Langkah 27. Hendaknya Bersabar
📚 Buku 30 Langkah Mendidik Anak Agar Mengamalkan Ajaran Agama
Kata sabar di dalam al-Quran disebut lebih dari 70 kali. Ini
menunjukkan betapa penting dan besarnya kesabaran. Cita-cita dan harapan tidak akan tercapai tanpa kesabaran
menapaki kesulitan dan beratnya beban mendidik. Ia
merupakan jalan panjang yang dipenuhi kesulitan dan
kepenatan. Para orang tua hendaknya menyadari bahwa
tanggung jawab ini berat, tidak sekadar menyediakan
makan dan minum saja, lebih dari itu. Hendaknya menghiasi
diri dengan kesabaran, mengenakannya dan menjadikannya
moto dalam mendidik. Orang tua mendapat pahala
manakala disertai dengan niat yang saleh.
Contoh Praktis Dan Kisah Yang Menunjukkan Pentingnya Kesabaran
Urwah Ibn az-Zubair dan putranya, Muhammad mendatangi Walid Ibn Abdul Malik. Muhammad putra Urwah adalah anak yang amat tampan wajahnya. Suatu hari dia datang kepada al-Walid mengenakan pakaian bordir bermotif warna dengan rambut dikepang dua sambil menepuk tangannya. Walid berkata: "Beginilah semestinya pemuda Quraisy!” dia pun terkena ain Ketika keluar dia menjadi linglung, terjatuh pingsan di penambatan kuda dan terinjak-injak kuda hingga tewas.
Sementara ayahnya, Urwah terjangkit kusta di kakinya. Para tabib didatangkan. Mereka berkata: “Jika tidak dipotong, kustanya akan menggerogoti bagian tubuh yang lain dan akan membinasakannya.” Akhirnya diputuskan memotong kakinya. Pemotongan dilakukan dengan gergaji. Ketika gergaji diletakkan di kakinya dia meletakkan kepalanya ke bantal. Selang satu jam dia pun pingsan. Ketika sadar, keringat bercucuran di wajahnya, dan dia terus mengucap tahlil dan takbir. Seusai pemotongan Urwah mengambil potongan kakinya, membolak-baliknya dengan tangannya seraya berkata: "Sungguh yang membuatku lega dan engkau mengetahuinya, bahwa aku tidak pernah membawamu ke tempat haram dan maksiat, tidak pula pada apa yang tidak diridai Allah."
Kemudian dia memerintahkan memandikan, meminyaki, mengafani potongan itu dengan beludru dan dikuburkan di pekuburan muslimin. Ketika tiba di Madinah dan berada bersama al-Walid, karib kerabat dan para sahabatnya menyambutnya dan berbela sungkawa terhadapnya. Namun dia berkata: "...Sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini". (QS. Al-Kahfi:62)
Tidak lebih dari itu. Ibnul Qoyyim -rahimahullah- berkata: "Ketika kakinya akan dipotong orang-orang berkata: ‘Jika boleh, kami akan memberimu suatu minuman agar tidak berasa sakit!"
Namun Urwah berkata: "Sesungguhnya aku diuji untuk melihat kesabaranku. Apakah kemudian aku akan berpaling darinya."
Bagikan ini :
Contoh Praktis Dan Kisah Yang Menunjukkan Pentingnya Kesabaran
Urwah Ibn az-Zubair dan putranya, Muhammad mendatangi Walid Ibn Abdul Malik. Muhammad putra Urwah adalah anak yang amat tampan wajahnya. Suatu hari dia datang kepada al-Walid mengenakan pakaian bordir bermotif warna dengan rambut dikepang dua sambil menepuk tangannya. Walid berkata: "Beginilah semestinya pemuda Quraisy!” dia pun terkena ain Ketika keluar dia menjadi linglung, terjatuh pingsan di penambatan kuda dan terinjak-injak kuda hingga tewas.
Sementara ayahnya, Urwah terjangkit kusta di kakinya. Para tabib didatangkan. Mereka berkata: “Jika tidak dipotong, kustanya akan menggerogoti bagian tubuh yang lain dan akan membinasakannya.” Akhirnya diputuskan memotong kakinya. Pemotongan dilakukan dengan gergaji. Ketika gergaji diletakkan di kakinya dia meletakkan kepalanya ke bantal. Selang satu jam dia pun pingsan. Ketika sadar, keringat bercucuran di wajahnya, dan dia terus mengucap tahlil dan takbir. Seusai pemotongan Urwah mengambil potongan kakinya, membolak-baliknya dengan tangannya seraya berkata: "Sungguh yang membuatku lega dan engkau mengetahuinya, bahwa aku tidak pernah membawamu ke tempat haram dan maksiat, tidak pula pada apa yang tidak diridai Allah."
Kemudian dia memerintahkan memandikan, meminyaki, mengafani potongan itu dengan beludru dan dikuburkan di pekuburan muslimin. Ketika tiba di Madinah dan berada bersama al-Walid, karib kerabat dan para sahabatnya menyambutnya dan berbela sungkawa terhadapnya. Namun dia berkata: "...Sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini". (QS. Al-Kahfi:62)
Tidak lebih dari itu. Ibnul Qoyyim -rahimahullah- berkata: "Ketika kakinya akan dipotong orang-orang berkata: ‘Jika boleh, kami akan memberimu suatu minuman agar tidak berasa sakit!"
Namun Urwah berkata: "Sesungguhnya aku diuji untuk melihat kesabaranku. Apakah kemudian aku akan berpaling darinya."
Bagikan ini :
Comments
Post a Comment
Silakan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan