83. Perkumpulan As-Sakandari
📚 Terjemah Kitab At-thariq Ilal Quluub (Perjalanan Ke Hati)
Ketika kami bersama Imam Hasan Al-Banna pulang dari kunjungan ke kota
Rasyid,— dalam rangka memenuhi permohonan seorang pengacara, Ustadz Amin
Mar'i, agar mengunjungi daerahnya, Al-Jarirah Al-Khandra, di tepi
sebelah timur Sungai Nil^ kami me-naiki sebuah sampan yang menggunakan
layar. Saat itu Imam Hasan Al-Banna memberi
tausyiah
(pesan-pesan) kepada kami: "Perumpamaan kita dalam perjalanan dengan
bahtera ini bersama ombak yang mengepung di berbagai penjuru, adalah
seperti dakwah kita. Bahtera yang menembus berbagai gelombang, seperti
dakwah yang harus melalui banyak rintangan. Kadang bahtera kita oleng ke
kanan dan kadang ke kiri dengan hebatnya, hingga kita yang di dalamnya
merasa khawatir dan gelisah. Lalu kita turunkan layar dan menggantinya
dengan dayung. Untuk itu kesulitan dan perjuangan yang harus dihadapi
lebih banyak, dan mungkin menyebabkan terlambat beberapa waktu untuk
sampai di tujuan. Namun hal itu lebih baik daripada berhenti dan tidak
pernah sampai."
Beliau lalu menambahkan, "Terkadang, sebuah kapal besar berhenti total
karena angin badai menghadang. Saat itu awak kapal keluar menuju pantai.
Mereka mengikatkan tali pada tubuhnya, lalu ujung tali diikatkan pada
kapal. Mereka bersama-sama menarik kapal itu sementara mereka berjalan
menyusuri pantai. Cara ini tentu lebih sulk dan menguras tenaga daripada
cara sebe-lumnya, tetapi ini cara darurat untuk mencapai tujuan,
walaupun tentu menjadi terlambat beberapa waktu. Hanya dengan cara
itulah yang memungkinkan mereka mencapai tujuan. Untuk itu perlu adanya
kesabaran, kearifan, dan tidak menggunakan berbagai alat yang
nyeleneh,
yang terkadang justru menggagalkan perjalanan...."
Nasihat ini adalah realitas perjalanan dakwah. Sesungguhnya ini
merupakan bahagian pokok dari pemahaman pergerakan.
Bagikan ini :
Comments
Post a Comment
Silakan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan