5. Tinggi Cita-cita



📚 Buku Bulir-Bulir Kebaikan



Ibnul Jauzi rahimahullah berkata : "Himmah yaitu keluargnya jiwa kepada tujuan sempurna yang bisa difahami dan dilakukan ".

Cita-cita dalam al-Qur'an
Allah ta'ala berfirman :

"Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan- kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya ". ( QS. al-Mukmin : 61 ).

Cita-cita dalam as-Sunnah
Dari Rabi'ah bin Kaab radhiyallahu'anhu ia berkata : "Aku pernah bermalam di rumah Rasulullah, kemudian aku menyediakan air wudhu dan keperluannya. Kemudian Rasulullah berkata kepadaku : katakanlah permintaanmu. Aku berkata : aku meminta agar bisa menemanimu di surga. Rasulullah berkata : tidak ada yang lain ?. Aku menjawab : itu saja. Rasulullah berkata : bantu aku atas dirimu dengan memperbanyak sujud ( shalat ) ". (HR. Muslim).

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata : "Semua orang yang berakal dari seluruh umat sepakat bahwa kenikmatan itu tidak bisa didapatkan dengan kenikmatan, dan barangsiapa lebih memilih istirahat maka ia akan kehilangan istirahat, dan tergantung pada kondisi susah dan kesulitan maka kesenangan dan kenikmatan diraih. Maka tidak ada kegembiraan bagi yang tidak pernah merasa sedih karenanya, dan tidak ada kelezatan bagi orang yang tidak bersabar untuknya, dan tidak ada kenikmatan bagi yang tidak pernah merasa susah, dan tidak ada istirahat bagi orang yang tidak pernah lelah. Akan tetapi, sesungguhnya jika seorang hamba merasa lelah sedikit maka ia akan istirahat dengan panjang, dan jika ia menahan beratnya sabar sesaat saja maka itu akan membawanya kepada hidup yang abadi. Segala sesuatu yang mengandung kenikmatan maka itu adalah kesabaran sesaat, dan setiap kali jika merasa mulia dan cita-cita tinggi, maka kelelahan tubuh lebih banyak dan bagian istirahatnya sangat sedikit ".

“Jika jiwa ( cita –cita ) itu besar maka tubuh akan merasa lelah menuruti keinginannya”

Tingginya Cita-cita Ulama Salaf Dalam Ilmu dan Ibadah :

Dalam Ilmu :

  • 1. Imam al-Bukhari rahimahullah berkata : "Para sahabat Nabi telah menuntut ilmu dalam usia lanjut ".
  • 2. Naim bin Hamad rahimahullah berkata : "Dikatakan kepada Ibnul Mubarak : sampai kapan anda menuntut ilmu ? ia menjawab : hingga mati, insyaaAllah ".
  • 3. Az-Zarnuji berkata : "Hasan bin Ziyad mulai menuntut ilmu fikih ketika usianya 80 ( delapan puluh ) tahun ".

Dalam Ibadah :

  • 1. Dikatakan kepada Nafi' : "Apa yang dilakukan Ibnu Umar di ruamhnya ? ia menjawab : wudhu setiap kali shalat dan mushaf selalu di hadapannya ".
  • 2. Hamad bin Sulaiman rahimahullah berkata : "Tidaklah kami mendatangi Sulaiman at-Taimi pada suatu waktu ibadah kepada Allah melainkan kami mendapatinya sedang melakukan ketaatan kepada Allah. Pada waktu shalat kami mendapatinya sedang shalat. Jika bukan waktu shalat maka kami mendapatinya sedang berwudhu atau sedang mengiringi atau kembali dari mengiringi jenazah atau sedang duduk di masjid. Ia berkata : kami melihat dirinya sebagai orang yang tidak bagus untuk bermaksiat kepada Allah ".

Sebab-sebab Yang Dapat Mengikatkan Tekad ( semangat ) :

Ilmu dan pengetahuan, menginginkan akhirat dan menjadikan semua keinginan hanya satu saja, banyak mengingat mati, berdoa, melawan hawa nafsu, pindah dari lokasi yang negatif, berteman dengan orang- orang yang memiliki tekad yang kuat dan mengikuti kabar tentang mereka, istiqomah dalam melakukan aktifitas.

Salah seorang ilmuwan psikologi berkata : sesungguhnya perbedaan antara orang-orang yang sukses dengan orang-orang biasa bukan diukur dari sifat atau akalnya dari sejak lahir, akan tetapi diukur dari hal-hal dan target-target yang dituju oleh cita-cita mereka hingga mereka fokus dengannya untuk meraihnya.

Kemampuan ini dicapai dengan sikap fleksibilitas, dan fleksibilitas memerlukan kesabaran. Karena perpindahan dari cabang pemikiran kepada fokus pemikiran yang pasti merupakan hasil dari kesungguhan yang terus menerus. Jika anda mampu mengarahkan pemikiran sekali atau beberapa kali hingga lima puluh kali, bahkan hingga seratus kali menuju suatu fokus pemikiran yang anda meyakini solusinya maka pemikiran-pemikiran yang anda perdebatkan tidak lama akan hilang menuju suatu topik yang anda utamakan untuk dipilih, kemudian akhirnya anda mampu untuk memfokuskan pikiran pada kehendak yang anda pilih . (Ruuhu Shalat Fil Islam – Syaikh Afif Thabarah. hal. 32 ).

Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam