menjadi persoalannya) lebih baik dalam agamaku, hidupku dan akhir urusanku, maka takdirkanlah hal itu bagiku dan mudahkanlah aku untuk mendapatkanya, kemudian berkatilah aku dalam hal tersebut. Dan apabila Engkau mengetahui bahwa perkara ini tidak baik, dalam agamaku, hidupku dan akhir urusanku, maka jauhkanlah perkara tersebut dariku dan hindarkanlah diriku darinya, lalu takdirkanlah yang baik buat diriku bagaimanapun adanya, kemudian buatlah aku ridha dengannya, tidak ada daya dan kekuatan melainkan dari Allah". (HR Thabrani dari Ibnu Umar).

📚 39. Semuanya Memerlukan Waktu


Waktu adalah bagian dari solusi (sebuah masalah) bahkan bisa jadi waktu adalah solusi yang (akan mengobati masalah), yang berjalan dengan sendirinya bersama berlalunya hari demi hari, dan malam yang tiada henti, orang yang di tinggal meninggal sudah lupa akan musibahnya, perempuan yang di cerai telah menikah kembali anaknya yang kecilpun sudah mulai tumbuh besar, dan ibunya pun telah melupakan anaknya yang telah di susui. Dan Allah lah tempat meminta pertolongan.

Biarkanlah hari berlalu, carilah amal sholeh yang bisa mendekatkan dirimu sedekat-dekatnya kepada Allah Subhanahuwa ta'ala, hari akan datang silih berganti mengambil bagiannya. Dan nafas kita ini akan berhenti pada ketentuanNya, kemudian datanglah penghancur segala kenikmatan membawa hati yang berduka, dan akal yang telah lelah untuk berpikir, kemudian setelah itu tinggal pembalasan dan perhitungan di hadapan Allah Ta'ala. Innaa lillahi wa inaa ilaihi raji'un.

📚 40. Menyerahkan Semua Urusannya Kepada Allah Ta'ala


Seorang manusia seberapa pun sedih dan merananya di dunia ini, tidak ada yang lain kecuai sesuatu yang telah di takdirkan baginya oleh Allah Azza wa jalla, maka jika dia telah berusaha dengan segala kemampuannya, meminta nasehat kesana kemari pada orang yang dia percayai, sholat istikharoh juga sudah di kerjakan, namun semua perkaranya berada di tangan Allah Azza wa jalla, yang mengatur segala urusan makhlukNya sesuai dengan apa yang di kehendakiNya. Oleh karena itu selalu berbaik sangkalah pada hukum dan ketentuan Allah Azza wa jalla, terlebih jika dirimu telah berusaha sekuat tenaga. Memujilah kepada Allah Ta'ala yang telah memberi takdir pada setiap perkara, dan wajib bagimu merasa bahagia dan senang karena dirimu bisa kembali untuk berpegang pada tiang yang kokoh dan pada Rabb yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Lihatlah keadaan Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam ketika dirinya merasa sedih sekali tatkala di tolak oleh kaumnya setelah usaha dan kemampuan yang beliau korbankan untuk mendakwahi mereka, maka Allah Azza wa jalla berfirman kepada beliau, dengan firmanNya:

"Maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan (yang kamu rasakan) terhadap mereka". (QS Faathir: 8).

Penutup


Saudaraku, jika rasa sakit dan kesedihan menerpa dirimu di sebabkan sebuah musibah, dan segala usaha telah engkau tempuh, namun kegelapan menutup jalannmu, sadarilah bahwa itu termasuk kejadian dunia yang telah di takdirkan. Oleh karena itu dirimu harus tunduk dan merasa ridho dengan apa yang telah di tentukan dan di takdirkan oleh Allah Azza wa jalla, , karena ridho dengan qadha dan takdir Allah Azza wa jalla itulah kedudukan yang utama. Allah Ta'ala berfirman:

"Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung kami". (QS at-Taubah: 51).

Kemudian tingkatan yang kedua adalah sabar dengan musibah yang menimpa, dan tingkatan sabar ini bagi orang yang tidak mampu untuk ridho dengan qadha Allah Ta'ala, karena rasa ridha adalah sesuatu yang di anjurkan sedang sabar adalah suatu kewajiban bagi seorang mukmin kokoh.

Ketahuilah bahwasanya ketika dirimu ditimpa suatu musibah yang tidak engkau senangi, maka pahamilah bahwa yang telah mentakdirkan (adanya musibah) adalah Allah Dzat yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui, Dzat yang berbuat sesuai dengan yang di kehendaki dan menghukumi apa yang di inginkan. Begitu juga bahwasanya Allah Ta'ala telah memberi rahmatNya yang bermacam-macam kepada hambaNya tanpa pamrih, kemudian setelah itu Allah Ta'ala memberi rahmat dan taufikNya kepada hambaNya untuk bisa bersyukur, merahmatinya dan memberinya ujian, kemudian setelah itu memberi rahmat dan taufikNya untuk bisa bersabar, maka keridhoan kepada Allah Ta'ala di dahulukan atas segala yang telah kita rencanakan, karena manusia merencanakan tetapi Allahlah yang menentukan, Allah Ta'ala juga menyayangi dengan menjadikan adanya musibah tersebut sebagai penghapus dosa dan kesalahannya serta menambah kebaikan dan mengangkat derajatnya.

Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam