34. Memanfaatkan Kesempatan untuk Menghidupkan yang Mati
📚 Terjemah Kitab At-thariq Ilal Quluub (Perjalanan Ke Hati)
Saya pernah berkunjung ke salah satu negara Arab. Di sana saya diundang
makan siang oleh seorang teman, dan bertemu dengan sejumlah undangan
yang lain. Majlis ini baik dan sangat menyenangkan. Sebelum pulang,
salah seorang dari mereka mengundang saya makan siang di rumahnya pada
hari yang lain. Saya pun datang sesuai waktu undangan. Saya heran,
ternyata di sana saya bertemu lagi dengan sejumlah orang yang sama, yang
pernah hadir saat makan siang bersama di tempat lain. Akhirnya saya
mengerti bahawa mereka bergiliran mengundang makan. Lalu saya berkata
kepada mereka, "Saya menduga kalian bergantian mengundang sampai habis
gilirannya?" Mereka menjawab, "Ya, ini akan berlanjut." Kemudian saya
menghadap mereka seraya berkata, "Apakah kalian mengira saya senang
dengan hal ini? Semula saya kira kalian telah berpikir bahawa setiap
orang akan mengundangku makan siang dan menghadirkan kelompok baru dari
kalangan remaja. Sehingga mereka dapat duduk bersama kita sambil
berbincang-bincang dan mendengarkan pembicaraan secara langsung, atau
saling bertanya-jawab tentang sesuatu yang bermanfaat. Dengan begitu
kalian dapat mengundang saya bersama sejumlah teman-teman yang lain,
daripada bergantian mengundang makan siang dengan acara yang sama. Jadi,
kita memanfaatkan makan siang untuk menarik hati, dan menuai nilai
positif dalam undangan untuk khidmah pada dakwah." Permasalahan
sesungguhnya bukanlah acara makannya, tetapi makan sebagai cara untuk
bertemu, dan peluang dakwah kepada para pemuda yang baru. Mereka dapat
duduk-duduk bersama kita sambil mendengarkan
taushiyab
(pesan) tentang Islam, agar mereka dapat memahami Islam dengan mudah.
Kita dapat memberi semangat baru, mereka pun dapat mengambil
'ibroh
(pelajaran) dari ayat dan hadith yang didengarnya. Dengan demikian kita
dapat memanfaatkan waktu secara baik tanpa sia-sia.
Inilah da'i yang mampu mengembang cita-cita dakwah dan harapan kaum
muslimin, "Sesungguhnya
Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang hemat."
(Al- Muzammil: 5)
Dialah seorang da'i yang hidup dalam kancah peperangan Islam melawan
musuh-musuhnya. Seorang da'i yang merasakan keagungan dakwah dan
kesucian-nya, yang sangat diperlukan oleh umat manusia, yang lama
menanti kehadirannya. Seorang da'i yang meletakkan cita-cita dan harapan
di hati dan pikirannya, bersiap melangkah atas lzin Allah, bergerak
untuk memikat hati. Allah berfirman,
"Sesungguhnya. orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih, mereka diberi petunjuk
oleh Tuhan mereka kerana keimanannya."
(Yunus:)
Bagikan ini :
Comments
Post a Comment
Silakan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan