10. Sedekah



📚 Terjemah Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)



Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang bersedekah dengan sebiji kurma yang diperoleh dengan usaha yang halal, karena Allah tidak menerima kecuali yang halal, Allah menerimanya dengan tangan kanan-Nya (yakni, menerima dengan berkah-Nya). Kemudian Dia melipat gandakan bagi pemiliknya, sebagaimana seseorang dari kalian melipatgandakan maharnya. Bahkan, satu suap akan menjadi sebesar Gunung Uhud.” Ini merupakan penjelasan terhadap firman Allah Swt, Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah menerima tobat dan mengambil sedekah hamba-Nya? (QS al-Taubah [9]: 104). Dan, Allah menghapus berkah riba dan menyempurnakan kebaikan sedekah (QS al-Baqarah [2]: 276).

Sedekah tidak mengurangi harta. Allah tidak menambahkan kepada seorang hamba yang pemaaf selain kemuliaan. Tidaklah seseorang berendah diri di hadapan Allah melainkan Allah ‘Azza wa Jalla meninggikan derajatnya.

Dalam hadis yang diriwayatkan al-Thabrani disebutkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, bahwa sedekah tidak mengurangi harta. Seorang hamba tidak mengulurkan tangannya untuk bersedekah melainkan sedekahnya sampai ke tangan Allah yakni, Allah Swt menerimanya dan meridhainya sebelum sampai ke tangan peminta. Seorang hamba tidak membuka pintu permintaan orang yang membutuhkan, tetapi dibukakan baginya pintu kefakiran. Hamba itu berkata, “Hasratku, hartaku…” Padahal dia hanya memiliki tiga jenis harta, yaitu yang dimakannya hingga hilang, yang dipakainya hingga usang, dan yang disedekahkannya hingga naik kepadaKu. Selain itu tidak ada. Sementara itu, yang ditinggalkannya adalah untuk orang lain.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan al-Thabrani disebutkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Perbuatan-perbuatan baik menutup pintu-pintu kejahatan, dan sedekah memadamkan murka Tuhan, menambah panjang umur. Setiap perbuatan baik adalah sedekah, dan pelaku kebaikan di akhirat. Adapun pelaku kemunkaran di dunia adalah pelaku kemunkaran di akhirat. Orang pertama yang masuk surga adalah pelaku kebaikan.”

Al-Thabrani dan Ahmad, meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw ditanya, “Apa sedekah itu, wahai Rasulullah?” beliau menjawab, “Pahala yang dilipatgandakan, dan di sisi Allah ada tambahan.” Lalu beliau membaca ayat: Siapakah yang mau memberikan pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik supaya nanti dibayar Tuhan dengan berlipatganda yang banyak? (QS al-Baqarah [2]: 245).

Rasulullah Saw pernah ditanya tentang sedekah yang paling utama. Beliau menjawab, “Sedekah yang diberikan secara sembunyi-sembunyi kepada orang fakir atau yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dari harta yang sedikit.” Kemudian beliau membaca ayat: Kalau kamu memberikan sedekah dengan terang-terangan adalah baik, dan kalau kamu memberikannya kepada orang-orang miskin adalah lebih baik bagimu… (QS al-Baqarah [2]: 271).

Muslim mana saja yang memberikan pakaian kepada Muslim lain yang tidak berpakaian, Allah Swt memberinya pakaian dari sutra surga. Muslim mana saja yang memberikan makan kepada Muslim lain yang kelaparan, Allah Swt akan memberikan makan dari buah-buahan surga. Muslim lain yang kehausan, Allah akan memberinya minum dengan anggur yang lezat.

Seorang sahabat pernah bertanya kepada Nabi Saw tentang bagaimana Islam yang baik itu. Beliau menjawab, “Engkau memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal.” Sahabat itu berkata, “Beritahukanlah kepadaku tentang setiap sesuatu.” Beliau menjawab, “Setiap sesuatu diciptakan dari air.” Sahabat itu berkata lagi, “Beritahukanlah kepadaku sesuatu yang jika aku amalkan, aku akan masuk surga.” Beliau menjawab, “Memberi makan, menyebarkan salam, menyambungkan tali silaturahim, dan shalat pada malam hari ketika orang-orang sedang terlelap tidur, niscaya engkau masuk surga.”

Pada hari kiamat, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, Aku pernah sakit tetapi kamu tidak menjengukku.” Anak Adam bertanya, “Bagaimana aku menjenguk-Mu, sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam?” Allah menjawab, “Tidakkah engkau tahu bahwa hamba-Ku, si Fulan, jatuh sakit, tetapi engkau tidak menjenguknya. Tidakkah engkau tahu bahwa apabila engkau menjenguknya, niscaya engkau mendapati Aku di sampingnya. Wahai anak adam, aku meminta makan kepadamu, tetapi engkau tidak memberiku makan.” Anak Adam bertanya, “Wahai Tuhanku, bagaimana aku memberi-Mu makan, sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam?” Allah menjawab, “Tidakkah engkau tahu bahwa hamba-Ku, si Fulan, meminta makan kepadamu, tetapi engkau tidak memberinya makan. Tidakkah engkau tahu bahwa apabila engkau memberinya makan, niscaya engkau mendapati hal itu di sisi-Ku. Wahai anak adam, Aku meminta minum kepadamu, tetapi engkau tidak memberi-Ku minum.” Anak Adam bertanya, “Wahai Tuhanku, bagaimana aku memberi-Mu minum, sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam?” Allah menjawab, “Hamba-Ku si Fulan, meminta minum kepadamu, tetapi engkau tidak memberinya minum. Tidakkah engkau tahu bahwa apabila engkau memberinya minum, niscaya engkau mendapati hal itu di sisi-Ku.”

Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam