7. Rintangan Dakwah
📚 Terjemah Kitab At-thariq Ilal Quluub (Perjalanan Ke Hati)
Permasalahan yang menghalang seorang da'i di tengah medan dakwah adalah
permasalahan yang muncul dari dalam dirinya, padahal orang yang tidak
memiliki sesuatu tidak akan dapat memberikan sesuatu tersebut. Seseorang
yang tidak memiliki kunci, maka sulit baginya untuk masuk. Manusia yang
hatinya terkunci sehingga sulit dimasuki oleh dakwah, bagaikan brankas
besar yang sebenarnya dapat dibuka hanya dengan kunci yang kecil.
Demikianlah persoalannya, yang sesungguhnya kembali kepada diri sang
da'i itu sendiri, yakni berkaitan dengan potensi dirinya secara ruhiah,
di samping kecekapannya untuk membuat program, serta ketahanan dalam
mewujudkannya.
Jika kita telah faham bahawa syaitan juga membuat program untuk para
pengikutnya dengan langkah-langkah yang bertahap (sebagaimana firman
Allah, "Janganlah
kamu mengikuti langkah-langkah syaitan."
(Al-Baqarah: 168), maka sudah selayaknya seorang da'i juga membuat
program dan langkah-langkah dalam mengambil simpati mad'u. Sungguh
sangat jauh berbeza antara tujuan syaitan dengan tujuan orang-orang yang
beriman. Allah swt. berfirman,
"Dan janganlah kalian
berhati lemah dalam mengejar mereka (musuh kalian). Jika kalian
menderita kesakitan (kekalahan), maka mereka sesungguhnya juga menderita
kesakitan (pula), sebagaimana kalian menderitanya. Sedangkan kalian
mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Allah Maha
Mengetahui lagi Maha bijaksana."
(An-Nisa': 104)
Oleh kerananya, seorang da'i hendaklah memerhatikan celah-celah kebaikan
yang ada pada orang lain kemudian memupuknya, sehingga celah-celah
keburukan yang ada padanya tersingkir dan ia mahu bangkit berdiri
melangkah di jalan Islam. Tugas seorang da'i seperti tugas seorang
pengajar dan doktor yang akan memberikan ubat sesuai dengan penyakit
yang diderita oleh pesakitnya. Tidak masuk akal kalau semua pesakit
diberi ubat yang sama, kerana penyakit mereka tentu berbeza-beza satu
sama lain.
Pengajar dan doktor adalah da'i yang paling berjaya, jika mereka
bersedia melakukan pekerjaan itu dengan didasari keimanan kepada Allah
dan untuk menegakkan agamaNya. Didasari oleh alasan inilah, para
misionaris dalam memerangi dunia Islam memusatkan perhatian mereka pada
universiti-universiti dan rumah sakit-rumah sakit, serta menyalurkan
berbagai bentuk bantuan.
Tugas pengajar adalah menghayati hati dan pola pemikiran siswa, lalu
membimbing mereka sedikit demi sedikit, sehingga tujuan yang hendak
dicapai dapat terlaksana, sedangkan tugas doktor adalah menghapus
penderitaan pesakit dengan kata-kata yang dipenuhi keimanan dan
memberikan ubat yang sesuai. Mungkinkah seorang da'i mengajak orang lain
untuk kembali kepada ajaran-ajaran Islam tanpa memberikan kasih sayang
kepadanya?
Perilaku dan keteladanan seorang da'i yang ikhlas akan mempunyai
pengaruh yang lebih besar daripada tulisan dan ceramah. Ibarat
remote control
yang dapat digunakan untuk memindahkan acara TV dari jarak yang jauh
tanpa harus memakai kabel, begitu juga dengan seorang da'i yang ikhlas
dan penuh kasih sayang. la tidak akan kesulitan memasukkan apa yang ada
dalam hatinya ke dalam hati orang lain. Jika tatapan mata yang dipenuhi
oleh rasa iri dan dengki itu dapat memberikan mudharat, maka tatapan
mata yang dipenuhi rasa iman dan kasih sayang akan menimbulkan cinta dan
keimanan.
Dari sini kita dapat mengetahui betapa berharganya pancaindera yang
diberikan oleh Allah swt. kepada manusia. Pancaindera adalah bahagian
penting dari tubuh manusia, sedangkan jasad secara keseluruhan adalah
sebagai tempat tinggal bagi indra tersebut. Allah swt. berfirman,
"Katakanlah, 'Terangkanlah
kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup
hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?'
Perhatikanlah bagaimana berkali-kali Kami perlihatkan tanda-tanda
kebesaran (Kami), kemudian mereka tetap berpaling (juga)."
(Al-An'am: 46)
"Katakanlah, 'Dialah
Yang menciptakan kalian dan menjadikan bagi kalian pendengaran,
penglihatan, dan hati.'"
(Al-Mulk: 23)
"Dan sesungguhnya Kami
jadikan untuk (isi neraka jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia,
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayatayat
Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) lidak dipergunakannya untuk
melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi)
tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu
bagaikan binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lalai."
(Al-A'raf: 179)
Orang yang tidak mengetahui dan mensyukuri nikmat Allah swt. berupa
pancaindera adalah orang yang tidak mengetahui sumber kehidupan yang
amat besar. Allah swt. berfirman,
"Ataukah seperti gelap
gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya
ombak (pula), di atasnya lagi awan; gelap gulita yang tindih-menindih,
apabila ia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan)
barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, tidaklah dia
mempunyai cahaya sedikit pun."
(An-Nur: 40)
Dengan kehilangan pancaindera, manusia akan menjadi suatu makhluk yang
tidak hidup dan tidak mati. Ia menjadi makhluk yang tidak berguna. Kalau
sudah begitu, maka ia tidak akan dapat memberikan pengaruh kepada orang
lain, kerana alat penerima dan pengirim sudah lidak lagi berfungsi,
seperti orang yang tidur di atas ranjang emas tetapi ia tidak
menyedarinya, kerana pancaindera-nya sedang tidak berfungsi. Manusia
yang demikian itu memerlukan orang yang membangunkan dari tidur-nya yang
lelap. Allah swt. berfirman,
"Dan apakah orang yang
sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya
yang terang, yang dengan itu ia dapat berjalan di tengah-tengah manusia,
serupa dengan orang yang keadaanya dalam gelap gulita yang sekali-kali
tidak dapat keluar darinya?"
(Al-An'am: 122)
Marilah kita
perhatikan gambaran-gambaran berikut,
"Allah telah mengunci mati
hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Bagi mereka
siksa yang amat berat."
(Al-Baqarah: 7)
"Dan Kami adakan tutup
di atas hati mereka dan sumbatan di telinga mereka, agar mereka tidak
dapat memahaminya. Apabila kalian menyebut Rabb kalian saja dalam Al-Qur'an,
nescaya mereka berpaling ke belakang kerana bencinya."
(Al-Isra': 46)
Orang yang tidak menggunakan pancainderanya adalah orang yang hidup
dalam "dunia yang tidak nyata", sehingga alam sekitarnya tidak akan
melihat dan merasakan keberadaannya, serta tidak akan sedih jika
ditinggal pergi. Mereka tidak memahami makna hidup yang sebenarnya,
tujuan penciptaan, dan tanggung jawab yang dibebankan. Adapun da'i, ia
ibarat qalbu
(hati), maka barangsiapa yang tidak memfungsikan hatinya, ia tidak
mendapatkan sambutan dari masyarakatnya.
Allah swt. berfirman,
"Maka disebabkan rahmat
Allah-lah kamu berlaku Iemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu
berlaku keras lagi berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari
sekelilingmu."
(Ali Imran: 159)
Hati yang beriman adalah sumber penggerak, sebagaimana firman-Nya,
"Tiada suatu
musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan seizin Allah.
Barangsiapa beriman kepada Allah, nescaya Dia akan memberi petunjuk
kepada hatinya."
(At-Taghabun: 11)
Perasaan dan kasih sayang adalah "bahasa" internasional yang
dipergunakan oleh da'i dalam menghadapi seluruh penduduk bumi, hingga
kepada orang bisu sekalipun. Kerana rahmat Allah-lah Anda berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu berlaku keras lagi kasar,
tentulah mereka akan menjauhimu, wahai para da'i. "Bahasa" ini ibarat
mata wang yang ditetapkan untuk dipakai oleh setiap negara secara
internasional. Dengan "bahasa" inilah, generasi pertama umat ini dapat
menaklukkan dunia. Mereka adalah lentera kehidupan.
"Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orangorang yang
mempunyai akal atau mempergunakan pendengarannya, sedang dia
menyaksikannya."
(Qaaf: 37)
Oleh kerana ltu, barangsiapa tidak mengingat, merasakan, dan terpengaruh
oleh keburukan atau keindahan, ia adalah orang yang tidak mempunyai hati.
Bagikan ini :
Comments
Post a Comment
Silakan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan