3. Berbakti Kepada Kedua Orang Tua



📚 Buku Bulir-Bulir Kebaikan



Ibu adalah pemilik hati yang lapang, yang bersabar dari perpisahan dengan anaknya. Ia telah begadang di malam hari demi anak-anaknya, merawat mereka dan berbahagia ketika anak-anaknya tumbuh besar dan bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhannya. Ia bersedih karena anaknya bersedih. Ketika anaknya berusia 7 tahun, ia pun mulai memikirkan masa depannya, ia bergumam dalam hatinya : " Anakku akan menjadi guru, atau dai, atau ulama, atau insinyur insyaaAllah… dan seterusnya ". dan ketika anaknya sudah dewasa sebagai lelaki, anaknya masih saja seperti anak kecil di matanya. Subhanallah !. Buktinya : ketika anaknya datang terlambat pulang ke rumah, ia merasa cemas dan tidak bisa tidur hingga anaknya datang. Sungguh, ibu memiliki hati yang mulia.

Hak Ibu
Tidaklah ada yang tahu kedudukan kedua orang tua selain Allah. Dalam firman-Nya :

" Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia". ( QS. al-Isra : 23 ).

Ibnu Katsir berkata : "Yakni janganlah kalian memperdengarkan kepada keduanya perkataan yang buruk, meskipun hanya perkataan " ah ", kalimat buruk yang paling ringan ".

Hak seorang ibu lebih besar daripada ayah, sebagaimana dalam hadits yang sudah dikenal, yang diriwayatkan oleh al-Bukhari, dari hadits Abu Hurairah, ia berkata :

"Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah kemudian bertanya : wahai Rasulullah, siapa yang lebih berhak untuk aku temani dengan lebih baik ?, Rasulullah menjawab : ibumu. Sahabat itu bertanya lagi : kemudian siapa lagi ?. Rasulullah menajwab : Ibumu. Kemudian bertanya lagi : kemudian siapa lagi ? Rasulullah menjwab : Ibumu. Kemudian siapa lagi ? . Rasulullah menjawab : Ibumu. ia bertanya lagi : kemudian siapa lagi ?. Rasulullah menjawab : Ayahmu ".

Dan diantara keutamaan ibu kepadamu yaitu ia telah mengandungmu dalam perutnya selama 9 ( Sembilan ) bulan, antara menanggung berat badan dan berat hati.

Perbedaan Antara Taat dan Berbakti Kepada Kedua Orangtua
Taat yaitu memenuhi perintah yang diminta darimu. Adapun berbakti lebih luas daripada taat, yaitu memenuhi keinginan orang tua meskipun mereka tidak memerintahkannya.

Kepada siapa saja yang mendahulukan istri daripada ibunya, camkan olehmu, dan aku katakan bahwa istri bisa ada penggantinya, akan tetapi ibu, apakah akan ada penggantinya?

Maka bersikap adil dan bijaksana wajib dilakukan dalam dua kondisi ini, akan tetapi janganlah permintaan istri didahulukan dari permintaan ibu, jika permintaan keduanya bersamaan dalam satu waktu.

Diantara bentuk perbuatan bakti kepada orang tua yaitu :

1. Dari Umar bin Khatab radhiyallahu'anhu ia berkata : Aku mendengar Rasulullah bersabda :

"Sesungguhnya diantara tabiin terbaik yaitu seseorang yang bernama Uwais, ia memiliki seorang ibu, ia memiliki tanda putih, perintahkanlah ia untuk memohonkan ampun untuk kalian ". (HR. Muslim).

2. Bahwa ada seseorang datang kepada Umar bin Khatab radhiyallahu'anhu, ia berkata : "Aku memiliki ibu yang sudah tua, dan ia tidak bisa menunaikan hajatnya kecuali punggungku jadi pijakan kakinya, dan aku mewudhukannya, dan aku memalingkan wajah darinya – ketika wudhu -, apakah aku telah menunaikan haknya ?. Umar menjawab : Tidak. Orang itu berkata : " Bukankah aku telah membopongnya dengan punggungku, dan aku bertahan untuknya ? Umar berkata : Sesungguhnya ia juga pernah melakukan itu untukmu dan ia menginginkanmu tetap berada di sampingnya, sedangkan kamu menginginkan berpisah darinya ".(Birrul walidain – Ibnul Jauzi).

3. Seseorang berkata kepada Abdullah bin Umar radhiyallahu'anhuma : "Aku membawa ibuku di atas pundukku dari Khurasan hingga aku menunaikan manasik bersamanya, apakah pendapatmu aku telah membalasnya ?. Abdullah bin Umar berkata : Tidak, meski hanya satu rasa sakit dari kesakitannya ( saat melahirkan )". (Birrul walidain – Ibnul Jauzi).

4. Dari Bandar berkata : "Aku ingin keluar – yakni melakuan perjalanan – untuk menuntut ilmu hadits, tapi ibuku melarangku, maka akupun menurutinya, aku tidak jadi pergi dan aku pun diberkahi karena menurutinya ". (Tarikh Baghdad).

5. Dari Abu Hazim : "Bahwa Abu Hurairah tidak menunaikan haji hingga ibunya meninggal dunia ". (Makarimul Akhlak).

6. Muhammad bin Munkadir berkata : "Saat tidur aku menggerakkan kaki ibuku, dan saudaraku Umar melakukan shalat, dan malamku tidak terasa bahagia daripada malamnya umar ". (Hilyatul Aulia).

7. Dari Ali bin Husain : "Bahwasanya dikatakan kepadanya : anda termasuk orang yang menonjol akan tetapi kami tidak pernah melihatmu makan bersama ibumu ? ia berkata : aku takut tanganku mendahului mengambil makanan yang telah lebih dulu dilirik matanya, maka aku pun durhaka kepadanya ". (Al-Birru was-Shilah).

8. Dari Abu Bakar bin Ayyash berkata : "Suatu saat aku duduk bersama Mansur di rumahnya, kemudian ibunya berteriak keras sekali, ia berkata : Hai Mansur, Ibnu Hubairah memintamu untuk menjadi hakim, engaku menolaknya ?!. saat itu Mansur memegang janggutnya di dadanya, tidak membiarkan ujung janggutnya mengarah kepada ibunya ". (Al-Birru – Ibnul Jauzi).

Wasiat Untuk Anak

  • 1. Menggunakan ungkapan yang indah. Misalnya : Perkataan Ibrahim alaihissalam kepada ayahnya : "Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan yang Maha Pemurah ". ( QS. Maryam : 44 ). Ungkapan kepada ibu : wahai cintaku, atau wahai ibuku, selamat datang wahai jatung hatiku. Ketika ia meminta sesuatu, katakan kepadanya : gembiralah, aku pelayanmu,…dan sebagainya yang termasuk ungkapan yang indah.
  • 2. Bersikap rendah hati dan lemah lembut kepada keduanya, jangan menajamkan pandangan kepada keduanya, akan tetapi pandanglah keduanya dengan pandangan kasih sayang, serta tidak mengangkat suara kepada keduanya.
  • 3. Memberi kabar kepada keduanya saat engaku hendak berpergian meskipun engaku telah menikah.
  • 4. Mengundang keduanya saat engaku mengadakan acara walimah.
  • 5. Bermusyawarah dengan keduanya pada berbagai perkara.
  • 6. Mengabarkan keduanya dengan kabar gembira saat engkau mendapatkannya.
  • 7. Mendoakan kebaikan bagi keduanya, mereka adalah pengikat hidup dan setelah mati.
  • 8. Menunaikan wakaf bagi keduanya jika hal tersebut mudah dilakukan.
  • 9. Memberikan hadiah bagi keduanya.
  • 10. Duduk seharian bersama keduanya.
  • 11. Menyumbang keduanya dengan harta.
  • 12. Berbuat baik kepada teman-teman mereka.
  • 13. Menjauhi hal-hal yang membuat mereka marah.
  • 14. Membuat mereka bahagia.
  • 15. Berbincang dengan mereka tentang kehidupan mereka di masa lalu.
  • 16. Tidak mendahulukan apa pun daripada mengunjungi mereka.
  • 17. Membuat momen yang dapat menyenangkan mereka.
  • 18. Waspada… dari durhaka kepada mereka.


Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam