Maqolah 31-35



📚 Terjemah Kitab Nashoihul Ibad





MAQOLAH ( 31 )
Diriwayatkan dari Nabi SAW, sesungguhnya Beliau bersabda : “Barang saiapa yang pada waktu pagi hari (memasuki waktu subuh) dalam keadaan mengadu kepada manusia tentang kesulitan hidupnya, maka seakan-akan ia telah mengadukan Tuhannya.

Sesungguhnya pengaduan selayaknya hanya kepada Allah karena pengaduan kesulitan hidup kepada Allah termasuk do’a. adapun mengadu kepada manusia menunjukkan tidak adanya ridha dengan pembagian Allah Ta’ala sebagaimana diriwayatkan dari AbdiLlah bin Mas’ud RA, telah bersabda RasuluLlah SAW :

“Maukah kamu semua aku ajari sebuah kalimat yang diucapkan Musa AS ketika melintasi lautan bersama bani israil ?“.
kami semua menjawab :”Baik Yaa RasuluLlah”. RasuluLlah SAW bersabda :”Ucapkanlah kalimat :

" Allahumma laKal hamdu wa ilaiKal Musytakay wa Antal Musta’aan wa laa haula walaa quwwata illa biLlahil ‘Aliyyil ‘Adhiim”

(Yaa Allah segala puji hanya untuk- Mu, dan hanya kepadamulah tempat mengadu, dan Engkaulah Penolong dan tiada daya upaya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Dzat Yang Maha Tinggi dan Maha Agung).

Maka berkatalah Al-A’masy, Tidaklah kami pernah meninggalkan membaca kalimat tersebut sejak kami mendengarnya dari Syaqiq Al-Asady Al kuufy.

Barang siapa pada waktu pagi hari berduka atas perkara duniawi, maka sesungguhnya ia telah marah kepada tuhannya.

Artinya, barang siapa yang bersedih karena urusan dunia, sesungguhnya ia telah marah kepada Tuhannya, karena ia tidak ridha dengan qadha’ (takdir Allah) dan tidak bersabar atas cobaan-Nya dan tidak beriman dengan kekuasaan-Nya. Karena sesungguhnya apa saja yang terjadi di dunia ini adalah atas qadha Ilahi Ta’ala dan atas kekuasaan-Nya.

Dan barang siapa yang merendahkan diri kepada orang kaya karena melihat kekayaannya, maka hilanglah 2/3 agamanya.

Artinya bahwa disyari’atkannya penghormatan manusia kepada orang lain adalah karena alasan kebaikan dan ilmunya bukan karena kekayaannya. Karena sesungguhnya orang yang memuliakan harta, sesungguhnya ia telah menyia-nyiakan ilmu dan amal shaleh.

Telah berkata Sayyidy Syaikh Abdul qadir Al- Jailany RA : “Tidak boleh tidak bagi seorang muslim pada setiap keadaannya selalu dalam tiga keadaan :
Yang pertama melaksanakan perintah.
Yang kedua menjauhi larangan.
dan ketiga ridha dengan pembagian Tuhan.”

Dan kondisi minimal bagi seorang mukmin adalah tidak terlepas dari salah satu dari tiga keadaan tersebut di atas.


MAQOLAH ( 32 )
Dari Abu Bakar As-Shidiq RA : “Tiga perkara tidak dapat di capai/ didapatkan dengan tiga perkara lainnya :

1. Kekayaan dengan angan-angan. Artinya tidaklah kekayaan itu dapat diperoleh hanya dengan berangan-angan tanpa kerja nyata, dan pembagian dari Allah.

2. Muda usia dengan semir. Artinya tidaklah akan diperoleh keadaan menjadi muda hanya karena disemirnya rambut dan sebagainya. Akan tetapi orang yang sudah bertambah usia (tua) tidaklah mungkin berubah menjadi muda kembali meskipun dengan rambut disemir atau yang lainnya. Dan umur akan terus berjalan hingga akhirnya habislah umur itu kembali menghadap sang Khaliq.

3. Dan kesehatan dengan menggunakan obat- obatan. Artinya kesehatan tidak dapat diperoleh dengan mengkonsumsi obat- obatan akan tetapi sesuai sunnah Allah harus dengan menjaga diri dengan makanan yang halal dan olah raga secara teratur serta rajin beribadah.


MAQOLAH ( 33 )
Dari Sahabat Umar RA : “bersikap kasih sayang dengan manusia adalah setengah dari sempurnanya akal.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Hiban dan Thabrani dan Baihaqi dari Jabir bin abdiLlah dari Nabi SAW bersabda : “Berperilaku baik terhadap manusia adalah shadaqah”.

Artinya berperilaku yang baik terhadap manusia melalui ucapan dan perbuatan pahalanya sama dengan orang yang bersedekah. Dan sebagian dari suri tauladan Nabi saw dalam bersikap baik dalam pergaulan adalah beliau tidak pernah mencela makanan dan menghardik pelayan dan tidak pernah memukul wanita termasuk isteri beliau. Dan yang lebih tepat untuk perilaku yang baik ini adalah meninggalkan kesenangan duniawi karena tuntutan agama. Dan rajn bertanya (kepada Ulama) adalah setengah dari ilmu.

Karena ilmu akan dipeorleh apabila kita rajin bertanya terhadap segala sesuatu yang kita tidak tahu. Dan rajin bekerja adalah setengah dari penghidupan. Karena dengan rajin bekerja kita akan memperoleh rizki sebagai bekal untuk kelangsungan hidup kita.


MAQOLAH ( 34 )
Dari Nabi Dawud AS, Diwahyukan di dalam kitab Zabur : Wajib bagi orang yang berakal untuk tidak menyibukkan diri kecuali dalam tiga hal :

1. Mempersiapkan bekal untuk perjalanan ke akhirat.
2. Bergaul dengan pergaulan yang baik.
3. Bekerja dengan baik mencari rizki yang halal untuk bekal ibadah kepada Allah karena mencari rizki yang halal adalah wajib hukumnya.


MAQOLAH ( 35 )
Dari Abu Hurairah RA. Nama beliau adalah AbduR rahman bin Shakhr. Beliau berkata, telah bersabda Nabi SAW : Ada tiga perkara yang menyelamatkan (dari adzab), tiga perkara yang merusakkan (membawa orang kepada kerusakannya), tiga perkara meningkatkan derajat (beberapa tingkatan di akhirat), tiga perkara menghapuskan dosa.

Adapun tiga yang menyelamatkan adalah:
1. Takut kepada Allah dalam keadaan tersembunyi maupun terang-terangan.
2. Sedang dalam faqir dan kekayaan.
3. Seimbang dalam ridha dan marah (yaitu Ridha karena Allah dan marah karena Allah).

Adapun tiga yang merusakkan adalah:
1. bakhil yang bersangatan (dengan tidak mau memberikan apa yang menjadi hak Allah dan haq makhluk).
Dalam riwayat lain bakhil yang diperturutkan. (Adapun apabila sifat bakhil itu ada dalam diri seseorang akan tetapi tidak diperturutkan, maka tidaklah yang demikian ini merusakkan karena sifat bakhil adalah sifat yang lazim ada pada manusia).
2. Hawa nafsu yang selalu diikuti.
3. Dan herannya (‘ujub) manusia terhadap diri sendiri. (Artinya seseorang memandang dirinya dengan pandangan kesempurnaan dirinya disertai lalai terhadap ni’mat Allah Ta’ala dan merasa aman dari hilangnya ni’mat itu).

Adapun yang meninggikan derajat adalah:
1. Menebarkan salam (artinya menebarkan salam kepada orang lain yang dikenal maupun yang tidak dikenal).
2. Memberikan hidangan makanan (kepada tamu atau orang yang menderita kelaparan).
3. Dan shalat pada waktu malam sedang manusia sedang tertidur lelap (yaitu mengerjakan shalat tahajud pada tengah malam ketika orang-orang sedang lalai dalam ni’matnya tidur).

Adapun yang dapat menghapus dosa adalah :
1. Menyempurnakan wudhu pada saat yang sulit (artinya menyempurnakan wudhu pada saat udara sangat dingin dengan menjalankan sunah- sunahnya).
2. Malangkahkan kaki untuk mengerjakan shalat berjama’ah.
3. Menunggu shalat sesudah shalat (Untuk mengerjakan shalat berikutnya di masjid yang sama).

Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam