Langkah 28. Berkonsultasi (Bermusyawarah)
📚 Buku 30 Langkah Mendidik Anak Agar Mengamalkan Ajaran Agama
Berkonsultasi amatlah penting dalam pendidikan anak. Ia
merupakan tahapan pendidikan terpenting dan salah satu
fondasi pokok. Yang demikian karena ia memiliki banyak
manfaat dan hasil yang paripurna bagi yang
mempraktekkan dan memperhatikannya. Ia menjauhkan
kita dari problematika yang sebetulnya solusi dari
problematika tersebut kita miliki. Oleh karena itu, kita
hendaknya berkonsultasi kepada spesialis dalam perkara ini
dari para alim ulama yang terpercaya agama dan amalnya.
Al-Hasan al-Bashri -rahimahullah- berkata:
"Demi Allah, tidaklah suatu kaum bermusyawarah,
melainkan diberi petunjuk kepada yang lebih baik dari
keadaan mereka semula." Kemudian dia membaca:
"...Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan
musyawarah antara mereka..." (QS.Syuro:38)(Bukhari)
Contoh Praktis Dan Kisah Yang Menunjukkan Pentingnya Musyawarah
1. Dahulu kaum Anshar sebelum datangnya Rasulullah - shalallahu alaihi wasalam- jika hendak melakukan suatu urusan mereka bermusyawarah, baru kemudian dilaksanakan. Sehingga Allah memuji mereka dan Rasulullah memerintahkan mereka melakukannya.(Al-Faiq fil Akhlak wa at-Tarbiah)
2. Nabi -shalallahu alaihi wasallam- berkonsultasi kepada para sahabatnya mengenai perseteruan dengan musyrikin Quraisy. Abu Bakar -radiallahu'anhu- berdiri dan berkata dengan perkataan yang terbaik. Berdiri pula Umar Ibn al-Khatthab -radiallahu'anhu- dan berkata dengan perkataan yang baik. Al-Miqdad Ibn Amr pun berdiri pula dan berkata: "Wahai Rasulullah, titahkan apa yang hendak engkau perintahkan sebagaimana yang Allah perlihatkan kepadamu. Kami bersamamu. Demi Allah, kami tidak akan mengatakan seperti apa yang dikatakan oleh Bani Israel kepada Musa: “...Pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.” (al-Maidah: 24)
Akan tetapi pergilah engkau bersama dengan Tuhanmu dan berperanglah, sesungguhnya kami bersamamu turut berperang. Demi Zat yang telah mengutusmu dengan kebenaran, jika engkau berjalan membawa kami ke tempat yang jauh, niscaya kami akan menetapinya hingga engkau mencapainya. Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- mengatakan kebaikan dan mendoakannya, kemudian berkata:
“Berilah saran kepadaku wahai manusia!”
Yang beliau maksud adalah kaum Anshar. Yang demikian karena Anshar mayoritas, dan ketika Baiat Aqobah telah berikrar:
“Wahai Rasulullah, kami berlepas diri dari celaanmu hingga engkau sampai ke tempat kami. Jika engkau tiba di tempat kami, engkau dalam perlindungan kami. Kami akan membelamu sebagaimana kami membela anak- anak dan istri-istri kami.”
Mendengar Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- berujar demikian, Saad Ibn Mu’adz, salah seorang tokoh Anshar berkata:
“Demi Allah, engkau memaksudkan kami wahai Rasulullah?”
“Ya.” Jawab Rasulullah.
“Sungguh kami telah beriman dan mempercayaimu wahai Rasulullah.”(Al-Bidayah wa an-Nihayah)
Bagikan ini :
Contoh Praktis Dan Kisah Yang Menunjukkan Pentingnya Musyawarah
1. Dahulu kaum Anshar sebelum datangnya Rasulullah - shalallahu alaihi wasalam- jika hendak melakukan suatu urusan mereka bermusyawarah, baru kemudian dilaksanakan. Sehingga Allah memuji mereka dan Rasulullah memerintahkan mereka melakukannya.(Al-Faiq fil Akhlak wa at-Tarbiah)
2. Nabi -shalallahu alaihi wasallam- berkonsultasi kepada para sahabatnya mengenai perseteruan dengan musyrikin Quraisy. Abu Bakar -radiallahu'anhu- berdiri dan berkata dengan perkataan yang terbaik. Berdiri pula Umar Ibn al-Khatthab -radiallahu'anhu- dan berkata dengan perkataan yang baik. Al-Miqdad Ibn Amr pun berdiri pula dan berkata: "Wahai Rasulullah, titahkan apa yang hendak engkau perintahkan sebagaimana yang Allah perlihatkan kepadamu. Kami bersamamu. Demi Allah, kami tidak akan mengatakan seperti apa yang dikatakan oleh Bani Israel kepada Musa: “...Pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.” (al-Maidah: 24)
Akan tetapi pergilah engkau bersama dengan Tuhanmu dan berperanglah, sesungguhnya kami bersamamu turut berperang. Demi Zat yang telah mengutusmu dengan kebenaran, jika engkau berjalan membawa kami ke tempat yang jauh, niscaya kami akan menetapinya hingga engkau mencapainya. Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- mengatakan kebaikan dan mendoakannya, kemudian berkata:
“Berilah saran kepadaku wahai manusia!”
Yang beliau maksud adalah kaum Anshar. Yang demikian karena Anshar mayoritas, dan ketika Baiat Aqobah telah berikrar:
“Wahai Rasulullah, kami berlepas diri dari celaanmu hingga engkau sampai ke tempat kami. Jika engkau tiba di tempat kami, engkau dalam perlindungan kami. Kami akan membelamu sebagaimana kami membela anak- anak dan istri-istri kami.”
Mendengar Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- berujar demikian, Saad Ibn Mu’adz, salah seorang tokoh Anshar berkata:
“Demi Allah, engkau memaksudkan kami wahai Rasulullah?”
“Ya.” Jawab Rasulullah.
“Sungguh kami telah beriman dan mempercayaimu wahai Rasulullah.”(Al-Bidayah wa an-Nihayah)
Bagikan ini :
Comments
Post a Comment
Silakan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan