Langkah 12. Menjadi Dermawan Dengan Lebih Mendahulukan Saudaranya Ketimbang Dirinya Sendiri



📚 Buku 30 Langkah Mendidik Anak Agar Mengamalkan Ajaran Agama



Anak-anak pada fase pertama memiliki keistimewaan menyukai kepemilikan. Itu merupakan naluri yang melekat pada setiap anak manusia. Oleh karena itu kedua orang tua hendaknya mengarahkan naluriah tersebut dengan menanamkan kebaikan kaum Anshar, yang dipuji Allah dalam firman-Nya:

Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan.” (QS.al-Hasyr:9)

Yaitu dengan itsar (mendahulukan orang lain). Menanamkannya pada diri mereka dengan praktek langsung maupun tidak langsung, seperti dengan menyampaikan kisah-kisah yang mendorong untuk melakukan itsar.

Contoh Praktis Dan Kisah Yang Menunjukkan Pentingnya Membekali Anak Dengan Itsar Dalam Membangun Kepribadian

1. "Ketika kaum Muhajirin tiba di Madinah, Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam mempersaudarakan antara Abdurrahman Ibn Auf dengan Sa'ad Ibn ar-Rabi'. Berkatalah Sa'ad kepada Abdurrahman Ibn Auf:

"Aku adalah orang Anshar yang paling berharta. Hartaku aku bagi dua denganmu. Aku juga memiliki dua istri, lihat mana yang engkau sukai dari keduanya dan katakan kepadaku, aku akan menceraikannya, jika selesai masa iddahnya nikahilah dia." Abdurrahman menjawab: "Semoga Allah memberkahi dirimu, keluarga dan hartamu. Di mana pasar kalian?"

Orang-orang menunjuk pasar Bani Qoinuqo. Tidak berselang waktu, Abdurrahman sudah memiliki kelebihan sandang dan makanan."(Al-Bukhari)

Dikeluarkan oleh al-Bukhari dari Abu Hurairah - radiallahu'anhu-, dia berkata: “Orang-orang Anshar berkata kepada Nabi Shalallahu alaihi wasallam: ‘Bagikanlah pohon-pohon kurma kami kepada saudara-saudara kami Muhajirin!’

Nabi berkata: “Cukup bagi kami pengayoman dari hasil buahnya?” Para Anshar berkata: “Kami dengar dan kami taati.”(Al-Bukhari).

Contoh Praktis

Putra anda memiliki uang di tabungannya. Pada suatu hari ajaklah dia bersama anda mengunjungi lembaga sosial yang memberikan bantuan dan pertolongan kepada orang fakir dan terlantar. Berinfaklah anda di hadapannya. Diperjalanan sekembalinya dari sana, ceritakan mengenai penderitaan anak-anak yang seumur dengannya, kemudian usulkan bagaimana jika besok dia sendiri yang berinfak walau sedikit. Anda akan dapatkan dia begitu peduli tanpa ragu. Hal itu karena dia melihat praktek nyata di hadapannya.

Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam