Langkah 26. Putus Asa Adalah Jalan Kegagalan



📚 Buku 30 Langkah Mendidik Anak Agar Mengamalkan Ajaran Agama



Kepada para ayah dan ibu janganlah mengenalkan jalan keputusasaan di hati anak-anak. Karena orang tua memikul amanah yang besar, hendaknya bersabar dan berjalan ke depan dalam mendidik putra-putrinya pendidikan Islami yang benar, yang menuntun mereka untuk mengamalkan agama ini dan merealisasikan cita-cita dari keberadaan mereka yaitu mengibadahi Allah semata tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu.

Hidup senantiasa diselimuti banyak kendala dan kekurangan. Ketenangan abadi hanyalah di negeri yang kekal akhirat. Adapun dunia, ia adalah negeri amal dan cobaan. Kita hanyalah melintasinya untuk menuju negeri akhirat yang merupakan negeri perhitungan dan balasan. Oleh sebabnya kenapa kita harus berputus asa?!

Contoh Praktis Dan Kisah Yang Menunjukkan Ketidakputusasaan

1. Aisyah -radiallahu'anha- bertanya kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wasalam :

"Adakah hari yang lebih sulit yang engkau lalui dari hari perang Uhud?"

Nabi menjawab: "Aku telah mengalami segala perlakuan yang dilakukan oleh kaummu terhadapku. Yang paling berat dari yang aku alami adalah peristiwa Aqobah. Aku telah menyampaikan keadaanku kepada Ibnu Abduyalail Ibn Abdul Kilab, tetapi dia tidak menggubris apa yang menjadi keinginanku. Aku pun pergi dengan kesedihan di wajahku. Ketika tersadar aku telah berada di Qorn ats-Tsa'alib. Ketika kuangkat kepalaku, ternyata awan telah menaungiku. Ketika aku tatap ternyata ada malaikat Jibril, yang kemudian menyapaku, dan berkata: "Allah telah mendengar perkataan kaummu kepadamu serta sikap mereka. Malaikat gunung telah diutus kepadamu supaya engkau perintah sekehendakmu.”

Malaikat gunung menyapa dan memberi salam kepadaku, lalu berkata: "Wahai Muhammad, sekarang terserah padamu. Jika engkau berkehendak aku akan timpakan kepada mereka dua gunung ini."

Nabi -shalallahu alaihi wasalam- menjawab: "(Tidak), bahkan aku berharap akan keluar dari keturunan mereka orang-orang yang akan menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun."(Bukhari)

Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam