Langkah 11. Suka Berkompetisi



📚 Buku 30 Langkah Mendidik Anak Agar Mengamalkan Ajaran Agama



Pada fase pertama, anak memiliki keistimewaan menyukai kompetisi di antara mereka. Kita hendaknya mengarahkan kompetisi itu dalam perkara yang mulia “Untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba- lomba.” (QS.al-Muthaffifin:26)

Seperti berkompetisi dalam ketaatan semisal: shalat, puasa dan amalan-amalan sunah lain. Semua itu kita jadikan ajang kompetisi.

Contoh Praktis Dan Kisah Yang Menunjukkan Pentingnya Kompetisi Ketaatan Dalam Membangun Kepribadian Anak

1. Samuroh Ibn Jundab -radiallahu'anhu- berkata: Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- mengumpulkan remaja-remaja Anshar. Jika beliau menganggap ada dari mereka yang telah balig, beliau akan mengizinkannya ikut berperang. Pada suatu tahun aku mengajukan diriku. Turut pula mengajukan diri seorang remaja lain dari Anshar. Beliau mengizinkan remaja itu dan menolakku. Aku pun berkata: “Engkau telah mengizinkan anak yang jika aku gulati niscaya aku akan mengalahkannya.” Nabi berkata: “Gulati dia.”

2. Abdurrahman Ibn Auf -radiallahu'anhu- berkata: “Aku tengah berada dalam saf peperangan Badar. Ketika menoleh ke kanan dan kiriku ada dua orang pemuda. Aku merasa cemas dengan keberadaan mereka dalam peperangan. Seorang dari mereka berbisik kepadaku:

“Wahai paman, tunjukkan kepadaku yang mana Abu Jahal!”

“Wahai putra saudaraku, apa yang akan engkau lakukan dengannya?” Tanyaku.

“Wahai paman, aku telah berjanji kepada Allah, jika melihatnya aku akan membunuhnya atau mati karenanya.” Jawab pemuda itu.

Seorang lagi berbisik seperti itu pula. Masing-masing tidak mau yang lain mengetahuinya. Sehingga tidak ada yang membuatku senang, selain berada di antara keduanya. Aku pun menunjukkan yang mana Abu Jahal. Keduanya pun melesat seperti dua ekor elang dan menyerang Abu Jahal. Kedua pemuda itu adalah putra Afro’.”(Al-Bukhari).

3. Disebutkan oleh Ibnu Jarir dalam kitab tarikhnya dari jalan Saif dari Abdullah Ibn Syabramah dari Syaqiq, dia berkata: “Kami menyerbu al-Qodisiah tengah hari. Ketika mundur waktu telah masuk waktu shalat, sedangkan muazin dalam keadaan terluka. Orang-orang pun ingin menggantikan muazin, hingga hampir-hampir saling berperang. Saad -radiallahu'anhu- akhirnya melakukan undian di antara mereka, sehingga terpilih salah seorang dari mereka dan dikumandangkanlah adzan.

Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam