Bagian Kedua (2)



📚 Buku 40 Cara Menyelesaikan Masalah




📚 6. Jadikan Sesuai Dengan Porsinya Dan Tidak Membesar-besarkan Masalah


Sebagian orang jika di timpa sebuah permasalahan, atau musibah merasa dunia seperti mau runtuh dan menjadi gelap gulita sambil menyangka bahwa dunia telah berakhir, namun perlu di ingat terkadang ada suatu perkara yang di benci oleh seorang manusia tapi ternyata Allah Ta'ala menjadikan itu adalah kebaikan yang banyak baginya, lihatlah firman Allah Ta'ala ini:

"Boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia amat baik bagimu..". QS al-Baqarah: 216.

Saya masih ingat, kisah seorang pemuda dari Mesir ketika dia sedang di wawancarai, yang mana telah terjadi huru hara, pembunuhan dan fitnah yang sangat besar di kota mereka, dia mengatakan: "Sungguh Allah telah memberi kasih sayangNya yang besar kepada saya, mana kala saya di penjara sebelum kejadian huru hara tersebut beberapa hari sebelum kejadiannya, kemudian saya di bebaskan selang beberapa minggu dari kejadian itu dengan keadaan selamat dan sehat, namun ketika saya keluar saya mendapati teman-teman saya dalam keadaan yang sangat mengenaskan, ada yang mati, ada lagi yang tertangkap dan di jebloskan kepenjara dengan masa tahanan yang sangat panjang, yang lain lagi badanya di rantai, kemudian yang lain…. Dia mengucapkan syukur dan memuji Allah Subhanahu wa ta'ala ketika tahu bahwa penjara itu lebih baik bagi dirinya dari pada yang terjadi pada teman-temanya yang lain, kalau sekiranya saya bersama mereka tentu kejadianya lain.

Dikisahkan dari Suraih bahwasanya beliau pernah mengatakan: "Sungguh saya pernah ditimpa sebuah musibah, maka saya mengucapkan rasa syukur dan memuji kepada Allah Ta'ala atas musibah tersebut sebanyak empat kali, yang mana musibah tersebut tidak lebih besar dari yang saya alami, dan mana kala Allah memberi saya nikmat untuk bisa sabar dengan musibah tersebut, dan ketika Allah memberi saya taufik untuk bisa mengucapkan kalimat istirjaa' dengan harapan saya bisa mengambil pahalanya nanti, dan yang terakhir mana kala musibah tersebut bukan terjadi pada agamaku".

📚 7. Mencari Solusinya Dengan Cara Yang Baik


Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, diriwayatkan.

Datang seorang sahabat kepada Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam dan mengatakan kepada beliau, "Ya Rasulallah berilah aku wasiat". Beliau berkata: "Jangan marah". Orang tersebut masih mengulang-ulang terus, lantas Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bukanlah orang yang kuat itu (yang menang) dalam gulat, tetapi orang yang kuat (adalah) orang yang mampu menguasai dirinya ketika sedang marah". Mutafaqun 'alahi.

Kemarahan biasanya itu menutupi cara berpikir yang sehat dan mengarahkan pada cara berpikir yang bengkok dan menyimpang, yang bilamana keduanya ada maka dia akan menguasai sikap sentimental. Oleh karena itu di anjurkan supaya tenang (ketika sedang marah), dan menahan dengan cara yang baik tanpa terpancing emosi dengan situasi yang sedang terjadi, betapa banyak kita bisa mencontoh pada wanita yang berakal, di dalam menghadapi kemarahan suaminya, yang mana dia menghadapinya dengan cara yang baik dan tenang (tidak terpancing ikut emosi), maka tidak lama kemudian suaminya pun kembali lagi kedalam pangkuannya.

Dan manusia banyak yang telah mencoba cara yang satu ini, oleh karena itu tidak salah kalau Allah Subahanahu wa ta'ala menyuruh Nabi yang mulia, seperti dalam firmanNya:

"Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, jika ada orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia". QS Fushilat: 34.

Sebagian orang ada yang menggunakan cara yang bagus dalam menghadapi masalah seperti ini, ada orang yang takut bilamana sampai terjadi permusuhan dengan teman kerja sekantornya, atau juga dengan keluarga atau saudaranya, dia memilih untuk berbuat baik kepada mereka sebelumnya, dengan cara memberi hadiyah padanya, berkata dengan lemah lembut ketika sedang berbicara bersama mereka untuk mencegah sikap buruk dari mereka, dan sebelum sampai berubah permusuhan menjadi pertengkaran secara fisik, seperti misalkan, seorang pimpinan yang berlaku lembut pada anak buahnya, atau seorang suami pada istrinya, atau yang lainnya. Dan solusi seperti ini nyata dan banyak memberi manfaat di dalam meminimalisir permusuhan dan pertengkaran.

📚 8. Seseorang Melihat Seberapa Jauh Problem Yang Sedang Di Hadapinya Sampai Dia Bisa Melihat Kalau Itu Bukan Sesungguhnya


Problematika kehidupan itu beragam dan bertingkat- tingkat adanya, demikian pula hati manusia juga beragam dan bertingkat-tingkat, ada yang kuat menanggung beban, ada yang bisa sabar dan ada lagi yang tabah. Terkadang dirimu mempunyai masalah namun orang lain lepas dari masalah, oleh karena itu supaya bisa untuk berpikir dan melihat dengan jelas sebuah masalah, seseorang melihat jauh kedepan sampai batas akhir musibah tersebut, dan melihat bahaya apa yang paling berat dari dampak musibah itu, jika seorang istri di cerai oleh suaminya maka Allah Azza wa jalla telah memberi rizki baginya lebih baik dari yang pertama, jika di tinggal meninggal oleh bapak atau ibunya, maka sesungguhnya ini adalah ladang beramal untuk akhirat, hendaknya dia merasa bahagia dan memuji Allah Ta'ala karena walau pun telat namun masih di beri tahu masalah sebenarnya, demikian seterusnya setiap masalah di beri porsi yang sesungguhnya jangan sampai membesar-besarkanya, seolah-olah kalau seseorang itu di timpa sebuah musibah atau masalah dunia seperti kiamat yang sudah tidak ada jalan keluar lagi kecuali tinggal menunggu kehancuranya.

Kalau sekiranya orang yang mempunyai masalah tersebut melihat pada problematikanya serta kejadian-kejadian yang lewat pada dirinya pada masa lalu, bagaimana sampai bisa keluar dan selsai dari masalah tersebut? Tentu ia akan mengetahui bahwa hari itu selalu datang silih berganti, dan dia akan lupa dengan segala musibah yang pernah menimpanya seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa.

📚 9. Banyak Beristighfar


Mengadu kepada Allah Azza wa jalla dan meminta pertolongan serta taufikNya adalah merupakan sebab terbesar dari sebab-sebab yang ada untuk bisa melapangkan hati yang sempit dan keluar dari sebuah perkara, dan termasuk dari faidah sebuah musibah yang menimpa seseorang, yang sedang di uji oleh Allah Azza wa jalla yaitu salah satunya menjadi terpukul sehingga mau kembali kepada Rabbnya, berdo'a kepadaNya dan bersimpuh di hadapanNya. Dan di antara bentuk kembali kepada Allah Subhanahu wa ta'ala adalah banyak beristighfar. Di mana Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:

"Barangsiapa yang banyak mengucapkan istighfar, maka Allah Azza wa jalla menjadikan baginya setiap kesedihan jalan keluar, setiap kesempitan di bukakan pintu keluarnya, dan di beri rizki dari arah yang tidak di sangka-sangka". HR Abu Dawud.

Termasuk bagian dari nikmat Allah Ta'ala pada kita semua adalah memudahkan bagi kita untuk menggerakan lisan kita dengan sangat mudahnya di banding dengan anggota badan lainnya, tidak ada kesulitan yang berarti bagi kita untuk menggerakan lidah untuk mengucapkan kalimat istighfar.

📚 10. Berdo'a Dengan Do'a-do'a Yang Shahih Dari Nabi Shalallahu 'alaihi Wa Sallam


Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada kita (umatnya) tatkala turun sebuah musibah atau terkena sebuah masalah do'a-do'a untuk menghilangkan kesedihan dan kegelisahan yang ada, adalah beliau jika tertimpa sebuah kesulitan apa pun jenis, beliau mengucapkan:

"Wahai Dzat yang Maha Hidup lagi berdiri sendiri, dengan kasih sayangMu saya memohon pertolonganMu".

Di dalam sebuah hadits shahih yang lainnya, adalah beliau jika turun padanya kesukaran dan kesedihan, beliau mengucapkan:

" Wahai Dzat yang Maha Hidup lagi berdiri sendiri, dengan kasih sayangMu saya memohon pertolonganMu, Allah Rabbku, yang aku tidak menyekutukan denganNya". Shahuhul Jami' no: 4791.

Dalam sebuah do'a menghilangkan kesedihan dan kesulitan, di sebutkan dalam sebuah hadits yang agung ini:

"Ya Allah, sesungguhnya aku ini adalah hambaMu, anak dari hambaMu (laki-laki), anak dari hambaMu (perempuan), ubun- ubunku berada di tanganMu, mengikuti keputusan takdirMu dan berjalan sesuai dengan ketetapanMu. Aku memohon kepadaMu dengan setiap nama yang menjadi milikMu, nama yang Engkau lekatkan sendiri untuk diriMu, atau yang Engkau sebutkan dalam kitabMu, atau yang Engkau ajarkan kepada salah seorang di antara hambaMu (Nabi), atau yang Engkau sembunyikan di alam keghaibanMu, hendaknya Engkau menjadikan al-Qur'an ini sebagai penyejuk hatiku, cahaya dalam dadaku, penghilang kesedihanku dan penolak rasa gundahku". HR Ahmad

Dalam sebuah hadits di sebutkan do'a untuk membayar hutang. Sebagaimana yang shahih dari Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam:

"Ya Allah cukupkan saya dengan rizkiMu yang halal dari yang haram, berilah saya kekayaan dengan karuniaMu, yang tidak ada selain dariMu". HR Tirmidzi.

Dalam hadits yang lain beliau berdo'a:

"Ya Allah saya berlindung denganMu dari kesulitan dan kesedihan, dari ketidak mampuan dan kemalasan, dari sikap bakhil dan pengecut, dari terlilit hutang dan di kuasai orang lain". HR Muslim no: 1729.

Dan do'a ketika di timpa sebuah kesusahan apa pun bentuknya:

"Ya Allah tidak ada kemudahan, melainkan yang Engkau jadikan mudah. Dan Engkau jadikan kesedihan menjadi mudah jika Engkau kehendaki". HR Abu Dawud.

Dan do'a sangat bermanfaat untuk menghilangkan sebuah musibah baik sebelum turunya bencana tersebut mau pun sesudah turunya, hal itu sebagaimana di jelaskan dalam sebuah hadits shahih dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda:

"Tidak ada yang mampu menolak takdir kecuali do'a". Shahihul jami' no: 7564.

Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam