48. Kritik yang Perlu Pembenahan
📚 Terjemah Kitab At-thariq Ilal Quluub (Perjalanan Ke Hati)
Sebahagian pemuda yang mengaku anggota jamaah islamiah, dalam berbagai
kesempatan masih sering tampak sikapnya yang bertentangan dengan adab
lslami. Masih suka merokok, bertengkar dengan teman, berpacaran, dan
lain-lainnya. Hal inilah yang membuat jamaah tersebut banyak dikritik
sehingga merasa terbebani. Memang, dalam kenyataannya masalah seperti
ini banyak terjadi di kalangan pemuda yang baru tersentuh dakwah. Mereka
masih memerlukan penanganan dan pembinaan. Seperti contoh kasus, ada
seorang maha-siswa yang kuliah di Fakulti Ilmu Ekonomi. Jika dita-nya, "Kamu
di fakulti apa?" Dia akan menjawab, "Saya di Fakulti Ilmu Ekonomi." Jika
Anda bertanya kepada seorang mahasiswa tingkat empat di fakulti yang
sama, "Kamu di fakultas apa?" Dia akan menjawab, "Saya di Fakulti
Ekonomi Managemen." Apakah keduanya sama?
Ziarah dan pertemuan merupakan obat yang meng-gairahkan bagi seorang
teman, dapat membangkitkan semangat, dan meningkatkan kadar ruhani serta
menim-bulkan perasaan dihargai keberadaannya. Sehingga perasaannya
berkembang dan semangatnya semakin kuat. Bila kita benar-benar setia
setiap waktu dan dalam segala kondisi, bererti kita telah membangun rasa
kasih sayang dan membuat teman merasa bangga dan mantap. Jika kita
memahami dan menyadari secara menda-lam, maka kita tidak akan
membeda-bedakan satu masalah dengan masalah lain. Kita bagaikan satu
tubuh. Setiap anggota tubuh mempunyai tugas yang berbeda-beda. Maka
tidak ada satu muamalah pun kecuali dalam rangka dakwah, agar dakwah
tetap berlangsung dan menyebar.
Interaksi dakwah yang tidak memperhatikan kepe-kaan hati dan perasaan,
akan menghancurkan sendi-sendi bangunan yang telah ditata. Akibat yang
lain adalah akan menjauhkan hati dari kepekaan dan kepedulian.
Barangkali peristiwa yang paling serius yang pernah saya alami dan
rasakan sendiri adalah bahawa orang-orang terkenal, —yang majehsnya
selalu dihadin banyak orang, baik tua maupun muda— bila sudah dimakan
usia maka la akan sebagaimana makhluk Allah yang lain. Seseorang yang
sudah lanjut usia atau terserang suatu penyakit, maka\di hari-hari
pertama (sakitnya) akan banyak yang menjenguk dan memperhatikan. Namun,
setelah lama berlalu, setelah ia terlelap dalam tidurnya, kesedihan
semakin bertambah, kesepian membuatnya tak dapat tidur dan pikirannya
mulai menerawang ke masa lalu dan masa depan, akhirnya kesendirian dan
kesedihan membuatnya semakin merasa terasing. Pada saat-saat seperti
inilah la lebih memerlukan seorang teman yang datang menjenguknya,
menenangkan peraKiat
saannya, dan mengubah kondisinya yang menyedihkan dan memprihatinkan.
Kita harus berpikir jauh ke depan, bila suatu saat kita mengalami nasib
yang sama seperti mi. Kerana segala sesuatu itu selalu diukur dengan
kondisi pada masa-masa terakhir. Apakah beberapa pelajaran dalam
tarbiyah itu sudah terpatri dalam hati semua ikhwah, sehingga tidak
melupakan kewajiban Islam im, tidak terjerumus dalam halhal yang
terlarang, dan tidak memutuskan hubungan persaudaraan?
Dari Abu Hurairah ra. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, "Hak
seorang muslim atas muslim yang lain itu lima perkara: menjawab salam,
menjenguk yang sakit, mengantar jenazah, memenuhi undangan, dan
mendoakan yang bersin!"
(Muttafaq Alaih)
Bagikan ini :
Comments
Post a Comment
Silakan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan