10. Menyembelih Binatang Bukan Karena Allah



📚 Kitab Tauhid



Firman Allah swt:

“Katakanlah, bahwa sesungguhnya shalatku, penyembelihanku, hidupku dan matiku hanya sematamata untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya, demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).”(QS. Al An’am:162-163).

“Maka dirikanlah shalat untuk Rabbmu, dan sembelihlah kurban(untuk-Nya).”(QS. Al Kautsar:2).

Ali bin Abi Thalib ra berkata: “Rasulullah saw bersabda kepadaku tentang empat perkara:

“Allah melaknat orang-orang yang menyembelih binatang bukan karena Allah, Allah melaknat orangorang yang melaknat kedua orang tuanya, Allah melaknat orang-orang yang melindungi orang yang berbuat kejahatan,dan Allah melaknat orang-orang yang merubah tanda batas tanah.”(HR. Muslim).

Thariq bin Syihab ra menuturkan bahwa Rasulullah saw bersabda:

“Ada seseorang yang masuk surga karena seekor lalat, dan ada lagi yang masuk neraka karena seekor lalat pula, para sahabat bertanya: "bagaimana itu bisa terjadi ya Rasulullah?Rasul menjawab: “ada dua orang berjalan melewati sekelompok orang yang memiliki berhala, yang mana tidak boleh seorangpun melewatinya kecuali dengan mempersembahkan sembelihan binatang untuknya terlebih dahulu, maka mereka berkata kepada salah satu di antara kedua orang tadi: "persembahkanlah sesuatu untuknya! ia menjawab: "saya tidak mempunyai apapun yang akan saya persembahkan untuknya", mereka berkata lagi: persembahkan untuknya walaupun seekor lalat! maka iapun mempersembahkan untuknya seekor lalat, maka mereka lepaskan ia untuk meneruskan perjalanannya, dan iapun masuk kedalam neraka karenanya, kemudian mereka berkata lagi kepada seseorang yang lain: persembahkalah untuknya sesuatu! ia menjawab: "aku tidak akan mempersembahkan sesuatu apapun untuk selain Allah, maka merekapun memenggal lehernya, dan iapun masuk kedalam surga.”(HR. Ahmad).

Kandungan bab ini:

    1. Penjelasan tentang makna ayat: " KUL INNA SHALAATII WANUSUQII ".

    2. Penjelasan tentang makna ayat : " WASHOLLI LIROBBIKA WANKHAR ".

    3. Orang yang pertama kali dilaknat oleh Allah berdasarkan hadits diatas adalah orang yang menyembelih karena selain Allah.

    4. Dilaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya, hal itu bisa terjadi bila ia melaknat kedua orang tua seseorang, lalu orang tersebut melaknat kedua orang tuanya.

    5. Dilaknat orang yang melindungi pelaku kajahatan, yaitu orang yang memberikan perlindungan kepada seseorang yang melakukan kejahatan yang wajib diterapkan kepadanya hukum Allah.

    6. Dilaknat pula orang yang merubah tanda batas tanah, yaitu merubah tanda yang membedakan antara hak milik seseorang dengan hak milik tetangganya, dengan digeser maju atau mundur.

    7. Ada perbedaan antara melaknat orang tertentu dengan melaknat orang-orang ahli maksiat secara umum.

    8. Adanya kisah besar dalam hadits ini, yaitu kisah seekor lalat.

    9. Masuknya orang tersebut kedalam neraka dikarenakan mempersembahkan seekor lalat yang ia sendiri tidak sengaja berbuat demikian, tapi ia melakukan hal tersebut untuk melepaskan diri dari perlakuan buruk para pemuja berhala itu.

    10. Mengetahui besarnya bahayakemusyrikan dalam pandangan orang-orang mukmin, bagaimana ketabahan hatinya dalam menghadapi eksekusi hukuman mati dan penolakannya untuk memenuhi permintaan mereka, padahal mereka tidak meminta kecuali amalan lakhiriyah saja.

    11. Orang yang masuk neraka dalam hadits ini adalah orang Islam, karena jika ia orang kafir, maka Rasulullah saw tidak akan bersabda: “ … masuk neraka karena sebab lalat ...”

    12. Hadits ini merupakan suatu bukti bagi hadits shahihyang mengatakan: “Surga itu lebih dekat kepada seseorang dari pada tali sandalnya sendiri, dan neraka juga demikian.”

    13. Mengetahui bahwa amalan hati adalah tolok ukur yang sangat penting, walaupun bagi para pemuja berhala.

Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam