26. Akhlak Terpuji



📚 Buku Bulir-Bulir Kebaikan



Allah ta'ala berfirman :

" Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung ". ( QS. al-Qalam : 4 ).

Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda : " Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak ". (Al-Hadist)

Akhlak yang terpuji adalah simbol bagi pribadi pilihan yang mendapat cinta di hati. Karena dia tidak merasa dendam atau dengki kepada kaum muslimin. Adapun sikap kasar dan keras maka bukan sifat orang- orang yang beriman.

Sebagian ulama salaf berkata : " akhlak terpuji adalah dekat di hati orang-orang asing, akhlak yang buruk yaitu asing di hati orang-orang terdekat". Abu Ubaidah berkata : " Al-Mahdi pernah shalat berjamaah bersama kami di Masjid Bashrah, suatu hari setelah iqamat, seorang arab baduy berkata : " wahai amirul mukminin, aku tidak bersih, tapi aku ingin sekali shalat di belakangmu, maka suruhlah mereka untuk memberi kesempatan kepadaku. Maka Amirul mukminin berkata : " beri dia kesempatan, semoga Allah merahmati kalian". Pria baduy pun masuk menuju mihrab dan berhenti, hingga amirul mukminin berkata : " Laki-laki ini telah tiba ", kemudian ia bertakbir ( untuk shalat ), maka orang- orang pun takjub dengan toleransi akhlaknya ".

Diantara akhlak yang terpuji sebagai berikut :

1. Jujur. Allah ta'ala berfirman : " Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar ". ( QS. at-Taubah : 119 ).

Orang yang jujur akan anda akan melihatnya mendapatkan kepercayaan orang lain dalam bermusyawarah dalam berbagai masalah secara khusus. Dan anda lihat ia jujur dalam interaksinya, perkataannya serta orang lain mencintainya. Dan tidak ada orang yang memusuhinya melainkan orang yang dengki atau buruk akhlaknya. Rasulullah bersabda :

" Sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan menunjukkan kepada surga, dan sesungguhnya seseorang senantiasa jujur hingga ia dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta akan menunjukkan kepada dosa-dosa, dan dosa-dosa akan menunjukkan kepada neraka. Dan sesungguhnya seseorang yang senantiasa berdusta akan dicatat sebagai pendusta di sisi Allah ". (Muttafaqun 'alaihi)

Jujur termasuk akhlak paling mulia. Jujur sangat dicintai Allah dan manusia. Maka marilah kita bersungguh-sungguh mengajarkan kejujuran kepada anak-anak kita serta menganjurkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.

Telah dikatakan kepada Lukman al-Hakim : " Menurutmu, apa yang menjadikanmu sampai seperti sekarang ini ?". Lukman menjawab : " Perkataan yang jujur, menunaikan amanat, dan meninggalkan perkara yang bukan urusanku ".

2. Amanah. Amanah dalam agama kita agama Islam menyiratkan makna yang banyak, bukan sebagaimana persangkaan sebagian orang bahwa amanah adalah menjaga titipan semata.

" Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian ditanya tentang tanggungjawabnya, seorang Imam adalah pemimpin dan dia akan ditanya tentan tanggungjawabnya, dan laki-laki pemimpin dalam keluarganya, dan dia akan ditanya tentang tanggungjawabnya, dan seorang istri adalah pemimpin di rumah suaminya, dan dia akan ditanya tentang tanggungjawabnya, dan seorang pembantu adalah pemimpin dalam harta majikannya, dan dia akan ditanya tentang tanggungjawabnya, dan seorang anak adalah pemimpin dalam harta ayahnya dan dia akan ditanya tentang tanggungjawabnya. Maka setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang tanggungjawabnya ". (HR.al-Bukhari)

Diantara makna amanah adalah sebagai berikut :

1. Seseorang harus bersungguh-sungguh dalam menunaikan kewajibannya secara sempurna dalam pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Janganlah seseorang mengambil kesempatan dalam jabatan yang dienbannya untuk mengambil manfaat pribadi atau keluarganya.

2. Lihatlah kepada panca indramu yang Allah karuniakan kepadamu. Anda wajib menggunakannnya dalam ketaatan kepada-Nya. Misalnya : Mata jangan anda perlihatkan kepada yang haram, telinga yang diperdengarkan kepada yang haram, demikian pula anggota badan yang lainnya.

Jagalah hak-hak dalam berkumpul yang anda ikuti. Jangan melontarkan kata-kata untuk membuka rahasia dan menyebar gosip. Berapa banyak tali persaudaraan terputus dan kemaslahatan terhenti karena sebagian orang meremehkan amanat dalam bermajlis dan pembicaraan di dalamnya. Dan hubungan suami istri adalah amanah, maka janganlah anda berbicara tentang apa yang terjadi diantara kalian dari pembicaraan dan percintaan.

Berapa banyak keluarga hancur dan cerai berai disebabkan karena tersebarnya rahasia suami istri. Dan Rasulullah bersabda : " sesungguhnya diantara amanah paling besar pada hari kiamat yaitu seseorang yang menggauli istrinya dan istrinya menggaulinya kemudian ia menyebarkan rahasianya ". (HR. Muslim)

3. Menepati Janji. Allah memuji Ismail alaihissalam. Allah ta'ala berfirman : " Dan Ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang Rasul dan nabi ". (QS. Maryam : 54)

Telah diriwayatkan dari Abdullah bin Abu Hamsa, ia berkata: " Aku membaiat Nabi dengan baiat sebelum ia diutus menjadi Rasul, dan aku masih ada suatu urusan dengan beliau, maka aku berjanji kepadanya untuk mendatanginya di tempatnya, namun aku lupa, kemudian aku teringat setelah tiga hari, kemudian aku pun datang, lantas aku dapati beliau ada di tempatnya. Kemudian beliau berkata : " Wahai pemuda ! engkau telah mempersulit aku, aku berada di sini sejak tiga hari menunggumu ". (HR. Abu Dawud).

Perhatikanlah saudaraku : keteraturan dalam perjanjian dan pertanggungjawabannya menjadikan manusia dalam hidup ini berjala dalam aturan tertentu. Dan seseorang yang selalu tiba tepat waktu menunjukkan kesungguhannya dalam menjaga dan memperhatikan waktu. Sebagian orang tidak hadir dalam peranjian dengan orang lain, maka hendaknya ia memperhatikan hal ini.

4. Menyebarkan salam. Abu Hurairah radhiyallahu'anhu berkata : Rasulullah bersabda : " Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman hingga kalian saling mencintai, maukan aku tunjukkan kepada kalian suatu ( amalan ) jika kalian lakukan niscaya kalian saling mencintai ? ( yaitu ) menyebarkan salam diantara kalian ". (HR. Muslim).

Misalnya : jika seseorang melewati anda tanpa mengucap salam kepada anda, anda akan merasa asing dengan orang tersebut. Berbeda jika orang tersebut mengucapkan salam, seolah ia mengangkat bendera putih saat mengucapkan salam kepada anda. Ini menunjukkan kepada kita bahwa sunnah semuanya baik.

5. Lemah lembut dan kasih sayang di rumah. Dari Aisyah radhiyallahu'anha, bahwa Nabi bersabda : " Sesungguhnya lemah lembut tidaklah ada pada sesuatu melainkan akan menghiasinya, dan tidaklah lemah lembut hilang dari sesuatu melainkan akan membuatnya buruk ". (HR. Muslim).

Di rumah-rumah terdapat banyak suasana keras dan panas. Hampir tidak ada satu rumahpun melainkan ada suasana seperti ini, kecuali yang dirahmati Allah. Sumai bertengkar dengan istrinya di depan anak-anaknya. Anak –anak permpuan tidak ditanya apa keinginan dan cita-cita mereka.

Bagaimana Nabi ketika dirumahnya, saat Fatimah radhiyallahu'anha datang, ia berjalan seperti cara berjalannya Nabi. Kemudian Nabi berkata : " selamat datang anak perempuanku ". Kemudian Nabi mempersilahkannya duduk di sisi kanan atau sisi kirinya.

Kemduian Nabi menceritakan sebuah rahasia kepadanya, Fatimah pun kemudian menangis. Aisyah berkata : " aku bertanya kepadanya : kenapa kamu menangis ?. Kemudian Nabi berbicara rahasia lagi kepadanya, kemudian Fatimah pun tertawa. Aku berkata : " aku tidak pernah melihat bahagia sangat mirip dengan sedih seperti pada hari ini. Maka aku bertanya kepada Fatimah apa yang dikatakan Nabi kepadanya". Aisyah berkata : " aku tidak pernah mencari tahu rahasia Rasulullah hingga beliau wafat, maka aku bertanya kepada Fatimah. Ia berkata : " Nabi merahasiakan kepadaku : " Bahwa Jibril menguji aku tentang al-Qur'an setiap tahun sekali, akan tetapi tahun ini ia datang dua kali, aku tidak ada dugaan melainkan ajalku telah tiba, dan kamu ahli bait-ku yang pertama akan menyusulku ( wafat ). Maka aku pun menangis. Kemudian Nabi berkata : Tidakkah kamu ridha menjadi ratu ahli surga atau wanita beriman ?. Maka akupun tertawa karenanya". (HR. al-Bukhari).

Ibrahim bin Saad berkata : " Aku mendatangi Shalih bin Kaisan di rumahnya, aku mendapatinya sedang menghaluskan makanan untuk kucingnya dan untuk burungnya ".

6. Bersikap tenang dan lapang dada. Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu berkata : Rasulullah berkata kepada Asyaj bin Abdulqais: " Sesungguhnya engaku punya dua sifat yang Allah cintai, yaitu lembut dan tenang ". (HR. Muslim).

Ayub berkata : " Sikap lembut sesaat menghadang keburukan setahun ".

Allah telah memuji dalam firman-Nya : (QS. ali- Imran: 134).

Adapun lapang dada yaitu seseorang yang tidak ada niat menipu dalam hatinya, tidak dengki dan tidak iri kepada saudara sesama muslim. Ia selalu memperhatikan kondisi kaum muslimin dan selalu melalafalkan dizkir kepada Allah. Ia tidak turut campur dalam permasalahan yang tidak penting baginya, tidak memperbanyak perdebatan, menjauhi perkara yang mengotori hatinya dari kemaksiatan dan dosa. Kita memohon kepada Allah agar membersihkan hati kita dari kebohonga, kedengkian, dan iri kepada saudara kita kaum muslimin.

7. Senyum. Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda: " Senyum mu di hadapan saudaramu adalah sedekah ". (HR. Tirmidzi).

Orang yang optimis selalu tersenyum. Dari Aisyah radhiyallahu'anha istri Nabi, ia berkata : " aku tidak pernah melihat Nabi tertawa hingga aku melihat langit- langit mulutnya, melainkan beliau tersenyum ". (Muttafaqun 'Alaihi).

Dan ketika beliau sakit hingga wafatnya, beliau tersenyum tertawa, sebagaimana disebutkan dalam shahih al-Bukhari dari hadits Anas bin Malaik radhiyallahu'anhu. Dari Habib bin Abi Tsabit berkata : " diantara akhlak terpuji seseorang yaitu berkata kepada temannya sambil tersenyum ".

Saudaraku karena Allah…apakah engaku tersenyum dalam pekerjaanmu ? apakah engkau tersenyum ketika bertemu orang tuamu ? apakah engkau tersenyum ketika bertemu anak-anakmu ? apakah engkau tersenyum di bulan Ramadhan ? apakah engkau tersenyum ketika bertemua dengan orang lain, khsuusnya fakir miskin ? Jika engkau ingin memperbanyak pundi-pundi sedekah, perbanyaklah tersenyum.

Dari Jarir radhiyallahu'anhu berkata : " Rasulullah tidak pernah menajga jarak denganmu sejak aku masuk Islam, dan beliau tidak lah melihatku melain tersenyum di hadapanku ". (HR. al-Bukhari).

8. Hadiah. Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda :

" Saling memberi hadiahlah kalian, niscara kalian saling mecintai ". (HR. al-Bukhari).

Hadiah dapat menghilangkan rasa iri, akhlak yang buruk, serta sebagai ciri kebahagiaan manusia. Wahai orang-orang yang punya masalah dengan saudaranya, berikanlah kepada saudaramu hadiah maka engkau akan mendapati dampaknya. Hadiah bukan diukur oleh harganya, tapi diukur dari nilai nya.

Dan sebelum memberikan hadiah hendaknya meluruskan niat dengan tujuan mencari ridha Allah bukan untuk tujuan duniawi.

9. Berbaik sangka kepada orang lain dan berusaha memakluminya. Allah ta'ala berfriman : " Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purba- sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang ". ( QS. al-Hujurat : 12 )

Yang dimaksud dengan prasangka, yaitu prasangka buruk kepada kaum muslimin.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, bahwa Rasulullah bersabda : "Hati-hatilah kalian berprasangka, sesungguhnya prasangka itu seburuk-buruknya perkataan ". (Muttafaqun 'Alaihi).

Al-Qurthubi rahimahullah berkata : " yang dimaksud prasangka yaitu tuduhan yang tanpa dasar, seperti orang yang menuduh seseorang berbuat zina tanpa memberikan bukti tuduhannya ".

Dari keterangan di atas, jelas bahwa prasangka buruk menjadikan pelakunya berdosa karenanya. Dan wajib bagi setiap muslim untuk berprasangka baik kepada saudaranya sesama muslim, tidak merendahkannya, tidak menampakkan aib mereka, tidak mencelanya, serta memberikan pemaafan kepada mereka.

Diriwayatkan dari Umar radhiyallahu'anhu ia berkata : " jangan engkau berprasangka buruk terhadap satu kalimat yang keluar dari lisan saudaramu dan engkau mendapatkan suatu kemungkinan baik dalam kalimatnya itu ".

Abu Qilabah berkata : " Jika sampai kepadamu suatu hal yang engkau tidak sukai, hendaknya kamu memaafkannya, dan katakanlah : mungkin ia punya alasan yang aku tidak ketahui ".

10. Tawadhu ( rendah hati ). Allah ta'la berfirman : " Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman ". ( QS. as- Syu'ara : 215 ).

Iyadh bin Himar radhiyallahu'anhu berkata : Rasulallah bersabda : " Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap tawdhu ( rendah hati ) hingga tidak ada seoranpun yang berbangga diri kepada orang lain dan tidak ada seorangpun yang berbuat zalim kepada orang lain ". (HR. Muslim).

Hendaknya kita bersikap rendah hati kepada pembantu, supir dan kepada orang-orang lemah dari kaum muslimin. Diantara sikap tawadhu Nabi yaitu yang diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Anas, bahwa ia melewati seorang anak kemudian mengucapkan salam kepadanya, lalu ia berkata : " Rasulullah pernah melakukan hal demikian ". (Muttafaqun 'alaihi).

Dan diantara sikap tawadhu Nabi, beliau bersabda : " Jika aku diundang untuk makan kaki kambing pasti aku datang ". (HR. al-Bukhari).

Aswad berkata : " Aku bertanya kepada Aisyah tentang apa yang dilakukakan Rasulullah ketika masuk rumah ? Aisyah berkata : beliau mengerjakan pekerjaan istrinya, dan jika waktu shalat telah tiba maka beliau keluar dan shalat ". (Al-Hadist).

Hisyam bin Hisan berkata : " Mereka berbicara tentang tawadhu di hadapan al-Hasan ( al-Basri ), dan ia tetap diam. Hingga ketika mereka telah banyak bicara al-Hasan berkata : mengapa aku melihat kalian banyak membicarakan tawadhu ? mereka menjawab : seperti apa tawdhu itu wahai Abu Said ?. al-Hasan menjawab : yaitu sesorang keluar dari rumahnya, tidaklah ia bertemu dengan seorang muslim melainkan ia mengira bahwa orang lain itu lebih baik dari dirinya ".

11. Mencintai Karena Allah. Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, dari Nabi shallallahu'alaihi wasallam : “Bahwa seseorang sedang mengunjungi saudaranya di sebuah desa dan Allah mengutus seorang malaikat untuk memantau jalannya. Sesampainya di tempat itu ia berkata, ‘Hendak ke mana kamu?’ Ia menjawab, ‘Aku hendak menemui seorang saudara di negeri ini.’ Ia bertanya, ‘Apakah ada kenikmatan yang kamu inginkan darinya?’ Ia menjawab, ‘Tidak, hanya karena aku mencintainya karena Allah Azza wa Jalla.’ Ia (malaikat) berkata, ‘Ketahuilah bahwa aku ini utusan Allah, (untuk memberitakan kepadamu) bahwa Allah telah mencintaimu sebagaimana kamu mencintainya karena- Nya.”(HR. Muslim).

Maka cinta yang selalu langgeng dan terus- menerus adalah cinta karena Allah. Adapun cinta dunia akan sirna sebagaimana sirna nya hal yang dicintai tersebut.

12. Berbuat baik kepada orang lain. Allah ta'ala berfirman : " Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik ". (QS. al-Baqarah : 195 )

Berbuat baik kepada manusia bisa dengan menyebarkan ilmu, atau memberikan dukungan, atau memberikan nasehat, atau menunjukkan kepada hal yang baik, atau mengatasi masalah mereka, atau mendoakan mereka tanpa diketahui oleh mereka, dan sebagainya yang termasuk jenis kebaikan, baik berupa perkataan maupun perbuatan.

Zabid al-Yaami rahimahullah, jika malam hari hujan, ia mengambil obor, kemudian berkeliling kepada orang-orang tua di kampung. Ia berkata : " apakah kalian mau api ? ". Ketika pagi hari ia berkeliling lagi kepada orang-orang tua di kampung, kemudian ia berkata : " apakah kalian ada kebutuhan di pasar ? apakah kalian memembutuhkan sesuatu ? ". Syaikh Shalih al-Khuraishi rahimahullah, jika musim dingin tiba, ia mengambil kayu bakar dan membagikannya kepada tetangganya dan orang sekitarnya.

13. Dermawan dan berinfak dalam perkara kebaikan. Allah ta'ala berfirman : " Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba- hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya ". ( QS. Saba : 39 ).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, bahwa Nabi bersabda : " Perumpamaan orang yg bakhil dan orang yg menafkahkan hartanya bagaikan dua orang yg memakai baju besi, yang telah menghimpit kedua tangannya ke dada dan kerongkongannya. Adapun baju besi yg dipakai oleh orang yang bersedekah, setiap kali ia bersedekah maka baju besinya akan melonggar, hingga akhirnya menutupi jari-jarinya dan menghapus bekas jejak kakinya. Sedangkan jubah besi yg dipakai oleh orang yang bakhil, maka setiap kali ia menolak untuk menafkahkan hartanya, niscaya baju besi itu akan menyempit sehingga menempel ketat di kulitnya. Abu Hurairah berkata: Saya melihat Rasulullah bersabda dengan memberi isyarat menggunakan jari-jemarinya di dalam kantong bajunya: Sekiranya kalian melihatnya ia berusaha untuk meluaskannya, maka baju besi itu tetap saja tak dapat melonggar ". (Muttafaqun 'Alaihi).

Maknanya yaitu bahwa setiap kali orang tersebut berinfak maka baju besi itu melonggar dan memanjang hingga menjulur di belakangnya, menutupi kakinya, bekas jejak langkah kakinya. Abdullah bin Abbad berkata kepada anak pamannya : " Sesungguhnya sebaik-baik pemberian yaitu yang diberikan seseorang sebelum diminta, jika orang lain meminta kepadamu maka pemberianmu hanyalah harga untuk wajahnya saat ia menampakkannya kepadamu ". Sebagian orang dicela karena terlalu banyak berinfak. Ada yang berkata : " Jika seseorang ingin meninggalkan rumahnya, apakah dia meninggalkan sesuatu di rumahnya ?". Mereka menjawab : " tidak ".

14. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat. Nu'man bin Bashir radhiyallahu'anhu berkata : " Rasulullah bersabda : Ikut andil Nabi terhadap permasalahan orang lain, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Anas radhiyallahu'anhu, bahwa Nabi masuk menemui Ummu Sulaim, kemudian melihat Abu Umair sedang bersedih. Lantas Nabi bersabda : " Wahai Ummu Sulaim, kenapa Umair bersedih ?. Ummu Sulaim menjawab : Wahai Rasulullah, burung kecil nya mati. Maka Rasulullah bersabda : " wahai Abu Umair, apa yang dilakukan Nughair ( burung kecil ) ? ". (Muttafaqun 'Alaihi).

Diantara ikut andil terhadap permasalahan orang lain yaitu menghadiri pernikahan, mengunjungi orang sakit, dan mengiringi jenazah mereka.

Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam