15. Penampilan Seorang Da'i
📚 Terjemah Kitab At-thariq Ilal Quluub (Perjalanan Ke Hati)
Cara bertutur kata dan penampilan seorang da'i akan menarik perhatian
orang yang mendengar dan melihat-nya, karena pada dasarnya jiwa manusia
cenderung dan tertarik dengan penampilan yang indah dan baik. Dari sini
kita bisa melihat bahwa yang dipilih sebagai personil-personil pemasaran
hasil produksi adalah orang-orang yang berpenampilan menarik, di sampmg
kualitas produk yang terbaik. Pada hakikatnya, dakwah adalah menawarkan
sebuah risalah dan landasan pola berpikir yang tercermin dalam akhlak,
kepnbadian, dan penampilan. Imam Hasan Al-Banna pernah ditanya, "Kenapa
Anda tidak menyusun buku?" Beliau menjawab, "Tugas saya bukanlah untuk
menyusun buku, karena buku biasa-nya akan diletakkan di perpustakaan dan
sedikit sekali orang yang mau membacanya.
Lain halnya dengan seorang muslim, ia adalah 'buku yang senantiasa
terbuka' ke mana pun ia berjalan, itu adalah dakwah." Betapa banyak da'i
yang tidak pandai berbicara dan berkhutbah, tetapi dengan rahmat Allah
banyak mad'u yang berdiri di sampingnya. Ini disebabkan oleh getaran
jiwa, pantulan wajah, kelembutan perasaan, penampilan yang simpatik,
ditambah lagi dengan keimanan yang mendalam
(al-iman al-amiq),
serta pemahaman yang rinci dan syamil
(al-fahmu addaqiq)
yang dimiliki oleh seorang da'i. Ini bukanlah merupakan hal yang baru,
karena ia sudah ada sejak masa-masa awal perjalanan dakwah islamiah.
Kita bisa menyaksikan sahabat Dahyah Al-Kalbi ra., delegasi Rasulullah
saw. yang diutus menemui Heraklius, penguasa Rumawi. Dahyah ra. termasuk
dalam deretan sahabat yang terkemuka. Ia mempunyai postur tubuh yang
baik dan wajah yang tampan. Suatu saat —tatkala menyampaikan wahyu—Jibril
as. pernah turun dengan menyerupai Dahyah ra. la bukan terma-suk ahli
Badr. Peperangan yang pertama kali ia ikuti adalah perang Khandaq. Ia
juga ikut serta dalam perang Yarmuk sebagai pemimpm pasukan bagian.
Mush'ab bin Umair ra. juga berwajah tampan dan berpenampilan simpatik.
Ibnu Sa'ad menceritakan dalam
Tbabaqat-nya.,
"Ibunda Mush'ab adalah wanita yang kaya raya. Ia mem-berikan sebaik-baik
pakaian dan sebaik-baik wewangian untuk Mush'ab. Sandalnya buatan
Hadhramaut. Rasulullah pernah bersabda,' Aku tidak pernah mehhat di kota
Makkah ini orang yang lebih indah rambutnya, lebih halus pakaiannya, dan
lebih banyak kenikmatan-nya, daripada Mush'ab bin Umair ra.'"
Ja'far bin Abu Thalib ra. yang meraih
syahadah
(kesyahidan) di perang Mu'tah juga berwajah tampan dan berpenampilan
menank. Beliau termasuk delegasi yang diutus oleh Rasulullah saw. kepada
para raja dan penguasa. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata bahwa ada
seorang laki-laki tampan yang datang kepada Rasulullah saw., 'alu
berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya adalah Drang yang suka
keindahan dan saya telah diberi oleh Mlah keindahan itu, seperti yang
engkau saksikan, sampai-sampai saya tidak suka jika ada orang yang
melebihi saya meskipun hanya berupa sandal jepit. Apakah ini termasuk
sifat sombong?"
Rasulullah menjawab,
"Tidak, sesunggubnya yang
dimaksud dengan sifat ombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan
nang lain."
(HR. Abu Daud)
Begitu pula seorang da'i yang hidup dalam sebuah masyarakat atau yang
menjadi utusan pada sebuah ya-yasan atati jamaah, hendaklah senantiasa
berpenampilan baik dan berakhlak mulia. Sebuah ungkapan menga-takan,
"Keberhasilan
sebuah misi akan bergantung pada si pembawa misi tersebut."
Penampilan dan akhlak yang baik akan membuat orang yang baru saja
memandang menjadi tertarik dan simpati. Maka kita akan menjumpai ada
sebagian orang yang menggantungkan kepercayaan melalui pandangan matanya.
Bagikan ini :
Comments
Post a Comment
Silakan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan