17. Mengasihi Anak Yatim



πŸ“š Terjemah Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)



Allah Swt, berfirman, Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak-anak yatim dengan cara yang tidak lurus, sesungguhnya mereka akan memakan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala (QS al-Nisa’ [14]: 10).

Qatadah berkata, “Ayat ini turun berkenaan dengan seseorang dari Bani Ghathfan yang menguasai harta saudaranya yang masih kecil dan yatim pula. Lalu, dia memakannya.”

Dalam ayat lain, Allah berfirman, Barangsiapa dari pemelihara itu yang cukup mampu, hendaklah menjaga dirinya (dari memakan harta anak yatim yang dipeliharanya), dan siapa yang hidup miskin, dia boleh memakannya menurut cara yang patut (QS al-Nisa’ [4]: 6). Yakni, sekedar keperluan saja, mengambilnya sebagai pinjaman, sekedar upah pekerjaannya, atau karena terpaksa. Jika mampu, dia harus mengembalikannya. Tapi, jika tak mampu, itu halal baginya.

Allah Swt mengingatkan dengan tegas akan hak orang-orang yatim melalui firman-Nya: Dan hendaklah mereka menjaga jangan sampai meninggalkan anak-anak yang lemah di belakangnya, dikhawatirkannya akan sengsara, sebab itu hendaklah mereka patuh kepada Allah dan hendaklah mereka mengatakan perkataan yang benar (QS al-Nisa’ [4]: 9).

Maksudnya, siapa yang memelihara anak yatim, hendaklah dia memperlakukannya dengan baik, bahkan memanggilnya, “Wahai anakku…” sebagaimana dia memanggil anak-anaknya. Hendaklah dia memelihara harta dan keturunannya.

Diriwayatkan bahwa Allah Swt berfirman, kepada Dawud As, “Wahai Dawud, jadilah seperti bapak yang mengasihi bagi anak yatim, jadilah seperti suami yang menyayangi bagi para janda. Ketahuilah, engkau akan menuai apa yang telah engkau tanam. Sebab, engkau pasti mati, dan tinggallah anak dan jandamu.”

Tentang memelihara harta anak yatim dan kezaliman dalam hal itu, banyak hadis diriwayatkan yang sejalan dengan ayat di atas yang berisi ancaman keras dan peringatan bagi manusia yang menzaliminya. Di antaranya adalah hadis yang diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim, bahwa Nabi Saw bersabda, “Hindarikah tujuh hal yang akan membinasakan.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa tujuh hal itu?” Beliau menjawab, “Menyekutukan Allah, sihir, membunuh orang yang diharamkan Allah untuk membunuhnya kecuali yang dibenarkan, memakan barang hasil riba, memakan harta anak yatim, …”

Al-Hakim meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Allah berhak untuk tidak memasukkan mereka ke dalam surga dan tidak merasakan kenikmatannya. Mereka itu adalah peminum khamar, pemakan riba, pemakan harta anak yatim tanpa kebenaran, dan pendurhaka kepada kedua orang tuanya.

Dalam Shahih-nya, Ibn Hibban menyebutkan bahwa dari sejumlah surat Nabi Saw yang dikirimkan melalui ‘Umar bin Hazm kepada penduduk Yaman berisi: “Dosa-dosa besar yang paling besar pada hari kiamat adalah menyekutukan Allah, membunuh orang Mukmin tanpa kebenaran, lari dari medan perang di jalan Allah pada hari yang melelahkan, durhaka kepada kedua orangtua, tuduhan berzina kepada perempuan suci, mempelajari sihir, memakan hasil riba, dan memakan harta anak yatim.”

Abu Ya‘la meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Pada hari kiamat, ada suatu kaum yang dibangkitkan dari kubur mereka dengan nyala api di mulut mereka.” Para sahabat bertanya, “Siapa mereka itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tidakkah kalian perhatikan bahwa Allah Swt berfirman, Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak-anak yatim secara zalim, sesungguhnya mereka akan memakan api sepenuh perutnya …(QS al-NisΓ’’ [4]: 10)?”

Dalam hadis mi‘raj disebutkan bahwa Nabi Saw bersabda, “Tiba-tiba aku melihat orang-orang yang dilaknati. Sementara yang lain membawa batu dari api, menelannya, lalu api itu keluar dari dubur mereka. Lalu, aku bertanya kepada Jibril, ‘Wahai Jibril, siapakah mereka?” Jibril menjawab, ‘Mereka adalah orang-orang yang memakan harta anak-anak yatim secara zalim. Sesungguhnya mereka hanya memakan api ke dalam perut mereka.”

Sementara dalam Tafsir al-Qurthubi, dinukil hadis dari Abu Sa’id al-Khudri, bahwa Nabi Saw bersabda, “Pada malam isra’, aku melihat satu kaum yang memiliki bibir seperti moncong unta. Lalu, bibir mereka ditarik dan batu api dimasukkan ke dalam mulut mereka. Kemudian, api itu keluar dari dubur mereka. Aku bertanya, ‘Wahai Jibril, siapakah mereka?’ Jibril menjawab, ‘Mereka adalah orang-orang yang memakan harta anak-anak yatim secara zalim.”

Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam