70. Hikmah yang Mendalam



📚 Terjemah Kitab At-thariq Ilal Quluub (Perjalanan Ke Hati)




Salah seorang tokoh parti tertentu membangun masjid di sebuah kampung. Masjid itu dinamai dengan namanya. Melihat itu, para pemuda aktivis dakwah tidak menyia-nyiakannya. Mereka datang ke sana untuk melakukan shalat berjamaah, dan lebih dari itu mereka juga melakukan berbagai kajian di situ. Tidak lama kemudian pemilik masjid menghasut jamaah yang tua-tua dan menuduh bahwa anak-anak muda itu anak-anak ekstrem. Akhirnya mereka pun diusir dan masjid dan tidak dapat lagi melakukan shalat dan kegiatan lain di situ.
 
Memang demikianlah. Seharusnya para pemuda peka terhadap kecenderungan dan arah pemikiran jamaah masjid agar tidak berbenturan di awal langkah sehingga menghalangi hidayah masuk di hati kaum muslimin di han-hari benkutnya. Agar tidak terjadi kasus serupa, mestinya sekelompok kecil pemuda rutin datang ke mesjid ini. Datang saja untuk beberapa pekan. Setelah itu, langkah berikutnya, misalnya membuat kegiatan baca Qur'an sendiri- sendiri setelah shalat maghrib, dengan tajwid yang bagus, hingga datang waktu isya'. Kegiatan ini terus saja dilakukan hingga beberapa bulan. Dengan kegiatan ini, diharapkan jamaah masjid akan tertarik lalu bergabung dan ikut membaca Al-Qur'an bersamanya. Untuk beberapa bulan, biarkan kegiatan seperti ini berlangsung, tanpa ditambah dengan kegiatan lain. Setelah kegiatan ini berjalan beberapa waktu, bisa saja salah seorang dari mereka mengusulkan untuk membuat kajian tafsir Qur'an yang "ringan". Tentu usulan ini akan disambut oleh jamaah masjid dengan positif. Lama kelamaan diharapkan jumlah peserta kajian tafsir akan semakin banyak. Ketika itulah, dengan berlalunya waktu, kontak dan ikatan hati semakin kuat di antara para peserta. Mereka pun mulai berkenan mengundang untuk hadir di berbagai kegiatan. Bulan dan tahun silih berganti. Ketika itu masyarakat mulai mengenal lebih dekat akhlak dan kemampuannya. Ketika suatu saat imam masjid berhalangan datang di suatu shalat Jum'at, salah satu dari pemuda ini pun dipersilakan untuk menjadi imam atau bahkan menjadi khatib pengganti. Ketika itulah jalan dakwah terbentang di hadapannya. Itu semua berkat kearifan, kecerdasan, dan kesabaran dalam melangkah.

Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam