6. Kebahagiaan



📚 Buku Bulir-Bulir Kebaikan



Manusia dalam hidup ini mencari kebahagiaan untuk dirinya dan anak keturunannya. Diantara mereka ada yang mendapatkannya dan ada pula yang masih mencarinya. Sebagian mereka anda lihat memutuskan silaruahim, tidak mempedulikan saudara saudaranya, ia kenyang sementara tetangganya kelaparan, terus-terusan melakukan kemaksiatan, ia merasa aman dari balasan makar Allah, ia pelit untuk tersenyum saat berjumpa dengan saudara- saudaranya, ia juga tidak menginfakkan hartanya di jalan yang benar. Ada pula yang lain, ia selalu memarahi istri dan anak-anaknya, ia berpindah-pindah tempat dengan mobilnya diantara padang pasir dan lembah, berjalan-jalan antar negeri, sementara ia tidur tidak shalat shubuh tidak mau bangun, tidak membasahi mulutnya dengan dzikir kepada Dzat Yang Maha Esa dan Maha Pemberi rezeki, tidak membaca al-Qur'an, menyibukkan dirinya dengan kelalaian, ia lupa bahwa di sisinya ada dua malaikat, apakah kebahagiaan akan datang dengan tidak berdzikir kepada Allah ?!.

Sungguh Rasulullah telah menjelaskan kepada kita tentang kebahagiaan yang hakiki, yaitu dengan mengikuti sunnahnya. Beliau telah meinggalkan kita dalam keadaan terang benderang. Malamnya seperti siangnya, tidak ada yang menyimpang darinya melainkan binasa. Allah ta'ala berfirman :

"Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah ". ( QS. al-Ahzab : 21 ).

Langkah-langkah Menuju Kebahagiaan :

  • 1. Membaca al-Qur'an dengan mentadabburi maknanya.
  • 2. Dzikir di setiap kondisi waktu.
  • 3. Menyambung silaturahim.
  • 4. Memberi hadiah, sebagaimana sabda Rasulullah : "Saling memberi hadiahlah kalian, maka kalian akan saling mencintai ". (HR. al-Al-Bukhari dalam Adabul Mufrad)
  • 5. Barangsiapa yang mengetahui Allah dengan nama- nama dan sifat-sifat-Nya serta perbuatan-Nya, maka pasti Allah akan mencintainya. (Ibnul Qayyim)
  • 6. Berkahlak yang baik
  • 7. Bersedekah meskipun dengan hal yang kecil.
  • 8. Memaafkan orang lain.
  • 9. Mengucapkan salam. Rasulullah bersabda : "Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman, dan kalian tidak beriman ( dengan sempurna ) hingga kalian saling mencintai, maukah kalian aku tunjukkan pada sesuatu yang jika kalian lakukan niscaya kalian akan saling mencintai ?, sebarkanlah salam diantara kalian ".(HR. Muslim)
  • 10. Banyak melakukan ibadah sunnah.
  • 11. Merasa diawasi Allah ketika sepi maupun ramai.
  • 12. Jangan ikut campur perkara yang bukan urusanmu.
  • 13. Saling menasehati.
  • 14. Mendamaikan orang yang berselisih.
  • 15. Mendahulukan orang lain. Allah ta'ala berfirman : "…dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan ". ( QS. al-Hasyr : 9 ).
  • 16. Menjauhi sikap marah.
  • 17. Saling mencintai karena Allah.
  • 18. Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan oleh mereka. Rasulullah bersabda : "Tidaklah salah seorang diantara kalian beriman ( sempurna ) hingga ia mencintai bagi saudaranya apa yang ia cintai bagi dirinya sendiri ". (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
  • 19. Introspeksi diri.
  • 20. Berdoa.
  • 21. Selalu bertakwa.
  • 22. Ziarah kubur. Rasulullah bersabda : "Dahulu aku pernah melarang kalian ziarah kubur, ( sekarang ) ziarahlah ke kubur ". (HR. Muslim)
  • 23. Ubah kebiasaan hidup sehari-hari.
  • 24. Berada di masjid, meskipun sejenak.
  • 25. Berhias dengan akhlak yang terpuji.
  • 26. Menjauhi sifat dengki: orang mulia akan menyembunyikannya, dan orang yang suka mencela akan menampakkannya.
  • 27. Menyayangi binatang.
  • 28. Menuntut ilmu dan beramal dengan ilmu yang sudah didapat.
  • 29. Menghadiri majlis dzikir.
  • 30. Menunaikan ibadah Umrah dan ziarah ke masjid Nabawi.

Apa kata mereka tentang bahagia ?.

“Aku tidak memandang kebahagiaan itu dengan kumpulan harta, akan tetapi orang yang bertakwalah yang berbahagia”

Sebagian ulama salaf berkata : "Seandainya para raja dan anak-anak raja mengetahui kebahagiaan kami, niscaya mereka akan memukul kami dengan pedang karenanya". Maksudnya, apa yang didapatkan dari ketenangan, kelezatan dan kedamaian karena ketaatan.

Ibnul Qayyim berkata : Guru kami Ibnu Taimiya berkata : " Aku mulai terkena sakit, kemudian dokter berkata kepadaku : sesungguhnya kegiatan membaca anda dan pembicaraan anda dalam masalah ilmu menambah sakit. Maka aku berkata kepadanya : aku tidak bisa meninggalkan hal tersebut, aku ingin meminta pandangan anda sesuai ilmu anda : bukankah jika jiwa senang dan bahagia, maka akan kuat dan sakit akan hilang ? ia berkata : betul ! maka aku berkata : sesungguhnya hatiku bahagia dengan ilmu, tubuhku menjadi kuat dengannya dan aku pun mendapati kedamaian. Ia berkata : hal ini diluar pengobatan kami ". (Raudhatul Muhibbin – Ibnul Qayyim)

Syaikh Ali bin Abdullah al-Musyaiqih berkata : " Ketika aku mengatakan sesuatu kepada jamaah masjid, rasanya hatiku dilumuri madu". Hal tersebut karena ia mendapatkan kelezatan dan kedamaian dalam hatinya.

Sebagian orang-orang mulia pada zaman ini berkata : " Saat aku merasaka kelemahan iman, aku membukan kembali jilid pertama kitab Majmu' al-Fatawa, aku membaca pengagungan Ibnul Qayyim terhadap Allah, pujiannya kepada-Nya, perkataannya tentang kekuasaan penciptaan-Nya, serta tentang nama-nama dan sifat-sifat-Nya dengan ungkapan yang menakjubkan hati, meresap ke dalam jiwa, dan inilah yang dapat ditangkap…". (Kitab Ala Sahil Ibnu Taimiyah).

Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam