Kebaikan Kembali pada Pelakunya



📚 Buku Allah Dekat Dan Bersamamu



“Barangsiapa berbuat kebaikan pasti akan menuai kebaikan. Barangsiapa berbuat keburukan pasti akan menuai keburukan.”

Alkisah, seorang raja memanggil ketiga penasihatnya. “Para penasihatku, tolong kalian petikkan buah apel untukku, masing-masing satu karung,” perintah raja.

Para penasihat berbeda-beda dalam menyikapi perintah raja. Penasihat A mengumpulkan buah apel busuk yang jatuh di tanah karena ia berpikir raja tidak akan memeriksanya. Paling-paling ini hanya untuk mengetes.

Penasihat B mengumpulkan ranting-ranting pohon apel yang kering dan memasukkannya ke karung hingga penuh. Ia berpikir sama dengan penasihat A.

Sementara itu, penasihat C memetik buah apel yang ranum dan matang. Ia berpikir jika memberikan yang terbaik dalam tugasnya, ia juga akan memperoleh yang terbaik.

Ketiga penasihat menghadap raja dengan membawa karung masing-masing. Raja tampak puas karena ketiga penasihatnya melaksanakan perintahnya.

“Baiklah, Para Penasihatku, apel yang dalam karung itu aku hadiahkan untuk kalian dan keluarga kalian. Silakan makan apel-apel tersebut.”

Penasihat A, “#@@*&^.” Penasihat B, “#@@*$$#.” Penasihat C, “Alhamdulillah. Terima kasih, Tuan Raja.”

*****

Jika kita menebar kebaikan, kebaikan pula yang akan kita dapatkan. Sebaliknya, jika kita menabur kejelekan, maka kejelekan pula yang akan kita peroleh. Tidak akan tertukar. Ini merupakan sunatullah.

Al-Qur’an menyatakan, “Jika kamu berbuat baik, maka kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri. Jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri….” (QS. Al-Isra [17]: 7)

Mari kita berlomba-lomba melakukan kebaikan meski kecil karena kebaikan yang besar dimulai dari kebaikan kecil. Kebaikan-kebaikan yang kita lakukan akan menjadi tabungan energi positif. Kelak, pada saatnya, pada waktu yang tepat, Allah akan mencairkannya dalam bentuk kebaikan, keberkahan, dan keberlimpahan bagi kita.

Ibarat kita menabung di bank, suatu saat ketika membutuhkan, kita bisa mencairkan tabungan tersebut. Namun, jika kita tak pernah menabung (kebaikan), apa yang mau dicairkan?

“Maka, barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Az-Zalzalah [99]: 7–8).

Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam