5. Kepada Para Orang Tua ( Ibu Dan Bapak )



📚 Buku Nasehat Untuk Keluarga Muslim



Segala puji bagi Allah. Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Rasulullah, para keluarga dan para sahabat beliau, serta kepada orang-orang yang mengikuti jalan dan petunjuknya sampai hari pembalasan.

Saudaraku, para bapak dan ibu.

Allah telah berfirman:

“Kalian adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeru (mereka) kepada yang ma’ruf dan mencegah (mereka) dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali-Imran: 110).

Dari Abu Ruqayah Tamim bin Aus Ad-Dari bahwa Nabi bersabda: “Agama itu adalah nasehat. “Kami bertanya: “untuk siapa? “Beliau menjawab: “untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para imam orang- orang Islam, dan untuk orang-orang awam mereka.” (HR. Muslim).

Dari sinar cahaya inilah, saya menulis untuk para orang tua (ibu dan bapak) nasehat ini, dari seorang saudara yang mencintai mereka seperti kecintaannya kepada dirinya sendiri. Saya memohon kepada Allah agar nasehat ini akan mendatangkan manfaat. Sesungguhnya Allah Maha dekat, Maha mengabulkan dan mendengar do’a.

Saudara-saudaraku, para ibu dan bapak. Panjatkanlah puji dan syukur kepada Allah atas ni’mat anak yang telah diberikan oleh Allah. Ketahuilah, bahwa anak merupakan suatu amanah yang agung dan tanggung jawab yang berat di hadapan Allah. Adakah ibu bapak telah memelihara amanat-amanat tersebut?

Allah berfirman tentang sifat-sifat para hamba-Nya yang beriman:

“Dan orang-orang yang memelihara amanat- amanat dan janjinya.” (HR. Al-Mu’minun: 8).

Adakah tunas-tunas yang beriman, putera-puteri bapak ibu, telah bapak ibu didik sehingga berakhlak dengan akhlak Al-Qur’an?

Adakah mereka telah bapak ibu didik untuk mengikuti sunnah Rasulullah ?

Allah berfirman:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al- ahzab: 21).

Adakah mereka telah Bapak ibu didik untuk mengesakan Allah dan menjaga fitrah mereka dari noda-noda syirik dan dosa?

Allah berfirman:

“Dan (ingatlah) ketika Luqman kerkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar suatu kezaliman yang besar.” (QS. Luqman: 31).

Adakah mereka telah Bapak ibu didik untuk bertaqwa dan selalu merasa diawasi Allah, baik mereka dalam keadaan sembunyi atau terang- terangan?

Adakah mereka telah Bapak ibu ajarkan rukun iman, rukun Islam, dan ihsan, sehingga mereka menjadi teladan dan contoh hidup untuk seorang muslim dan muslimah?

Adakah mereka telah Bapak ibu ajarkan shalat, dan bapak ibu perintahkan mengerjakannya pada umur tujuh tahun, dan bapak ibu pukul pada umur kesepuluh (jika tidak mengerjakannya) serta memisahkan tempat tidur mereka?

Sebagaimana telah diajarkan oleh Rasulullah dari Amru bin Syuaib dari bapaknya dari neneknya berkata: Rasulullah bersabda: “Perintahlah anak- anakmu shalat pada umur ketujuh, dan pukul mereka (jika tidak mengerjakannya) pada umur kesepuluh dan pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. Abu Daud dengan sanad hasan).

Adakah mereka telah Bapak-ibu asuh dengan adab dan sopan santun Islam, seperti: berbakti kepada orang tua, silaturrahim, berbuat baik kepada tetangga, menghormati tamu, berbuat baik pada fakir miskin, jujur, amanah, adil, mempunyai rasa malu, menjaga lisan dan pendengaran serta penglihatannya, memberi nasehat kepada setiap muslim, menyeru (manusia) kepada yang baik dan mencegah dari kemungkaran, mendahulukan orang lain, rendah hati, memenuhi janji, dan lain-lain yang termasuk akhlak yang baik dan mulia?

Adakah mereka telah bapak-ibu cegah dari akhlak yang tidak baik, seperti: berbuat aniaya (zhalim) kepada orang lain, sombong, ghibah, mengadu domba, bohong, bersaksi bohong, hasud, dengki, memata-matai orang lain, menghina orang Islam, menipu, curang dan khianat?

Adakah mereka telah bapak-ibu tunjukkan kepada teman-teman yang baik, dan bapak-ibu jauhkan mereka dari teman-teman yang tidak baik?

Adakah bapak-ibu telah mendidik para puteri sejak kecil untuk mempunyai rasa malu, menutup badan dan terbiasa memakai hijab syar’i secara sempurna, terutama wajah mereka, dan menjauhkan diri dari pergaulan kaum lelaki?

Adakah ibu bapak telah menjadi contoh yang baik dalam hal ini? Adakah mereka telah bapak ibu didik untuk bertanggung jawab sejak kecil? Adakah? Adakah? Adakah?

Saudaraku para bapak dan ibu. Hendaknya masing-masing menjawab pertanyaan- pertanyaan tersebut secara jujur, kerena tanggung jawab dan amanat ini sangat besar dan berat.

Allah berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan- Nya kepada mereka, dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-tahrim: 6).

Saudara-saudaraku para bapak dan ibu. Perkenankanlah saya berbicara tentang suatu hal penting yang kadang-kadang kedua orang tua meninggalkannya atau tidak tahu pentingnya, yaitu upaya menikahkan putera-puteri pada usia dini.

Dalam hadits dari Nabi bersabda: “Wahai seluruh kaum remaja, barangsiapa diantara kamu telah mempunyai kemampuan maka kawinlah, karena hal itu lebih membantu menahan pandangan mata dan menjaga kelamin. Dan barang siapa belum mampu, hendaknya berpuasa, karena itu merupakan obat baginya.” (Muttafaq alaih).

Perkawinan akan menjaga dan memelihara kedua suami-isteri di samping akibat-akibat positif lainnya. Para setan penganjur kerusakan dari golongan jin dan manusia mengerti dengan baik, bahwa perkawinan akan menjaga individu dan masyarakat dari jalan-jalan kerusakan dan kejahatan, maka mereka sungguh-sungguh untuk menghalangi upaya perkawinan putera-puteri bapak-ibu dengan alasan- alasan yang melenakan sambil memanfaatkan kelengahan orang tua mereka terhadap bahaya masalah ini.

Hendaknya bapak ibu –semoga Allah memelihara anda- untuk mengawinkan putera-puteri bapak pada umur lebih muda. Bersungguh-sungguh mencarikan isteri yang shalehah untuk putera bapak-ibu, begitu juga mencarikan suami yang shaleh untuk puteri bapak-ibu, karena mereka merupakan amanat yang besar, maka penuhilah hak memelihara mereka.

Kepada ummat Islam yang lain, hendaknya ikut bekerjasama dalam meringankan beban biaya perkawinan. Para ulama hendaknya menganjurkan ummat Islam untuk itu. Dalam hal ini kita mempunyai suri teladan yang baik dari Rasulullah.

Umar bin Khattab berkata: “Janganlah kalian memahalkan mahar kaum wanita, karena andaikata merupakan pemberian di dunia dan ketakwaan di akhirat maka hal itu lebih diutamakan oleh Rasulullah. Nabi tidak pernah memberi mahar kepada siapapun diantara para isteri beliau, dan tidak juga seorangpun diantara puteri-puteri beliau yang menerima mahar lebih dari dua belas uqiyah, dan satu uqiyah sama dengan empat puluh dirham.”

Saya memohon kepada Allah, agar menjaga puteri- puteri ummat Islam dengan penjagaan-Nya dari segala kejahatan dan ketidak-baikan, menumbuhkan mereka menjadi tumbuhan yang baik, dan memberi taufiq kepada bapak-ibu untuk mendidik mereka dan memenuhi amanat yang berat ini.

Sesungguhnya Rabbku Maha dekat, Maha mengabulkan dan Maha mendengar do’a.

Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam