18. Sebarkan Salam di Antaramu
📚 Terjemah Kitab At-thariq Ilal Quluub (Perjalanan Ke Hati)
Salam adalah salah satu dari asma Allah swt. Mengucapkan salam, baik
kepada orang yang Anda kenal maupun yang tidak Anda kenal akan
membangkitkan rasa aman, mempererat ikatan, dan menumbuhkan rasa cinta.
Rasulullah sendiri telah berwasiat tentang itu. Dari Abu Hurairah ra.,
ia berkata bahwa Rasul bersabda,
"Kamu tidak akan masuk
surga hingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman hingga kamu saling
mencintai (karena Allah). Apakah kamu maujika aku tunjukkanpada satu
perkara jika kamu kerjakan perkara itu maka kamu akan saling mencintai?
Sebarkanlah salam di antara kamu!"
(HR. Muslim)
Dengan begitu, Rasulullah saw. telah meletakkan ta-ngan kita pada satu
kunci yang amat penting. Mengucap atau menjawab salam akan dapat
memberikan gambaran seberapa jauh orang itu
iltizam
dengan ajar an Islam. Ada perbedaan yang amat besar antara orang yang
mengucapkan "Salam" lalu dijawab dengan "Salam" dengan orang yang
mengucapkan "Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh" lalu dijawab
dengan "Wa'alaikumus-salam wa rahmatullahi wa barakatuh". Ada beberapa
orang yang tatkala Anda mengucapkan "Assalamu 'alaikum", mereka menjawab
dengan "Sela-mat Pagi" atau "Selamat Datang", atau dengan
jawaban-jawaban yang lain. Dengan mengucap dan menjawab salam, Anda
dapat mengenal orang lain dan mengetahui tingkat konsistensi mereka
terhadap ajaran agama. Sebagian orang ada yang mengucapkan salam
sebagaimana seorang komandan militer memerintah anak buahnya, padahal
mengucapkan salam merupakan ucapan selamat yang tersusun dari untaian
kata-kata yang sangat indah, yakni "as-salam" (kesejahteraan), "arrahmah"
(rahmat), dan "al-barakah" (berkah). Ucapan salam hendaknya keluar dari
lubuk hati yang paling dalam dan dikeluarkan dengan disertai pera-saan
kasih sayang, karena tujuan dari sebuah perkenalan adalah pernyataan
hati.
Dari Abu Dzar ra., la berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"Janganlah sekah-kali kamu
meremehkan kebaikan, meskipun hanya berupa keceriaan wajah tatkala
bertemu dengan saudaramu."
(HR. Muslim)
Menjawab salam hukumnya wajib. Kita akan dapat membuat orang yang
mengucap salam itu bersimpati kepada kita, yaitu tatkala dengan sikap
tanggap kita menjawab ucapan salam tersebut dengan ucapan salam yang
lebih baik dan dengan tatapan wajah yang dihiasi dengan senyuman.
Allah swt. berfirman,
"Apabila kalian diberi
penghormatan dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu
dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah penghormatan itu (dengan
yangserupa). Sesungguhnya Allah selalu membuat perhitungan atas
tiap-tiap sesuatu."
(An-Nisa': 86)
Mengucapkan salam tidak terbatas pada orang yang kita kenal saja, tetapi
lebih dianjurkan kepada orang yang belum kita kenal agar lebih
memperluas perkenalan dan ukhuwah islamiah.
Dari Abdullah bin Mas'ud ra. bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada
Rasulullah saw., "Di antara ajaran Islam manakah yang paling baik?"
Rasulullah saw. menjawab, "Memberi makan dan mengucap salam kepada orang
yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal." (Muttafaqun 'Alaih)
Para sahabat ra. adalah generasi yang paling paham terhadap nilai dan
maksud ajaran ini. Dengan metode itulah generasi ini dapat merangkul
banyak orang. Dari Thufail bin Abu Ka'ab ra. bahwa ia datang menemui
Abdullah bin Umar ra., lalu keduanya pergi ke pasar. Thufail
menceritakan, "Tidaklah Ibnu Umar melewati orang di tengah jalan atau
menjual barang da-gangan atau orangorang yang lain, kecuali la mengucap
salam kepada mereka. Pada hari yang lain saya datang ke tempat Abdullah
bin Umar, kemudian ia mengajakku ke pasar. Saya menjawab, 'Apayang akan
Anda perbuat di pasar? Anda tidak membeli, tidak bertanya tentang harga
barang, tidak menawar, dan tidak duduk di tempat-tempat duduk (yang ada
di pasar)? Lebih baik kita duduk-duduk di sini dan bercakapcakap.'
Abdullah bin Umar menjawab, 'Wahai Abu Bathan (panggilan bagi Thufail ra.),
kita berjalan demi mengucapkan salam pada setiap orang yang kita jumpai.'"
(HR. Malik dan
Al-Muwatha'
dengan sanad yang shahih)
Mengucap salam di suatu tempat yang asing bagi kita, pada saat kita
sangat membutuhkan seorang teman, akan memberikan perasaan aman bagi
kita dan membuat orang yang berhadapan dengan kita merasa simpati. Ada
pepatah kuno mengatakan, "Seandainya bukan karena salam yang kau ucapkan
sebelum kau berbicara, niscaya aku telah memakan dagingmu sebelum
memakan tulangmu."
Dari Abu Hurairah ra., sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda,
"Yang mengendarai
kendaraan hendaklah mengucapkan salam kepada yang berjalan kaki, yang
berjalan kaki hendaklah mengucapkan salam kepada yang duduk, yang
sedikit mengucapkan salam kepada yang banyak, dan yang muda mengucapkan
salam kepada yang tua. Keutamaan orang yang lebih dahulu mengucapkan
salam adalah sangat besar."
Dari Umamah ra., la berkata bahwa ada seorang yang bertanya kepada
Rasulullah saw., "Ya Rasul, di antara dua orang yang bertemu, manakah
yang lebih dahulu mengucapkan salam?" Rasul menjawab, "Yang lebih
mencintai Allah swt."
Dari Abdullah bin Mas'ud ra., ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"'As-salam'
adalah salah satu dari asma Allah yang diletakkan di bumi, maka sebarkan
salam di antara kamu."
(HR. Bukhari)
Di antara taujih
Khalifah Umar bin Khathab ra. adalah, "Tiga hal yang dapat membuat
kecintaan saudaramu terhadapmu menjadi tulus (hanya karena Allah) ialah,
lebih dahulu mengucapkan salam, memanggilnya dengan panggilan yang ia
sukai, dan memberikan tempat duduk dalam satu majelis." "Menjadi tulus"
adalah sebuah ucapan indah yang dapat membersihkan rasa cinta dari
tujuan duniawi.
Bagikan ini :
Comments
Post a Comment
Silakan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan