Ilmu, Permata yang Lebih Mulia dari Ibadah



๐Ÿ“š Buku Mendaki Tanjakan Ilmu Dan Tobat


Jika kamu sudah mengerti keagungan ilmu dan ibadah, yakinilah bahwa ilmu adalah yang paling mulia dan utama di antara dua permata itu. Oleh karena itu, Nabi Saw. bersabda:

“Kelebihan orang yang berilmu atas orang yang ibadah seperti kelebihanku atas orang yang terendah dari umatku.”

------------------- Penjelasan : K.H. R. Abdullah bin Nuh

Hadis ini hasan sanadnya. Juga diperkuat oleh riwayat lainnya. Diriwayatkan Al-Harits bin Abi Huzamah dari Abi Said Al-Khudri, diperkuat oleh riwayat Turmudzi dari Abi Umamah.

-----------------------

Dan, bersabda Rasulullah Saw.:

“Sekali melihat ke wajah orang yang berilmu, lebih menyenangkan bagiku daripada ibadah satu tahun dengan puasa di siangnya dan shalat di malam harinya.”

Inilah keutamaan ilmu. Namun, tentu, hanya berlaku bagi orang berilmu yang mengamalkan ilmunya.

Rasulullah Saw. bersabda pula:

“Inginkah kamu sekalian tahu, siapa yang paling mulia di antara penghuni surga?”

Jawab para sahabat, “Tentu saja kami ingin tahu, wahai Rasulullah.”

Sabda Rasulullah Saw., “Mereka itulah para ahli ilmu dari kalangan umatku.”

Jelaslah bagimu bahwa ilmu itu permata yang lebih mulia daripada ibadah. Namun, setiap hamba pun tidak boleh tidak harus beribadah disertai ilmu. Jika tidak, ilmunya akan menjadi debu yang berhamburan ditiup angin. Ilmu itu ibarat pohon, sementara ibadah seumpama salah satu buahnya, yang menjadikan pohon itu lebih mulia. Memang pohon itu pokoknya, tetapi manfaatnya terletak pada buahnya. Oleh karena itu, tak dapat tidak, manusia harus mempunyai keduanya: Ilmu dan ibadah.

Imam Al-Hasan Al-Basri berkata, “Tuntutlah ilmu, tetapi jangan lupakan ibadah. Dan kerjakanlah ibadah, tetapi tidak boleh lupa ilmu.”

Sudah jelas bahwa manusia itu harus memiliki ilmu dan ibadah, namun yang utama dan harus didahulukan tentunya adalah ilmu. Sebab, ilmu itu pokok dan petunjuk. Bagaimana bisa ibadah jika tidak tahu caranya?

Bersabda Rasulullah Saw.:

“Ilmu itu imamnya amal, sedangkan amal itu makmumnya.”

------------------- Penjelasan : K.H. R. Abdullah bin Nuh

Kelanjutan hadis ini adalah sebagai berikut: “Ilmu itu diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang bahagia, dan tidak diberikan kepada orang-orang yang celaka.” Hadis ini diriwayatkan Abu Nuaim dalam kitab Al-Ihyรข, dan oleh Abu Thalib Al-Makki dalam kitab Qut Al-Qulub. Juga oleh Al-Khotib serta Ibnu Qayyim. Diriwayatkan sebagai hadis yang mauquf. Jadi, hadis ini banyak jalannya.

----------------------

Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam