14. Senyummu di Depan Saudaramu adalah Sedekah
📚 Terjemah Kitab At-thariq Ilal Quluub (Perjalanan Ke Hati)
Rasulullah saw. bersabda, "Senyummu di muka saudaramu adalah sedekah,"
dan bukan "Senyummu untuk saudaramu." Dalam hadits di atas dipakai kata
"muka", kerana pada wajah terdapat banyak indra, dan ia merupakan
gambaran hakiki seorang manusia. Oleh kerananya, sebuah senyuman yang
tidak terlihat oleh saudara kita, tidak akan mempunyai erti dan tidak
akan berkesan.
Senyuman adalah gambaran isi hati yang menggerakkan perasaan dan
memancar pada wajah seperti kilatan cahaya, seakan berbicara dan
memanggil, sehingga hati yang mendengar akan terpikat. Senyuman yang
dibuat-buat tidaklah sama dengan senyuman yang tulus ikhlas. Senyuman
yang dibuat-buat adalah sebuah kreasi seni, tak lebih dan sebuah plastik.
Sedangkan senyuman yang tulus ikhlas adalah fitrah; ia ibarat bunga yang
mekar di tangkamya, indah dipandang mata, dan harum baunya, yang
menjadikan jiwa terlena dan bersimpati. Mengenai hal ini Rasulullah
telah mengingatkan kepada kita dengan sabdanya,
"Kamu tidak akan dapat
membahagiakan orang lain dengan hartamu, tetapi yang dapat membahagiakan
mereka adalah wajah yang ceria dan akhlak yang mulia."
Lima puluh tahun yang lalu, penemuan ilmiah menyebutkan bahwa
tumbuh-tumbuhan akan semakin subur manakala berada di tempat yang di
situ terdapat alunan suara berirama
slow,
dan tumbuh-tumbuhan itu akan merasa "gembira" tatkala pemihknya
menyirami-nya dengan air yang sejuk. Namun sebaliknya, tumbuhtumbuhan
itu akan "menangis" tatkala ada yang meme-tik tangkai dan bunganya.
Rasulullah saw. bersabda,
"Uhud adalah gunung
yang mencintai kita dan kita pun mencintainya."
Jika demikian keadaan tumbuh-tumbuhan dan benda-benda padat, maka
keadaan manusia yang telah diberi oleh Allah swt. nikmat berupa indra
dan akal tentu lebih dari itu. Itulah rahasia yang tersimpan dalam diri
manusia. Manakala ia dapat menyibak rahasia itu, Allah akan membukakan
baginya penglihatan dan mata hati mereka yang lalai dan terlena dalam
kemaksiatan. Dengan iman, perasaan, dan kekuatan ruhiah, Islam mengubah
banyak manusia dengan sebuah perubahan yang tidak bisa dilakukan oleh
kekuatan-kekuatan materi.
Seorang da'i hendaklah merasakan nikmat iman yang tulus ikhlas, sehingga
ia dapat menembus batu sekeras apa pun dan dapat menumbuhkan pepohonan
meski di tengah padang pasir yang gersang. Ia akan dapat mencetak
khairu ummah
(umat terbaik). Kalau kita teliti, maka akan kita ketahui bahwa yang
menyebabkan generasi pertama umat ini masuk Islam adalah senyuman yang
tulus, pandangan yang teduh, pergaulan yang sim-patik, dan ucapan yang
berkesan.
Bagikan ini :
Comments
Post a Comment
Silakan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan