Bagian Keenam (6)



📚 Buku 40 Cara Menyelesaikan Masalah




📚 26. Memperhatikan Nikmat-nikmat Allah Azza Wa Jalla Yang Lainnya


Termasuk sebab terbesar untuk meringankan musibah yang menimpa, yaitu seseorang merasakan nikmat-nikmat Allah Azza wa jalla yang telah di berikan kepadanya, ada nikmat hidup, di mana dirinya masih bisa sholat, beristighfar dan berpuasa. Ada lagi nikmat kedua kaki yang bisa ia gunakan untuk berjalan tanpa harus menggunkan kursi roda. Ada lagi nikmat yang lain yaitu di beri dua tangan, dua mata dan nikmat-nikmat yang lainnya, di banding dengan orang yang mengalami lumpuh mau pun buta, begitu seterusnya.

Berkata sebagian ulama salaf: "Mengingat nikmat-nikmat Allah akan melahirkan kecintaan kepada Allah Ta'ala". Ketika ada seseorang melihat di tangan Muhammad bin Waasi' bisul yang bernanah maka dirinya kaget terperanjat, lalu Muhammad bin Waasi' berkata padanya: "Alhamdulillah (saya masih bersyukur) yang mana Allah Ta'ala tidak menjadikan (penyakit ini) di lidahku, tidak juga di ujung kedua mataku ini".

Ada seorang laki-laki yang datang kepada Yunus bin Abid mengadu padanya keadaan dirinya yang selalu saja susah mencari penghidupan, berharap dirinya mendapat bantuan atau saran dari beliau, Yunus bin Abid mengatakan: "Maukah kedua matamu itu saya ganti dengan seratus ribu dirham? Dia cepat menjawab: "Tentu tidak, ya Syaikh? Beliau bertanya lagi: "kalau begitu kedua telingamu? Lidahmu? Akal pikiranmu? Dia pun tetap tegas menjawab: "Tentu tidak mau". Lantas beliau menyebut beberapa nikmat Allah Ta'ala lainya yang telah di berikan padanya, kemudian Yunus bin Abid berkata padanya: "Sekarang kamu mempunyai puluhan ribu juta dan kamu masih saja mengeluh masih kekurangan?!

Sesungguhnya seseorang jika selalu mengingat nikmat-nikmat Allah Azza wa jalla yang telah di berikan padanya, mana kala dirinya sedang di rundung musibah, maka perkaranya akan menjadi ringan, musibah pun terasa enteng di pikul di atas pundaknya, sehingga pada akhirnya menjadikan dirinya bersyukur kepada Allah Ta'ala dan terasa ringan beban musibah yang di alaminya.

📚 27. Ketika Mengambil Keputusan, Timbang Baik Buruknya Secara Matang


Yaitu dengan cara menggabungkan semua hasil dari sisi negatif dan postifnya, dengan menjadikan pada setiap solusi ada sisi posotifnya dan sisi negatifnya lalu di tulis di atas kertas, dengan membuat skema menjadi seratus persen antara sisi positif dan negatifnya. Kemudian setelah itu menimbang angka nominal yang di dapat dengan berusaha sebisa mungkin untuk mengurangi sisi negatifnya karena terkadang dampak yang akan di dapat adalah untuk masa depannya. Sehingga kita bisa keluar dari masalah tersebut dengan solusi yang tepat dengan hasil dan dampak posotif yang sesuai.

Dan gambaran untuk lebih mudahnya, di sini saya buat perumpamaan masalah yang terjadi dalam rumah tangga, ketika seorang perempuan terjadi masalah antara dirinya dengan suaminya, maka di sini bisa keluar dari masalah tersebut dengan beberapa solusi yang ada:

Cara pertama: Memilih untuk keluar dari rumahnya menuju rumah orang tuanya. Sisi positifnya misalkan tujuh puluh sedangkan sisi negatifnya tiga puluh.

Cara kedua: Mengasih tahu mertuanya, misalkan atau imam masjid tentang kejadiannya melalui suaminya. Dalam solusi ini misalkan sisi positifnya lima pula, sisi negatifnya juga lima puluh.

Cara ketiga: Memilih untuk bersabar dan berusaha untuk mencari solusi yang lainya. Misalkan sisi positifnya delapan puluh dan sisi negatifnya dua puluh.

Pada kasus seperti di atas, dengan di buat skema seperti tadi maka akan menjadi jelas, dan yang paling sedikit membawa madharat untuk melepas masalah tersebut adalah solusi yang terakhir, karena dampak negatifnya paling sedikit. Maka dengan itu dia memutuskan untuk mengambil cara tersebut.

📚 28. Memasukan Orang Ketiga Untuk Di Mintai Pendapatnya


Sebagian kejadian atau masalah terkadang di butuhkan masuknya orang ketiga yang tepat untuk bisa mengatasi masalah tersebut, seperti contoh misalnya seorang perempuan yang mempunyai suami yang tidak mau sholat di masjid bersama jama'ah, termasuk salah satu solusi yang paling sesuai pada kasus besar yang semacam ini adalah memasukan orang ketiga yang tidak lain yaitu imam masjid, untuk bisa menyelesaikan masalah suaminya yang tidak mau sholat di masjid, yaitu dengan mengundang imam masjid datang kerumahnya dan bertamu pada suaminya dengan pembicaraan ringan yang berkaitan dengan masalah sholat. Sedangkan dalam masalah yang lain, seperti dalam mendidik anak, maka bisa memasukan orang ketiga dari pihak saudara dekat maupun guru sekolahnya, demikian seterusnya.

Dan perlu di ingat di sini, bahwa ketika sudah memasukan orang ketiga maka masukan dia pada pokok masalahnya, dengan membicarakan bersama mereka pada akar masalahnya saja, dengan artian jangan sampai pembicaraanya melampaui batas sehingga masuk pada perkara lain atau masuk pada permasalahan yang sudah usang, begitu seterusnya. Namun membicarakan hal- hal yang positif sehingga bisa sebagai pintu masuk yang berada ditengah-tengah solusi.

📚 29. Berusaha Mencari Sebab Munculnya Masalah


Biasanya sebuah masalah itu tidak datang begitu saja secara tiba-tiba namun pasti ada penyebab yang muncul sebelumnya sampai terjadi masalahnya. Dari sisi pendidikan misalkan, tidak mungkin seorang anak remaja baik putra maupun putri bisa tiba-tiba menyeleweng pada pergaulan yang tidak benar dalam sehari semalam, namun pasti di sertai adanya tahapan sampai pada tingkah laku yang seperti itu baik tahapannya itu panjang maupun pendek, di tambah lagi dengan adanya alat atau penyebab yang menjadikan remaja itu menjadi menyeleweng, sepert teman yang buruk misalkan, atau saluran televisi, atau bisa juga telepon atau hp, dan lain sebagainya. Oleh karena itu termasuk sarana untuk mengatasi sebuah masalah adalah mengetahui pangkal akar masalahnya, dan mengatasinya dengan cara yang sempurna bukan sedikit demi sedikit atau bertahap dengan waktu saja, terkadang mengatasinya itu bisa memanjang sesuai dengan gerak langkahnya dan sesuai dengan solusi yang di pilihnya serta membekas atau tidaknya hal tersebut, demikian juga sesuai dengan kepribadian anak yang menyeleweng tersebut, dan sebab-sebab yang lainya.

📚 30. Menjaga Lisan


Sebagian masalah muncul dan yang menjadi bahan bakarnya adalah lisan, terkadang menyampaikan ucapan seseorang pada pihak lain, sedangkan perkaranya pada aslinya mudah namun hal itu menjadi penyebab munculnya sebuah masalah. Oleh karena itu gambaran tentang lidah yang harus di jauhi oleh seorang muslim ada pada beberapa perkara seperti ghibah (menggunjing), mengadu domba, bohong, dusta, mengolok-olok, mencibir, menghujat, mencela dan melaknat, ini harus di tinggalkan oleh seorang muslim, lantas bagaimana kalau seandainya hal itu menjadi penyebab munculnya sebuah masalah, dan dada terasa bergemuruh (mendengar ucapan yang dikatakannya)? Tidak mengapa sebetulnya bagimu namun terkadang orang lain terkena penyakit seperti di atas lalu keluar begitu saja tanpa bersalah dari lidahnya, maka yang terbaik bagi dirimu jangan terpancing dan jangan di gubris, bertawakallah kepada Allah Ta'ala dan memohon supaya di selamatkan dari keburukan lidahnya dan di jauhkan dari kejelekannya.

Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam