2. Pengantar Penulis
📚 Terjemah Kitab At-thariq Ilal Quluub (Perjalanan Ke Hati)
Kitab (Buku) Bagaimana Menyentuh Hati ini, terbit pada saat Mesir tengah digoncang
oleh aksi keganasan dan tindakan kekerasan dan beberapa kelompok ekstrem.
Pada judul buku ini terdapat suatu kandungan maksud untuk membersihkan
berbagai sikap keras dan tindakan kurang bijak dengan menunjukkan
jalan-jalan menuju hati. Allah swt, berfirman,
"Maka
disebabkan rahmat dan Allah-lab kamu berlaku lemah lembut terbadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berbati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu."
(Al-Imran:
159)
"Pergilah
kamu berdua kepada Fir'aun, sesunggubnya dia telab melampaui batas, maka
berbicaralab kalian berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut,
mudah-mudahan ia ingat atau takut"
(Thaha:
43-44)
"Maka
tiba-tiba orang yang antaramu dan dia ada permusuhan seolah-olah telab
menjadi teman yang sangat setia."
(Fushilat:
34)
Rasul
bersabda, "Seorang wanita masuk neraka gara-gara seekor kucing yang
dikurungnya tanpa diberi makan dan minum, dan ia meninggalkannya dengan
tidak memberi makan meski dari serangga tanah."
"Allah
sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buab hati dalam
rongganya."
(Al-Ahzab: 4)
Kerana itu,
tidak mungkin pemilik hati yang sarat cinta dan keimanan, pada saat yang
sama ia adalah seorang yang berhati gersang, kasar, serta menyimpan rasa
dengki dan kebencian kepada pihak lain.
Bismillakirrahmanirrahim.
Segala puji
bagi Allah, Tuhan sekalian alam. Shalawat dan salam semoga tetap
tercurah kepada seutama-utama Rasul Muhammad saw.
Amma ba'du.
Ibadah,
menurut sebahagian besar kalangan kaum muslimin, berlalu hanya sebatas
bentuk penampilan lahiriah saja, tanpa ruh. Seorang muslim dengan
asyiknya menunaikan ibadah tanpa peduli bahwa Islam adalah juga agama "misi
dan dakwah". Kerana itu melemahlah peranan sosial dan dakwahnya. la
tidak mampu menyentuh seluruh lapisan masyarakat untuk mengubah dan
mencelupnya dengan warna Islam, secara teoritis maupun praktis, baik
dalam tataran emosi, syiar, dan syariatnya sekaligus.
Bila risalah
Islam ditujukan bagi seluruh umat manu-sia di muka bumi, maka sangatlah
mendesak bagi masyarakat untuk dapat melahirkan para da'i yang memiliki
kapasitas memadai dalam bidang ilmu, kecakapan, dan keteladanan. Seorang
da'i yang mampu memahami rahsia jiwa seseorang, mampu menghiasi diri
dengan watak sabar dan lapang dada.
"Ya
Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku."
(Thaha:25)
Mereka harus
juga memiliki firasat yang tajam dan argumentasi yang kuat. Allah swt.
berfirman,
"Katakanlab,
'Inilab jalan (agamajku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak
(kalian) kepada Allah ilengan hujah yang nyata. Mahasuci Allah, dan aku
tidak termasuk orang-orangyang musyrik.'"
(Yusuf: 108)
Rasulullah
saw. bersabda,
"Waspadalah
kalian terhadap firasat seorang mukmin, kerana ia melihat dengan cahaya
Allah."
Para da'i itu
juga harus memiliki kemampuan untuk membangkitkan "indra ketuhanan" demi
menarik sim-pati hati, menyatukan jiwa, dan berinteraksi dengan gerakan
dakwah beserta medannya yang membentang luas. Ini semua dapat terwujud
dengan ajakan dan seruan yang baik, cara yang baik, metode dialogis, dan
argumen-tasi yang lebih baik, serta keteladanan yang "tanpa cela".
Demikian itu kerana dalam tradisi yang kita kenal
"kesu-cian
suatu tujuan menuntut kesucian cara dalam merealisasikannya".
Sebelum
tujuan tercapai, sarana harus sudah ditentukan, tidak ada tawarmenawar
dalam hal ini.
Semenjak
diterbitkannya buku
Ath-Thariq
ilal Quluub
edisi pertama
(edisi terjemahan Era Intermedia
"Dakwah dan
Hati",
edt.)
pada
tahun 1986, muncul fenomena yang menunjukkan maraknya kesadaran Islam,
kasih sayang, dan ikatan hati di kalangan para pemuda Islam. Fenomena
ini kemudian merebak dan meluas pada kehidupan kaum muslimin di seluruh
penjuru dunia Islam, yang membangkitkan perasaan di dada mereka untuk
bertemu, bersatu, dan berbuat sesuatu secara nyata dengan landasan Al-Qur'an
dan Sunah Nabi, dipilari oleh kecerdikan, kesadaran penuh, kewaspadaan,
kesabaran, kesetiaan, hasrat menggelora yang tidak tergoyahkan oleli
berbagai ujian, dan tidak mudah terseret oleh ambisi nafsu dan dinamika
zaman.
Yang dapat
membantu kita untuk ltu adalah "taqwa kepada Allah", baik ketika sendiri
mahupun di tengah keramaian, juga "yakin akan janji Allah", yang tiada
keraguan di dalamnya.
"Allah
telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan
mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang
yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar
akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalayn ketakutan
menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah~Ku dengan tiada
mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku."(An- Nur:; 55)
Di samping
itu, kita harus membekali diri dengan ikatan kasih sayang yang mendalam
untuk meneguhkan hati dan mengokohkan pijakan bersama Kitabullah dan
syariat Allah yang jelas.
Untuk
kefakiran kukenakan pakaian kebesaran Untuk kesabaran kupilin tali yang
panjang
Aku
bersabar kerana tekad, bukan kerelaan Dan kubangun dakwahku, generasi
demi generasi
Allah swt.
berfirman,
"Wahai
orang-orang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian
dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertaqwalah
kalian kepada Allah supaya kalian beruntung."
(Ali Imran:
200)
Abbas As-Siisi
Rabi'ul Awal,
1416 H/Agustus 1995 M.
Bagikan ini :
Comments
Post a Comment
Silakan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan