Langkah 2. Memberi Anak Nama Yang Baik
📚 Buku 30 Langkah Mendidik Anak Agar Mengamalkan Ajaran Agama
Nama memiliki pengaruh penting dalam
membangun kepribadian, cara hidup, bahkan lingkungan.
Ketika Nabi -shalallahu alaihi wasallam- tiba di Kota
Madinah, kota Madinah masih bernama Yatsrib. Beliau
menggantinya dengan nama Thoibah atau Madinah.
Keduanya menunjukkan makna nama yang baik. Nama yang
baik itu sendiri pada dasarnya menjadi sumber
pengharapan yang baik. Karena itu, sudah seharusnya
kedua orang tua memilih nama yang baik, hingga menjadi
penginspirasi kebaikan bagi anak.
Contoh Praktis Dan Kisah-Kisah Pentingnya Memilih Nama Dalam Membangun Kepribadian Anak
A. Sisi positif nama baik
Abdurrahman Ibn Auf berkata:
“Dahulu namaku Abdu Amr (artinya budak Amr). Ketika memeluk Islam Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam menamaiku Abdurrahman (artinya hamba Allah Yang Maha Pengasih)
Diriwayatkan bahwa Abdurrahman menjual tanahnya. Hasilnya dibagikan kepada orang fakir dari bani Zahroh, Muhajirin dan Ummul Mukminin (istri-istri Nabi). Al- Musawar berkata:
'Aku mendatangi Aisyah untuk menyerahkan pemberian itu.' Aisyah -radiallahu'anha- bertanya:
'Siapa yang mengirimkan ini?'
'Abdurrahman Ibn Auf.' Jawabku.
Aisyah -radiallahu'anha- berkata:
'Aku mendengar Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- bersabda:
‘Tidaklah berempati kepada kalian setelahku selain Sobirun (para penyabar).’”
Nama Abdurrahman diserap dari kata [ar-rahman] yang diambil dari sifat kasih. Nabi Shalallahu alaihi wasallam mendapati pada diri lelaki ini sifat kasih dan sayang sehingga beliau menamainya Abdurrahman.
B. Sisi yang sejalan dengan nama yang tidak baik
Diriwayatkan oleh Ibnu al-Musayyib dari ayahnya, bahwa ayahnya datang kepada Nabi Shalallahu alaihi wasallam, Nabi menanyakan namanya:
“Siapa namamu?”
“Huzn (=sedih).” Jawabnya.
“Engkau Sahl (=mudah).” Timpal Nabi.
“Aku tak dapat merubah nama yang telah diberikan oleh ayahku.” Tolaknya.
Ibnu al-Musayyib berkata: 'Kesedihan itu senantiasa merundung kami setelahnya.” (Al-Bukhari, kitab: al-Adab bab)
Ad-Dawudi berkata:
"Maksud Sa’id Ibn Musayyib adalah kesedihan akan sulitnya merubah tabiat akhlak mereka. Dalam hal ini Sa'id membawakannya kepada hal yang memicu kemurkaan Allah."
Yang lain berkata:
"Ibn Musayyib mengisyaratkan akan kejumudan yang masih tersisa pada akhlak mereka." (Fathul Bari)
Demikianlah. Ketika kita ingin anak keturunan kita baik, hendaknya kita melakukan tahap kedua, yaitu memilih nama-nama yang baik, karena ia mempengaruhi kepribadian anak seperti yang kita dapati pada contoh di atas.
Bagikan ini :
Contoh Praktis Dan Kisah-Kisah Pentingnya Memilih Nama Dalam Membangun Kepribadian Anak
A. Sisi positif nama baik
Abdurrahman Ibn Auf berkata:
“Dahulu namaku Abdu Amr (artinya budak Amr). Ketika memeluk Islam Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam menamaiku Abdurrahman (artinya hamba Allah Yang Maha Pengasih)
Diriwayatkan bahwa Abdurrahman menjual tanahnya. Hasilnya dibagikan kepada orang fakir dari bani Zahroh, Muhajirin dan Ummul Mukminin (istri-istri Nabi). Al- Musawar berkata:
'Aku mendatangi Aisyah untuk menyerahkan pemberian itu.' Aisyah -radiallahu'anha- bertanya:
'Siapa yang mengirimkan ini?'
'Abdurrahman Ibn Auf.' Jawabku.
Aisyah -radiallahu'anha- berkata:
'Aku mendengar Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- bersabda:
‘Tidaklah berempati kepada kalian setelahku selain Sobirun (para penyabar).’”
Nama Abdurrahman diserap dari kata [ar-rahman] yang diambil dari sifat kasih. Nabi Shalallahu alaihi wasallam mendapati pada diri lelaki ini sifat kasih dan sayang sehingga beliau menamainya Abdurrahman.
B. Sisi yang sejalan dengan nama yang tidak baik
Diriwayatkan oleh Ibnu al-Musayyib dari ayahnya, bahwa ayahnya datang kepada Nabi Shalallahu alaihi wasallam, Nabi menanyakan namanya:
“Siapa namamu?”
“Huzn (=sedih).” Jawabnya.
“Engkau Sahl (=mudah).” Timpal Nabi.
“Aku tak dapat merubah nama yang telah diberikan oleh ayahku.” Tolaknya.
Ibnu al-Musayyib berkata: 'Kesedihan itu senantiasa merundung kami setelahnya.” (Al-Bukhari, kitab: al-Adab bab)
Ad-Dawudi berkata:
"Maksud Sa’id Ibn Musayyib adalah kesedihan akan sulitnya merubah tabiat akhlak mereka. Dalam hal ini Sa'id membawakannya kepada hal yang memicu kemurkaan Allah."
Yang lain berkata:
"Ibn Musayyib mengisyaratkan akan kejumudan yang masih tersisa pada akhlak mereka." (Fathul Bari)
Demikianlah. Ketika kita ingin anak keturunan kita baik, hendaknya kita melakukan tahap kedua, yaitu memilih nama-nama yang baik, karena ia mempengaruhi kepribadian anak seperti yang kita dapati pada contoh di atas.
Bagikan ini :
Comments
Post a Comment
Silakan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan