68. Sebuah Sikap
📚 Terjemah Kitab At-thariq Ilal Quluub (Perjalanan Ke Hati)
Sayidah Aisyah ra. berkata, "Abu Bakar menemui Rasulullah saw. di
biliknya saat beliau berbaring dengan santai. Setelah selesai
menyampaikan keperluannya, ia keluar. Kemudian Umar datang, usai
menyampaikan keperluannya, ia pun keluar. Disusul kemudian Ali yang
datang. Setelah menyampaikan keperluannya maka ia pun segera keluar.
Benkutnya, Utsman yang datang. Demi melihat Utsman yang datang,
Rasulullah saw. buru-buru bangkit dan duduk. Aisyah pun keheranan dan
bertanya kepada beliau, 'Mengapa Anda melakukan hal ini hanya pada
seseorang?' Rasulullah saw. menja-wab, 'Utsman seorang pemalu. Kerananya
saya khawa-tir bila ia masuk sedangkan saya dalam keadaan seperti
sebelumnya, ia tidak mau mengutarakan keperluannya kepadaku.'"
Mirip dengan kisah tersebut adalah apa yang diceri-takan oleh sebagian
hadits. Rasulullah saw. memberi izin masuk untuk beberapa orang, yang
terakhir adalah Abu Sufyan bin Harb. Ia berkata, "Wahai Rasulullah, Anda
telah memberi izin kepada beberapa orang sebelumku hingga saya mengira
bahwa batu Khandaq pun mendapat izin sebelumku." Rasulullah saw.
menjawab, "Engkau seorang, sama dengan mereka seluruhnya."
"Engkau seorang, sama dengan mereka seluruhnya," kalimat mi tidak saja
mengisyaratkan kedudukannya, tetapi kalimat ini terlontar kerana posisi
yang sulit. Kata-kata Abu Sufyan "Hingga saya mengira bahwa batu Khandaq
pun mendapat lzin sebelumku" merupakan gambaran jelas tentang ketegangan
dan emosinya. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi jika tidak ada
ung-kapan yang meredakan emosi itu. Muhammad saw. memahami betul hal ini
dan wajah Abu,Sufyan. Kerananya beliau menyikapi dengan kata-katayang
sebaik mungkin dan perasaan selembut mungkin. Ucapan Nabi "Engkau
seorang, sama dengan mereka seluruhnya" dapat mengubah hati Abu Sufyan
dari satu kondisi kepada kondisi yang lam; yang tadinya marah kini rela,
yang tadinya tegang kini tenang. Meski-pun sebenarnya, apa pun yang
dikatakan Rasulullah saw. Abu Sufyan siap menerimanya.
Cara berinteraksi dengan orang yang memiliki kedu-dukan istimewa memang
bukan perkara gampang. Bukanlah sesuatu yang mudah ketika Anda menjumpai
seseorang yang sedang dalam keadaan emosi memuncak, Anda melihat hal ini
secara jelas di wajahnya lalu dalam waktu sekejap harus mampu meredakan
emosinya. Rasulullah saw. memahami kondisi jiwa anggota jamaah dan
sahabat-sahabatnya. Beliau memahami detail perilaku mereka; mengetahui
apa yang membuat seseorang di antara mereka marah dan apa yang
mem-buatnya suka; mengetahui juga apa yang merangsang emosi seseorang di
antara mereka dan apa pula yang dapat menenangkannya. Beliau mempergauli
setiap mereka dengan cara yang pas, sehingga rasa cinta mudah tertanam
dan ketaatan pun segera dapat diwujudkan. Tidak seorang pun yang lari
darinya. Inilah puncak kelihaian siasat interaksi dengan orang lama.
"Sekiranya kamu
bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu." (Ali Imran: 159)
Bagikan ini :
Comments
Post a Comment
Silakan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan