Jalan Sukses Dunia dan Akhirat



📚 Buku Allah Dekat Dan Bersamamu



“Tak perlu pusing-pusing mencari jalan sukses. Jalan itu terletak pada berbakti pada orangtua.”

Ada seorang anak, Hisyam namanya. Ia begitu berbakti kepada orangtuanya. Baktinya kepada orangtua telah mendatangkan keberkahan dalam hidupnya. Begini kisahnya.

Saat Hisyam menjelang lulus SMA, ayahnya sering sakit-sakitan. Karena itulah ia harus ikhlas mengubur impiannya untuk kuliah karena adik-adiknya masih kecil-kecil dan memerlukan biaya pendidikan. Ia tidak mau menambah beban ibunya. Itu pula yang membuatnya berusaha mencari pekerjaan untuk membantu orangtuanya.

Pada tahun 1974 Hisyam diterima bekerja di PT Baja Sraya yang berlokasi di Palembang. Perusahaan tersebut bergerak di bidang pengumpulan besi tua. Di perusahaan tersebut Hisyam bekerja keluar-masuk hutan selama berminggu-minggu untuk mencari besi tua sampai ke pedalaman hutan bekas pengeboran PT Caltex dan PJKA. Ia menjalani pekerjaan pertamanya itu selama satu tahun, kemudian ia memutuskan keluar dari perusahaan tersebut dan kembali ke Jakarta.

Pada tahun 1975 Hisyam diterima bekerja sebagai marketing manajer di pabrik metal yang bernama UI Metal Work di Cempaka Putih, Jakarta. Hisyam mulai belajar seluk-beluk usaha metal dari insinyur-insinyur yang ada di kantornya. Ia juga menyerap ilmu produksi dan manajemen perusahaan, terutama marketingnya. Jika siang bekerja di kantor, malam harinya Hisyam bekerja menjadi supplier es balok. Tiap malam ia bisa menghabiskan 112 es balok dengan keuntungan 100 ribu rupiah ketika itu.

Namun, pada tahun 1984 Hisyam mendapat musibah. Adik perempuannya menderita sakit kanker dan harus dirawat di ICU rumah sakit. Sebagai wujud baktinya kepada orang tua, Hisyam mencurahkan perhatian penuh kepada adiknya. Hisyamlah yang membiayai pengobatan adiknya hingga sembuh.

Karena harus menjaga adiknya di rumah sakit, ia sering tidak masuk kerja, sedangkan pekerjaan di kantor tidak bisa ditinggalkan. Dengan bijak Hisyam memutuskan mengundurkan diri dari perusahaan. Ia lebih mementingkan mengurus adiknya walaupun untuk itu terpaksa harus kehilangan pekerjaan. Pada tahun itu pula Hisyam menikah dengan Monong Dahela Abu Hasan, gadis asal Jambi. Dari pernikahannya ini, ia dikaruniai tiga orang anak, dua laki-laki dan satu perempuan.

Setelah memenuhi kewajiban mengurus adiknya, Hisyam kembali mencari pekerjaan untuk menaahi istri dan anaknya. Namun, usahanya mencari pekerjaan belum jua membuahkan hasil. Suatu hari, ketika ia hendak mengambil uang di Bank Pembangunan Daerah cabang Jatinegara, ia bertemu dengan kepala cabang tempat ia dulu bekerja. Kepala cabangnya itu menawarkan tempatnya untuk dijadikan tempat usaha. Hisyam menerima tawaran tersebut.

Hisyam membuka kantor yang usahanya mencari order untuk kemudian dimasukkan ke pabrik tempat dulu ia bekerja. Dari situ ia mendapatkan keuntungan. Bisa dikatakan pekerjaannya adalah sebagai broker. Usaha Hisyam terus berkembang hingga akhirnya ia mendirikan PT Hatindo Metal Utama yang berkedudukan di Ciputat.

Pada tahun 1989 Hisyam mulai melirik usaha baru karena usahanya yang sekarang sudah bisa ditangani oleh adik dan teman-temannya. Tepatnya pada 1992 ia memulai usaha di bidang properti dengan mendirikan PT Mataram Utama dan PT ADPD. Banyak perumahan, hotel, ruko, dan gedung perkantoran yang dibangunnya, di antaranya adalah Town House Pesona Agung dan Pesona Eksklusif. Selain itu, ia juga mengembangkan bisnis biro perjalanan haji dan umrah dengan mendirikan PT Andi Arta Wisata dan supplier alat-alat kesehatan di kawasan Fatmawati dengan mendirikan PT Arta Matra Utama.

Tidak berhenti sampai di situ, Hisyam juga menjadi supplier untuk pembukaan 70 gerai Pizza Hut. Namun, pada tahun 2001, setelah peristiwa bom WTC di Amerika Serikat, izin supplier Pizza Hut-nya dicabut. Setelah lepas dari Pizza Hut, pada tahun 2002 Hisyam bersama temannya, Ron Muller, mendirikan PT Cahaya Hatindo dengan produknya Paparons Pizza. Sekarang Paparons Pizza telah berkembang menjadi puluhan gerai.

Kini Hisyam tinggal menikmati buah dari kerja keras dan baktinya kepada orangtua. Ia bahkan dapat mempekerjakan ratusan orang. Suatu kenikmatan luar biasa karena menjadi jalan rezeki bagi orang lain.

Ketika ditanya kunci terpenting suksesnya dalam berbisnis, Hisyam menuturkan bahwa kunci suksesnya membangun bisnis adalah berbakti kepada orangtua dengan sebaik-baiknya. Berbakti kepada orangtua akan mengundang datangnya pertolongan Allah. Jika Allah telah menolong kita, urusan rezeki menjadi hal yang mudah.

*****

Sahabat, demikianlah buah dari berbakti kepada orangtua. Segala urusan kita akan dimudahkan oleh Allah. Sebaliknya, durhaka kepada orangtua akan mengundang malapetaka. Dalam sebuah hadisnya, Rasulullah saw., menjelaskan bahwa salah satu dosa yang disegerakan azabnya di dunia adalah durhaka kepada orangtua.

Simaklah kisah Alqamah yang hidup pada masa Rasulullah saw. Sebelum menikah, Alqamah adalah anak yang berbakti kepada ibunya. Namun, setelah menikah Alqamah menjadi kurang perhatian kepada ibunya. Ia lebih memprioritaskan istrinya daripada ibunya. Si ibu merasa kecewa kepada Alqamah.

Saat menjelang akhir hayatnya, Alqamah meninggal dengan susah payah. Ia terus-menerus dalam keadaan sakratulmaut. Ia juga tidak bisa mengucapkan kalimat tahlil (Laa ilaaha illa Allah). Hal ini dilaporkan kepada Rasulullah saw. Lantas, Rasulullah saw., mendatangkan ibu Alqamah dan memintanya agar memaafkan Alqamah supaya ia bisa mengembuskan napas terakhirnya dengan tenang.

Semula ibu Alqamah tidak bersedia. Ia kadung kecewa dengan sikap Alqamah. Namun, setelah Rasulullah saw., mengatakan akan membakar Alqamah supaya ia terbebas dari penderitaan sakratulmaut, akhirnya hati ibu Alqamah luluh. Ya, bagaimanapun durhakanya seorang anak, dalam hati sang ibu pastilah tetap menyayanginya.

Ibu Alqamah memaafkan dan mengikhlaskan kesalahan Alqamah kepadanya. Akhirnya, Alqamah pun bisa mengembuskan napas terakhir dan mengucapkan kalimat tahlil (Laa ilaaha illa Allah).

Oleh karena itu, mumpung belum terlambat, mumpung orangtua masih hidup, berbaktilah kepada keduanya dengan optimal. Orangtua adalah “pintu surga pertama” yang harus kita syukuri kehadirannya.

Ingatlah hadis Rasulullah saw., “Rida Allah bergantung rida orangtua, dan kemurkaan Allah bergantung kemurkaan orangtua.” (HR. Ibnu Hibban)

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah engkau mengatakan ‘ah’ kepada keduanya dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepadanya perkataan yang baik. Rendahkan dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah menyayangi aku pada waktu aku kecil.” (QS. Al-Isra [17]: 23–24)

Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam