14. Memuliakan Guru


📚 Terjemah Kitab Alala Tanalul ‘Ilma




أُقَدِّمُ أُسْتَاذِىْ عَلَى نَفْسَ وَالِدِىْ ۞ وَاِنْ نَالَنِىْ مِنَ وَالِدِى الْفَضْلَ وَالشَّرَفَ


فَذَاكَ مُرَبِّ الرُّوْحِ وَالرُّوْحُ جَوْهَرُ ۞ وَهَذَا مُرَبِّ الْجِسْمَ وَالْجِسْمُ كَالصَّدَفْ


Terjemah :

Saya utamakan ustadzku dari orang tua kandungku, meskipun aku mendapatkan keutamaan dan kemulyaan dari orang tuaku. Ustadzku adalah pembimbing jiwaku dan jiwa adalah bagaikan mutiara, sedangkan orang tuaku adalah pembimbing badanku dan badan bagaikan kerangnya”.

Kandungan :

Manusia hidup bukan hanya di dunia tapi juga akan hidup kekal kelak di akherat, bila di dunia nasab kita adalah kepada mereka yang melahirkan kita maka di akherat nasab kita adalah mereka yang mengajarkan agama kepada kita, dan kita tahu bahwa hidup di dunia hanya sesaat sementara hidup di akherat selamanya tanpa kematian, dan kita tahu bahwa kesenangan di dunia adalah palsu sementara kesenangan di akherat adalah hakiki. Maka dari itu seorang ustadz seharusnya harus lebih di utamakan dari orang tua kandung yang tidak mengajarkan ilmu agama. Namun kita tidak boleh meremehkan peran orang tua dalam perkembangan keagamaan kita, karena tanpa orang tua yang mendukung kita belajar ilmu agama maka tidak akan bisa kita belajar agama pada seorang ustadz, jadi mereka berdua yakni ustadz dan orang tua kita adalah orang-orang yang wajib kita muliakan melebihi siapapun, adapun keterangan diatas ini hanya memberi gambaran kepada kita dimana letak kemuliaan mereka berdua, bukan bahwa orang tua yang tidak mengajarkan agama terus tidak harus kita muliakan, karena keterangan mengenai kewajiban birrul walidain walaupun mereka kafirpun banyak tersebar di kitab-kitab dan hadis-hadis.

Jiwa atau ruh adalah inti dari manusia, sedangkan badan adalah tempat bersemayam bagi jiwa itu selama hidup di dunia, badan bisa rusak dan mati tapi jiwa akan tetap abadi, dan hanya orang bodoh saja yang lebih memandang tempat daripada yang bertempat, seperti emas yang dibungkus daun tetap lebih mulia dari batu yang di bungkus sutera, namun begitu tempat juga akan mempengaruhi nilai dari yang bertempat, seperti roti yang di bungkus dengan indah dan rapih mempunyai nilai lebih dari roti yang di bungkus plastik, seperti itu juga peran ustadz dan orang tua dalam kehidupan kita, guru kita membimbing jiwa kita agar menjadi manusia sejati, manusia yang mengerti bahwa dirinya adalah hamba Allah swt.

Guru kita adalah pembimbing jiwa kita dalam melewati jalan-jalan menuju ridho Allah subhanahu wataala, dan guru kita adalah orang-orang yang berusaha menyelamatkan sedini mungkin agar kita tidak terjerumus dalam panasnya api neraka, sedangkan orang tua kita adalah orang yang mengasihi kita dengan kasih sayang tulus tanpa pamrih apapun, dengan kasih sayang mereka mendorong kita agar mampu hidup layak dan pantas dan dengan kasih sayang pula mereka akan memberikan apapun yang mereka punya agar kita selamat hidup di dunia ini dari panasnya matahari, panasnya kelaparan dan pahitnya kemiskinan. jadi mereka yakni ustadz dan orang tua adalah orang-orang yang sangat berjasa bagi kita di dua medan yang berbeda yaitu dunia dan akherat, dan kamu sudah tahu bahwa akherat lebih utama.

Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam