11. Jihad



📚 Terjemah Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)



Allah Swt berfirman, Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar (QS al Hujurat [49]: 15).

Nu’man bin Basyir Ra berkata, “Ketika kami sedang berada di dekat mimbar Nabi Saw, seorang laki-laki berkata, ‘Aku tidak akan berbuat sesuatu setelah keislamanku kecuali memberi minum kepada jamaah haji.’ Yang lainnya berkata, ‘Aku tidak akan berbuat sesuatu setelah keislamanku kecuali memakmurkan Masjidil Haram.’ Adapun yang lain berkata, ‘Berjihad di jalan Allah lebih utama daripada semua yang kalian ucapkan itu.”

Umar bin al-Khaththab Ra lalu menegur mereka, “Janganlah kalian berbicara keras di samping mimbar Rasulullah Saw. Allah telah menurunkan firman-Nya tentang apa yang kalian perselisihkan itu. Allah Swt berfirman, Apakah kalian menganggap bahwa memberi minum jamaah haji dan memakmurkan Masjidil Haram itu sama dengan orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, dan berjihad di jalan-Nya? Kedudukan mereka tidak sama di hadapan Allah. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim (QS al-Taubah [9]: 19).

Abdullah bin Mas’ud Ra berkata bahwa di hadapan para sahabat, Rasulullah Saw menyam­paikan firman Allah, Hai orang-orang yang beriman, mengapa kalian berkata tentang sesuatu yang tidak kalian lakukan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kalian mengatakan apa yang tidak kalian perbuat. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh (QS al-Shaff [6]: 2-4).

Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Saw, “Wahai Rasulullah, adakah perbuatan yang dapat menandingi jihad di jalan Allah?” Beliau menjawab, “Tidak. Aku tidak menemukannya. Apakah engkau bisa mengimbangi pahala seseorang yang pergi berjihad dengan perbuatanmu masuk ke masjid lalu shalat tanpa merasa lelah dan berpuasa tanpa berbuka?” Laki-laki itu menjawab, “Tidak seorang pun dapat melakukan hal itu.” Abu Hurayrah Ra berkata bahwa seorang sahabat Rasulullah Saw melewati sebuah tempat teduh yang memiliki sumber air jernih. Lalu dia berkata: “Alangkah nikmatnya jika aku dapat mengasingkan diri dari manusia, kemudian tinggal di tempat ini. Namun, aku tidak akan melakukannya sebelum meminta izin kepada Rasulullah Saw.” Dia pun menemui Rasulullah Saw, mengutarakan niatnya. Tapi, Rasulullah Saw bersabda: “Jangan engkau lakukan hal itu, karena kedudukan orang yang berjihad di hadapan Allah lebih utama daripada shalat di rumah selama tujuh puluh tahun. Tidakkah kamu suka kalau Allah mengampunimu dan memasukkanmu kesurga? Oleh karena itu, berperanglah di jalan Allah. Bagi yang terbunuh di jalan Allah, dia pasti masuk surga.”

Rasulullah Saw tidak mengizinkan sahabatnya untuk beruzlah (mengasingkan diri dari masyarakat), padahal dia hanya bermaksud beribadah kepada Allah. Namun, Rasulullah Saw memberi petunjuk kepadanya untuk berjihad. Oleh karena itu, betapa tidak pantasnya jika kita yang berlumuran dosa meninggalkan arena jihad.

Rasulullah Saw bersabda, bahwa orang yang berjihad di jalan Allah adalah seperti orang yang berpuasa, melakukan shalat yang khusyu‘, rukuk, dan sujud. Barangsiapa yang meridhai Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai Nabinya, dia pasti masuk surga.

Abu Sa’id al-Khudri Ra sangat gembira mendengar hal ini. Lalu dia berkata, “Wahai Rasulullah, ulangi sekali lagi ucapan Anda itu.” Maka Nabi Saw mengulanginya dan menambahinya, bahwa Allah akan meninggikan derajat seorang hamba hingga seratus derajat. Jarak setiap derajat adalah sejauh langit dan bumi. Kemudian Abu Sa’id bertanya, “Amalan apakah yang dapat meninggikan derajat setinggi itu?” Beliau menjawab, “Berjihad di jalan Allah.”

Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam