41. Dia Tidak Hadir karena Berhalangan
📚 Terjemah Kitab At-thariq Ilal Quluub (Perjalanan Ke Hati)
Dia adalah sebaik-baik teman, paling aktif ke masjid dan sangat
mencintai teman-temannya. Tiba-tiba, lama sekali tidak kelihatan batang
hidungnya di tengah-tengah mereka. Ketika kemudian ia dapat berkumpul
kembali, tiba-tiba seorang teman datang memaki-makinya. Dengan nada
sedih ia mengatakan padanya, "Kenapa kamu sekarang menengokku? Ke mana
saja kamu dan teman-teman selama ini? Mengapa tidak berusaha mencariku
selama beberapa bulan terakhir ini?
Sebenarnya, saya sangat memerlukan kehadiran kalian di sampingku di saat
istriku meninggal dunia, dan meninggalkan anak-anak yang masih kecil.
Saya memerlukan orang-orang yang akrab dengan saya pada saat-saat kritis
seperti itu."
Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi saudara-saudara yang belum
memenuhi kewajiban kepada sau-daranya yang lain dalam hal memantau
kondisinya. Ini merupakan kewajiban minimal. Kerana Rasul telah
ber-sabda, "Bila ia tidak ada maka carilah...."
Ini sekedar contoh, seseorang yang lama tidak mun-cul dan tidak
diketahui penyebabnya, tidak akan jelas alasannya kecuali setelah
menanyakannya. Satu contoh lagi, sejumlah orang hidup bersama
bertahun-tahun dalam kondisi yang serba sulit —senasib sepenanggungan—.
Tiba-tiba, (sudah menjadi
sunnatullah
bahawa manusia pasti akan saling berpisah dan berjauhan) kerana tuntutan
hidup, studi, atau pekerjaan sehingga kebersamaan itu akhirnya berhenti
juga. Ternyata, ada yang menganggap temannya ini sudah mulai mengambil
jarak, atau pergi kerana takut, atau kerana mulai mele-mah keakrabannya,
dan Iain-lain. Sehingga timbullah berbagai macam dugaan. Padahal kita
dilarang melakukan hal tersebut. Allah telah berfirman,
"Hai orang-orang yang
beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebahagian
prasangka itu adalah dosa, danjanganlah kalian mencari-cari kesalahan
orang lain, dan janganlah sebahagian kalian menggunjing sebahagian yang
lain."
(Al- Hujurat: 12)
Kemudian ia menghilang dari ingatan teman-teman-nya, kerana mereka tidak
memperhatikan haknya. Setelah lama berselang dan banyak peristiwa
penting terjadi, seperti biasanya dalam perjalanan dakwah, tiba-tiba
mereka dikagetkan dengan munculnya teman lama mereka yang sudah sekian
waktu menghilang. Ia berada di tengah-tengah mereka. Ia mengorbankan
jiwa dan hartanya dengan penuh ketulusan dan keberanian yang mengagumkan,
bahkan membuat malu sebahagian mereka yang belum memahami hakikat dakwah.
Seseorang yang sudah merasakan nik-matnya dakwah, —dakwah sudah menyatu
dalam hati, perasaan, dan pikirannya— maka la akan menganggap murah
semua yang ada padanya. Dakwah lebih mahal dibanding semua yang dimiliki.
Seorang da'i harus senantiasa
husnuzhan,
tidak me-rendahkan yang lain, atau merasa dirmya lebih baik dari yang
lain dalam barisan dakwah. Bahkan, seorang da'I pada saat tertentu ada
di depan, pada saat yang lain ada di barisan belakang. Setiap orang yang
pernah tersentuh ruh dakwah nis-caya akan tetap hidup bersama dakwah
hingga menemui Allah. Kerananya seorang da'i harus selalu
husnuzhan
kepada sesama saudaranya dan menutupi aibnya, sampai ia sadar dan
kembali ke jalan yang benar. Sehingga, ketika seorang da'i kembali
kepada teman-temannya, ia tetap menjumpai suasana saling mencintai.
Bagikan ini :
Comments
Post a Comment
Silakan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan