Maqolah 26-30



📚 Terjemah Kitab Nashoihul Ibad





MAQOLAH ( 26 )
Kufur nikmat adalah tercela. maksudnya adalah dengan tidak adanya syukur ni’mat menunjukkan rendahnya nafsu.

dan berteman dengan orang bodoh yaitu orang yang menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya padahal ia mengetahui akan keburukan sesuatu tersebut. (adalah keburukan) yaitu tidak membawa berkah . Oleh karena itu janganlah berteman dengannya disebabkan karena buruknya akhlak / keadaan tingkah lakunya karena sesungguhnya tabi’at itu dapat menular.


MAQOLAH ( 27 )
Disebutkan dalam syair…. " Wahai yang disibukkan oleh dunia Sungguh panjangnya angan-angan telah menenggelamkan mereka Bukankah mereka selalu dalam keadaan lupa kepada Allah Hingga dekatlah ajal bagi mereka, Sesungguhnya kematian datangnya mendadak Dan kubur adalah tempat penyimpanan amal.

Addailamy meriwayatkan hadits dari RasuluLlah SAW yang bersabda : “Meninggalkan kenikmatan dunia lebih pahit dari pada sabar, dan lebih berat daripada memukulkan pedang di jalan Allah. Dan tiada sekali-kali orang mau meninggalkan kenikmatan dunia melainkan Allah akan memberi sesuatu seperti yang diberikan kepada para Syuhada’. Dan meninggalkan kenikmatan dunia adalah dengan menyedikitkan makan dan kekenyangan, dan membenci pujian manusia karena sesungguhnya orang yang suka di puji oleh manusia adalah termasuk mencintai dunia dan kenikmatannya. Dan barang siapa menginginkan kenikmatan yang sesungguhnya maka hendaklah ia meninggalkan kenikmatan dunia dan pujian dari manusia”.

Dan Ibnu Majah telah meriwayatkan sesungguhnya RasuluLlah SAW bersabda : “Barang siapa yang niatnya adalah untuk akhirat, niscaya Allah akan mengumpulkan kekuatan baginya dan Allah membuat hatinya menjadi kaya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina.

Dan barang siapa yang niatnya adalah untuk dunia maka Allah akan menceraiberaikan segala urusannya, dan Allah menjadikan kefakiran (miskin) di depan kedua belah matanya dan tiadalah dunia akan mendatanginya kecuali apa yang telah tertulis untuknya”.


MAQOLAH ( 28 )
Dari Aby Bakr Asy-Syibly RahimahuLlahu Ta’ala, Beliau tinggal di Baghdad, berkawan dengan Syaikh Abul Qasim Junaidy Al- Baghdady bahkan menjadi murid beliau, dan beliau hidup hingga usia 87 tahun, wafat pada tahun 334 H dan dimakamkan di Baghdad.
Dimana beliau termasuk pembesar para sufi dan para ‘arif biLlah. Beliau berkata di dalam munajatnya :

" Wahai Tuhanku… Sesungguhnya aku senang Untuk mempersembahkan kepadaMu semua kebaikanku Sementara aku sangat faqir dan lemah Oleh karena itu wahai Tuhanku, Bagaimana Engkau tidak senang Untuk memberi ampunan kepadaku atas segala kesalahanku Sementara Engkau Maha Kaya Karena sesungguhnya keburukanku tidak akan membahayakanMu Dan kebaikanku tidaklah memberi manfaat bagiMu ".

Dan sesungguhnya sebagian orang yang mulia telah memberikan ijazah agar dibaca setelah melaksanakan shalat Jum’at 7 kali dari bait syair sebagai berikut:

" Ilahy lastu lil firdausi ahla Walaa aqway ‘ala naaril jahiimi Fahably zallaty wahfir dzunuuby Fa innaka ghaafirul dzanbil ‘adziimi Wa ‘aamilny mu’aamalatal kariimi Watsabbitny ‘alan nahjil qawwimi.

(Hikayat) Sesungguhnya Syaikh Abu Bakr As- Syibly datang kepada Ibnu Mujaahid. Maka segeralah Ibnu Mujaahid mendekati As-Syibly dan mencium tempat diantara kedua mata beliau. Maka ditanyakanlah kepada Ibnu Mujaahid akan perbuatannya yang demikian, dan beliau berkata, “Sesungguhnya aku melihat Rasulullah SAW di dalam tidur dan sungguh beliau SAW telah mencium Syaikh Abu Bakr As-Syibly. Ketika itu berdirilah Nabi SAW di depan as-Syibly dan beliau mencium antara kedua mata As- Syibly. Maka aku bertanya : ‘Yaa Rasulullah, apakah benar engkau berbuat yang demikian terhadap As- Syibly ?’. RasuluLlah SAW menjawab :" ‘benar, sesungguhnya dia tidak sekali-kali mengerjakan shalat fardhu melainkan setelah itu membaca :

" Laqad jaa a kum Rasuulum min anfusikum ‘aziizun ‘alaiHi maa ‘anittum chariisun ‘alaikum bil mukminiinarra’ uufurrahiim faintawallau faqul chasbiyaLlaahu laaIlaaha Illa Huwa ‘alaiHi tawakkaltu waHuwa Rabbul ‘Arsyil ‘adziim…

setelah itu dia / As-Syibly mengucapkan salam ShallaLlaahu ‘alaika Yaa Muhammad”. Kemudian aku tanyakan kepada As-Syibli mengenai apa yang dibacanya setelah shalat fardhu, maka beliau menjawab seperti bacaan tadi…


MAQOLAH ( 29 )
Telah berkata Asy-syibly, “Apabila engkau menginginkan ketenangan bersama Allah, maka bercerailah dengan nafsumu.”

Artinya tidak menuruti apa yang menjadi keinginannya. Telah ditanyakan keadaan Asy- Syibly di dalam mimpi setelah beliau wafat, maka beliau menjawab, : "Allah Ta’ala berfirman kepadaku,’ Apakah engkau mengetahui dengan sebab apa Aku mengampunimu ?’ Maka aku menjawab : ‘Dengan amal baikku”. Allah Ta’ala berfirman, : ’Tidak’. Aku menjawab : ‘Dengan ikhlas dalam ubudiyahku ‘. Allah Ta’ala berfirman : ‘Tidak’. Aku menjawab : ’Dengan hajiku dan puasaku ?’ Allah Ta’ala berfirman : ‘Tidak’. Aku menjawab : ‘Dengan hijrahku mengunjungi orang-orang shaleh untuk mencari ilmu“. Allah Ta’ala berfirman : ’Tidak’. Akupun bertanya : ‘Wahai Tuhanku, kalau begitu dengan apa ?“ Allah Ta’ala menjawab : ‘Apakah engkau ingat ketika engkau berjalan di Baghdad kemudian engkau mendapati seekor anak kucing yang masih kecil dan lemah karena kedinginan, dan ia menggigil karenanya. Kemudian engkau mengambilnya karena rasa kasihan kepada anak kucing itu dan engkau hangatkan ia ?” Aku menjawab : ‘Ya’. Maka berfirmanlah Allah Ta’ala : ‘Dengan kasih sayangmu kepada anak kucing yang masih kecil itulah Aku menyayangimu’.


MAQOLAH ( 30 )
Telah berkata Asy-Syibli : “Jika engkau telah merasakan nikmatnya pertemuan (wushlah – dekat dengan Allah SWT) niscaya engkau akan mengerti rasa pahitnya perpisahan (Qathi’ah- yaitu jauh dari Allah Ta’ala) . karena sesungguhnya berjauhan dari Allah SWT merupakan siksaan yang besar bagi AhluLlah ta’ala. Dan termasuk salah satu dari do’a SAW adalah , :

" Allahummarzuqny ladzatan nadzari ilaa wajhiKal Kariim, wasyauqu ilaa liqaaiK”.

(Yaa Allah berikanlah kepadaku kelezatan dalam memandang wajah-Mu yang Mulia dan rasa rindu untuk bertemu dengan-Mu).

Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam