39. Tidak Mengetahui Dakwah
📚 Terjemah Kitab At-thariq Ilal Quluub (Perjalanan Ke Hati)
Ketidaktahuan segolongan manusia terhadap dakwah bukan bererti Islam
tidak ada di tengah-tengah umat manusia tersebut. Oleh kerana itu, para
da'i —menang-gapi masalah ketidaktahuan segolongan manusia terhadap
dakwah— hendaknya dapat memaklumi. Dalam hal ini, Rasulullah saw. pernah
berdoa, "Ya
Allah, tunjukilah kaumku! Sesungguhnya mereka itu tidak mengetahui!"
Bila seorang da'i memahami hal ini, ia akan bersikap lembut, senantiasa
berwasiat tentang kebenaran dan kesabaran, serta memiliki "nafas panjang".
Seorang da'i harus memahami situasi dan kondisi seseorang, sebelum ia
mendapat taufiq dan hidayah Allah menuju keimanan.
"Begitu jugalah keadaan
kalian dahulu, lalu Allah meng-anugerahkan nikmat-Nya atas kalian, maka
telitilah."
(An-Nisa': 94)
Hidayah dan taufiq itu merupakan anugerah Allah. Allah berfirman,
"Mereka merasa telah
memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah, 'Janganlah
kalian merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislaman kalian,
sebenarnya Allah Dialah yang melimpahkan nikmat kepada kalian dengan
menunjuki kalian kepada keimanan, jika kalian adalah orang-orang yang
benar.'"
(Al- Hujurat: 17)
Ketika Anda berusaha mengubah seseorang dan pemikiran lama menuju
pemikiran baru, Anda harus menyadari bahawa pemikiran itu benar-benar
baru baginya. Ertinya, ia belum mengenalnya. Seseorang yang belum
mengenal sesuatu, akan menolaknya. Betapa banyak kalangan sahabat, —ketika
mereka belum masuk Islam— memusuhi Rasulullah saw. tetapi ketika mereka
mendapat hidayah Allah, mereka menjadi pendukungnya, bahkan berjuang dan
berperang bersama beliau.
Oleh sebab itu, bila seorang da'i memahami bahawa sesungguhnya dirinya
adalah pelaku
ishlah
(perbaikan), —seorang doktor dan seorang guru— maka pastilah ia akan
mengubah metode dakwah terhadap orang-orang awam. Dengannya, dakwah akan
masuk ke dalam relung hati dan akal yang paling dalam hingga mampu
mengubah hati (perasaan) dan pikiran itu secara total.
Ustaz Hasan Al-Banna pernah menyatakan, "Jika di hadapanmu ada sejumput
gula pasir dan sejumput garam, bagaimana Anda dapat membedakannya? Saya
akan mengatakan, 'Saya harus mencicipi keduanya, kare-na dengan
mencicipinya kita dapat membedakannya.'"
Agar manusia mengetahui dakwah, mereka harus merasakan pahit-manisnya
dan daya tariknya. Tanpa merasakan ltu terlebih dahulu, mereka patut
dimaklumi atau dimaafkan, sampai kita telah mendatangi dan menawarkannya
kepada mereka.
Barangsiapa mencicipi
kenikmatan ishlah Ia pasti mengetahuinya
Barangsiapa
mengetahuinya ia akan bangkit Menyerahkan nyawa sebagai tebusan
Berapa banyak kaum muslimin yang tak mengenal dakwah, bahkan membenci
para da'i dan memerangi Islam dengan berbagai macam metode yang tak
pernah terlintas di benak setan sekahpun. (Ungkapan Hasan Al-Banna dalam
Majmu'ah Rosail)
Saat ini, semua kebohongan dan rekayasa itu tercer-min di berbagai mass
media seluruh penjuru dunia. Para da'i dilarang secara hukum untuk
berbicara di tengah hiruk-pikuk yang bergaung. Namun walaupun dike-pung
konspirasi dunia yang zhalim untuk menghancur-kan Islam dan pemeluknya,
alhamdulillah
kita masih memiliki kekuatan iman yang melingkupi segala segi, dan
tentunya tetap optimis terhadap pertolongan Allah.
"(Yaitu) orang-orang
(yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orangorang yang
mengatakan, 'Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk
menyerang kalian, kerana itu takutlah kepada mereka'. Makaperkataan itu
menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, 'Cukuplah Allah menjadi
Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.'"
(Ali-Imran: 173)
Di antara kata-kata pernyataan As-Syahid Hasan Al-Banna, "Kita akan
menang dengan cara yang sangat sederhana. Sekali pun dunia akan
menyaksikan apa yang belum disaksikan sebelumnya." Pernyaatan ini
ber-peran penting dalam membangkitkan semangat, kekuatan, dan kehidupan.
Kami pun terguncang. Bagaimana kita dapat menang dengan cara yang paling
sederhana, padahal kita bahkan tidak memilikinya?
Bagaimana mungkin Uni Sovyet dapat runtuh, padahal memiliki ratusan
senjata nuklir? Itulah! Senjata-senjata itu tidak dapat berbuat apa-apa!
Bukankah ini sebuah realiti yang terang dan jelas. Kemenangan itu hanya
dari Allah, akan diarahkan menurut kehendak-Nya. Tidak ada urusan
bagi-Nya kecuali bagaikan sekejap mata atau mendekatinya. Bila Allah
mengatakan kepada sesuatu,
"Jadilah kamu!"
niscaya akan terjadi. Allah berfirman,
"(Al-Qur'an) ini
adalahpenjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka
diberiperingatan dengannya, dan supaya mereka mengetahui bahawasanya Dia
adalah Tuhan YangMaha Esa dan agar orang-orang yang berakal
mengambilpelajaran!"
(Ibrahim: 52)
Sesungguhnya, misi seorang da'i di tengah kegelapan adalah menyalakan
lilin, menuntun si buta, memperde-ngarkan yang tuli, mengemban beban,
memberi makan yang lapar,
tawadhu',
dan kasih sayang kepada sesama muslim.
Bagikan ini :
Comments
Post a Comment
Silakan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan