63. Dakwah Fardiyah adalah Pangkal dari Dakwah Jama'iyah
📚 Terjemah Kitab At-thariq Ilal Quluub (Perjalanan Ke Hati)
Dakwah jama'iyah (kolektif) mengandalkan ceramah, semangat, dan
kemampuan menggugah perasaan. Sedangkan dakwah fardiyah (individu)
memiliki karak-teristik, cara, dan tahapan-tahapannya sendiri. Ia adalah
tahap kedua dari proses interpretasi, penjelasan, studi argumentatif,
serta pembuktian dalil. Pada akhirnya, ia merupakan masa panen dan
pemetikan buah.
Seseorang yang kita ajak untuk memahami fikrah tertentu, tidak akan
dapat memahami dan menganutnya dalam tempo sehari semalam. Ia juga tidak
dapat memahaminya dalam setiap kondisi, baik secara kejiwaan, kesehatan,
maupun sosial, bahkan terkadang angin berhembus tidak sear ah dengan
keinginan bahtera. Akan tetapi fikrah itu dibangun dan dipusatkan pada
bacaan, dialog dalam waktu yang sangat panjang, bahkan terkadang perlu
muraja'ah (kilas balik). Muraja'ah dilakukan ketika ada sebab-sebab
khusus, bisikan-bisikan jiwa, atau prasangka-prasangka yang ditimbulkan
oleh peristiwa-penstiwa bersejarah dan kebohongan serta penyesatan yang
dihembuskan oleh media massa dan penulis-penulis yang memusuhi Islam.
Kerana itu hendaknya kita sabar dan tidak tergesa-gesa menghadapi orang
tersebut. Sabar hingga datang kesempatan yang lebih luas dan rasa aman
dalam jiwa yang jauh dari berbagai tekanan. Jauh dari permusuhan
rekan-rekannya yang di antara mereka mungkin ada yang menampakkan
kebencian terselubung dan terpen-dam dalam dasar hatinya, hingga dapat
menghambat dan mengeruhkan suasana dialogis atau yang mempunyai
kebiasaan debat kusir.
Dakwah fardiyah berada dalam suasana damai, tenang, dan penuh cinta
kasih.
Dakwah ini memberi kesempatan untuk saling memaharm, berdialog tentang
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, tentang praduga-praduga, tentang
syubhatsyubhat yang pernah ia baca atau dengar, atau yang tengah
mengganggu jiwanya. Jawaban dari itu semua hendaknya dibenkan terus
terang, jelas, lengkap, dan tidak ada yang samar sehingga tidak ada
kesempatan untuk berdebat yang dapat melunturkan tsiqah (kepercayaan)
dan merobohkan bangunan. Sejalan dengan pergantian hari, dialog
pemikiran itu didukung dengan budi pekerti islami yang tinggi yang
dirasakan dalam hidup bersama sekelompok ikhwah: baiknya pergaulan,
bagusnya penampilan, bijaksana dalam berinteraksi, perilaku yang wajar
dan sesuai, rasa simpati dan cinta, membantu menyelesaikan
keperluan-keperluan saudara, menanyakan yang tidak hadir, saling
menanggung di antara mereka, dan menginginkn kebaikan untuk seluruh umat
manusia, hingga akhirnya penghormatan dan penghargaan terhadap fikrah
sejamaah semakin menguat dalam jiwanya.
Hidup bersama saudara dalam dakwah fardiyah sa-ngat penting dalam
mempererat hubungan dan memper-tautkan hati, serta menumbuhkan sikap
saling menga-sihi dan mencintai yang dapat memperkokoh tali
persau-daraan, memperkuat jalinan aqidah, ditambah dengan upaya
membuatnya larut dalam aktivitas jamaah. Maka, pada saat itu beberapa
hati akan menyambutnya dengan kecintaan dan kelapangan.
Bagikan ini :
Comments
Post a Comment
Silakan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan