57. Ucapan “Seandainya”



πŸ“š Kitab Tauhid



Firman Allah swt :

“Mereka (orang-orang munafik) mengatakan: "seandainya kita memiliki sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya (kita tak akan terkalahkan) dan tidak ada yang terbunuh di antara kita di sini (perang Uhud). Katakanlah: "Kalaupun kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji (keimanan) yang ada dalam dadamu, dan membuktikan (niat) yang ada dalam hatimu. Dan Allah Maha Mengetahui isi segala hati.”(QS. Ali Imran:154).

“Orang-orang yang mengatakan kepada saudara- saudaranya dan mereka takut pergi berperang: "seandainya mereka mengikuti kita tentulah mereka sudah terbunuh. Katakanlah: "Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar.” (QS. Ali Imran:168).

Diriwayatkan dalam shahih Muslim dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:

“Bersungguh-sungguhlah dalam mencari apa yang bermanfaat bagimu, dan mohonlah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusanmu), dan janganlah sekali-kali kamu bersikap lemah, dan jika kamu tertimpa suatu kegagalan, maka janganlah kamu mengatakan: "seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini atau begitu'', tetapi katakanlah: "ini telah ditentukan oleh Allah, dan Allah akan melakukan apa yang Ia kehendaki", karena kata “seandainya” itu akan membuka pintu perbuatan syetan.”

Kandungan bab ini:

    1. Penjelasan tentang ayat dalam surat Ali Imran [115].

    2. Larangan mengucapkan kata “andaikata” atau “seandainya” apabila mendapat suatu musibah atau kegagalan.

    3. Alasannya, karena kata tersebut (seandainya /andaikata) akan membuka pintu perbuatan syetan.

    4. Petunjuk Rasulullah saw [ketika menjumpai suatu kegagalan atau mendapat suatu musibah] supaya mengucapkan ucapan yang baik [dan bersabar serta mengimani bahwa apa yang terjadi adalah takdir Allah].

    5. Perintah untuk bersungguh-sungguh dalam mencari segala yang bermanfaat [untuk di dunia dan di akhirat] dengan senantiasa memohon pertolongan Allah.

    6. Larangan bersikap sebaliknya, yaitu bersikap lemah.




CATATAN KAKI :

    [115]. Kedua ayat di atas menunjukkan adanya larangan untuk mengucapkan kata “seandainya” atau “andaikata” dalam hal-hal yang telah ditakdirkan oleh Allah terjadi, dan ucapan demikian termasuk sifat-sifat orang munafik; juga menunjukkan bahwa konsekwensi iman ialah pasrah dan ridha kepada takdir Allah, serta rasa khawatir seseorang tidak akan dapat menyelamatkan dirinya dari takdir tersebut.

Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam