81. Nama-Nama yang Baik
📚 Terjemah Kitab At-thariq Ilal Quluub (Perjalanan Ke Hati)
Ketika
ada seseorang menyebutkan sebuah nama kepadamu, tentu sekilas
terlintas dalam benakmu sosok pemilik nama itu. Bila nama itu indah,
tentu tampak dalam bayanganmu seseorang yang tampan dan menye-nangkan.
Seringkali pula hal itu terwujud dalam kenyataan, sehingga nama itu
punya pengaruh positif dalam jiwa dan hatimu.
Sebaliknya, nama-nama yang aneh dan asing, tentu bakal meninggalkan
kesan negatif dan mempengaruhi citra terhadap pemilik nama itu, hingga
sering tak mampu melupakannya tatkala bertemu dengannya. Nama-nama yang
aneh sering mempengaruhi kejiwaan pemiliknya, karena perilaku seseorang
juga dapat dihasilkan oleh pengaruh refleks dari makna yang terkandung
dalam sebuah nama. Namanama asing yang digunakan oleh sebagian keluarga
untuk putra-putri mereka dapat menjadi motivasi yang mempengaruhi
kepribadian mereka. Anak lelaki yang diberi nama wanita atau nama yang
maknanya kurang baik, niscaya mempengaruhi kejiwaan anak tersebut karena
adanya cemohan orang lain terhadapnya. Nama-nama buruk yang tidak
disukai oleh perasaan dapat melukai hati pemilik nama itu. Engkau
melihat ia menjadi
minder
dan menjauh dari pergaulan dengan orang lain. Bila seseorang ingin
mengganggunya dengan menyebut namanya, kemungkinan terjadi reaksi
spontan, yang terkadang sampai membuatnya melakukan hal-hal yang tidak
terpuji. Peristiwa-peristiwa semacam ini banyak terjadi.
Sering terjadi ketika seseorang ditanya tentang namanya, ia hanya
menyebutkan namanya yang baik sedang-kan nama lanjutannya,— yang
dianggap kurang baik— disembunyikan. Dalam suasana seperti ini tidak
sepatutnya engkau memaksanya untuk menyebutkan, demi menjaga perasaannya.
Karena itu, memberi nama anak harus berhati-hati. Kini banyak orang
senang menggunakan nama-nama palsu untuk menutupi nama-nama asli atau
nama yang sebenarnya. Kalau sudah terjadi yang demikian itu, sulit untuk
mengembalikan lagi nama aslinya. Memilih nama yang baik adalah suatu
kebutuhan, baik bersifat individu maupun sosial. Nama yang baik dapat
menumbuhkan harga diri dan kepercayaan anak-anak tatkala mereka nanti
berinteraksi dengan teman sebayanya. Banyak hadits Nabi yang memberikan
pengarahan kepada para orang tua untuk memilih nama-nama yang
menyenangkan buat anak-anak mereka. Ada seseorang menemui Rasulullah
saw. Ia bernama
Shah(sulit),
lalu beliau memberi nasihat agar mengubah namanya menjadi
Sahl
(senang), karena nama ini memberi kesan positif dan menggembirakan,
tidak membuat orang lain menjauh.
Ada sebagian masyarakat yang telah memahami persoalan ini dengan baik.
Mereka memahami hakikat di balik nama itu dan bagaimana pengaruhnya
terhadap pemilik nama, masyarakat di mana ia hidup, dan citra
keluarganya. Nama sering mengisyaratkan kewarganegaraan dan kebangsaan
pemiliknya. Setiap warga negara tertentu memiliki nama-nama yang khas
dan masyhur. Hanya dengan menyebut namanya, engkau dapat mengetahui asal
negara sekaligus mengenal sosoknya. Apakah ia orang Mesir, orang Sudan,
Saudi Arabia, Yaman, Indonesia, Malaysia, atau Eropa. Nama dan bentuk
tubuh memberi tahu kita kewarganegaraan seseorang. Selain itu, nama juga
bisa mengingatkan berbagai peristiwa bersejarah. Di masa pemerintahan
Raja Fuad banyak terdapat nama "Fuad", di masa Raja Faruq banyak
terdapat nama "Faruq", di masa Presiden Gamal Abdul Nasher banyak
terdapat
nama "Gamal", dan begitu seterusnya. Peristiwa-peristiwa bersejarah
tergambar dalam nama-nama generasi yang hidup semasa dengannya. Pada
masa kebangkitan Islam, bermunculan nama-nama islami, seperti namanama
para Nabi as., para sahabat, para tabi'in, juga nama-nama para pemimpin
yang shalih dan para pembaharu Islam. Sebaliknya, di masa merebaknya
iklim fanatisme jahili, ada orang yang memberi nama anaknya dengan
"Hitler", ada lagi yang memberinya nama "Stalin", dan ada pula yang
memberi nama putranya "Abu Jahal".
Di antara mereka terdapat keluarga yang memakai nama tumbuh-tumbuhan,
seperti keluarga
Kasbir
(ketumbar), keluarga
Laimunah
(jeruk), keluarga
Bashal
(bawang merah), keluarga
Karrat
(wortel), keluarga
Thamathin
(tomat), keluarga Zaitun, atau keluarga
Fulful
(kacang). Dalam hal ini, Islam mempunyai pendapat yang jelas. Kita harus
memiliki komitmen kepadanya. Islam meng-anjurkan kita untuk memilih nama
yang baik. Ibnul Qayyim telah menjelaskan dalam kitab
Zadul Ma'ad
tentang hikmah dari memilih nama yang baik. la mengata-kan bahwa nama
adalah "wadah makna" dan petunjuk-nya. Selanjutnya ia mengatakan, "Hendaknya
antara nama dan arti mempunyai kesesuaian. Seorang ayah memilihkan nama
untuk anak laki-laki mereka yang kiranya menggambarkan kejantanan,
kesungguhan, keberanian, dan kemuliaan. Sedangkan untuk anak putri
mereka, pilihlah nama-nama yang mengandung makna
iffah
(sikap menjaga diri), kesetiaan, keikhlasan, dan kesabaran."
Karena itulah Rasulullah saw. senang mengubah nama seseorang yang telah
masuk Islam, dengan nama-nama yang islami, yang menyenangkan dan
menggambarkan makna positif. Beliau pernah mengubah nama
Al-'Ashi
(pembangkang) dengan
Abdullah
(hamba Allah), nama
Barah
diganti dengan
Zainab.
Rasulullah saw. menganjurkan umatnya agar memilih nama-nama yang indah
untuk putra-putri mereka. Beliau memberi tahu kita bahwa pada hari
kiamat nanti setiap orang akan dipanggil sesuai dengan namanya dan nama
ayahnya. Behau juga mencintai nama-nama yang bagus, karena memiliki daya
tarik dan lsyarat yang positif. Disebutkan dalam suatu riwayat bahwa
beliau memerintahkan sekelompok sahabat untuk memerah susu kambing, lalu
seseorang bangkit untuk melaksanakannya. Rasul saw. bertanya, "Siapa
namamu?" Yang ditanya menjawab,
"Murrah
(pahit)." "Duduklah!" perintah Rasul. Lalu yang lain berdiri dan Rasul
bertanya, "Siapa namamu?"
"Harb
(peperangan)." "Duduklah!" suruh Rasul. Lalu yang lain lagi berdiri dan
Rasul saw. bertanya, "Siapa namamu?" Ia menjawab,
"Ya'isy
(hidup)."
Untuk kali ini Rasul saw. berkata, "Perahlah!" (HR. Malik dalam kitab
Al-Muwatha'
dari Yahya bin Sa'id) Yang paling baik adalah menamai anak dengan nama
nama islami, bukan dengan nama-nama asing. Sebaik-baik nama adalah nama
yang disandarkan kepada Allah,— misalnya Abdullah, Abdur Rahman, Abdur
Razzaq— atau yang mengandung arti pujian —misalnya Ahmad, Muhammad,
Mahmud—.
Bagikan ini :
Comments
Post a Comment
Silakan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan