Tanjakan Ilmu dan Makrifat
π Buku Mendaki Tanjakan Ilmu Dan Tobat
Dengan taufik dari Allah Swt. aku mulai berkata,
“Wahai orang yang ingin lepas dari bahaya dan ingin
beribadah secara murni, semoga Allah memberimu taufik.
Bagaimanapun, kamu harus memiliki ilmu terlebih dahulu,
sebab ibadah itu percuma tanpa ilmu. Ilmu adalah poros.
Segala sesuatu berputar mengitarinya.”
Ketahuilah, bahwa ilmu dan ibadah itu adalah dua permata. Demi ilmu dan ibadah itulah, disusun segala apa yang kamu lihat dan dengar tentang kitab-kitab karya para ulama, ajaran guru-guru, nasihat para penasihat, dan pikiran para pemikir.
Untuk ilmu dan ibadah juga kitab-kitab suci itu diturunkan Allah Swt. Semua rasul diutus hanya untuk ilmu dan ibadah. Bahkan, langit dan bumi diciptakan Allah hanya untuk ilmu dan ibadah. Begitu pula semua apa yang ada di langit dan di bumi, serta semua makhluk yang hidup dan yang tak hidup.
Sekarang renungkanlah dua ayat dalam kitab Allah (Al- Quran), salah satunya ialah:
Allah yang menciptakan tujuh langit dan dari (penciptaan) bumi juga serupa. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu. (QS Al-ThalΓ’q: 12)
Dengan tafakur tentang langit dan bumi, kita berharap memperoleh ilmu. Sepenggal ayat di atas sudah cukup dijadikan dalil untuk mengetahui bahwa ilmu itu mulia. Terutama ilmu tauhid. Dengan ilmu ini, kita mengenal Allah Swt. beserta asma-Nya, sifat-Nya, dan sebagainya.
Ayat kedua yang harus kita renungkan ialah:
Dan Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia, melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku. (QS Al-ZΓ’riyΓ’t: 56)
Ayat ini sudah cukup menjadi petunjuk bahwa ibadah itu mulia, dan bahwa kita harus beribadah. Alangkah agung nilai ilmu dan ibadah, yang menjadi maksud penciptaan dunia dan akhirat.
Setiap hamba wajib memperhatikan ilmu dan ibadah. Hanya untuk dua hal itu sajalah manusia boleh menyibukkan diri. Mencurahkan segenap tenaga dan pikiran. Selain dua hal ini, batil, tidak ada kebaikannya, dan merupakan laghwun yang tidak ada hasilnya.
Bagikan ini :
Ketahuilah, bahwa ilmu dan ibadah itu adalah dua permata. Demi ilmu dan ibadah itulah, disusun segala apa yang kamu lihat dan dengar tentang kitab-kitab karya para ulama, ajaran guru-guru, nasihat para penasihat, dan pikiran para pemikir.
Untuk ilmu dan ibadah juga kitab-kitab suci itu diturunkan Allah Swt. Semua rasul diutus hanya untuk ilmu dan ibadah. Bahkan, langit dan bumi diciptakan Allah hanya untuk ilmu dan ibadah. Begitu pula semua apa yang ada di langit dan di bumi, serta semua makhluk yang hidup dan yang tak hidup.
Sekarang renungkanlah dua ayat dalam kitab Allah (Al- Quran), salah satunya ialah:
Allah yang menciptakan tujuh langit dan dari (penciptaan) bumi juga serupa. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu. (QS Al-ThalΓ’q: 12)
Dengan tafakur tentang langit dan bumi, kita berharap memperoleh ilmu. Sepenggal ayat di atas sudah cukup dijadikan dalil untuk mengetahui bahwa ilmu itu mulia. Terutama ilmu tauhid. Dengan ilmu ini, kita mengenal Allah Swt. beserta asma-Nya, sifat-Nya, dan sebagainya.
Ayat kedua yang harus kita renungkan ialah:
Dan Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia, melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku. (QS Al-ZΓ’riyΓ’t: 56)
Ayat ini sudah cukup menjadi petunjuk bahwa ibadah itu mulia, dan bahwa kita harus beribadah. Alangkah agung nilai ilmu dan ibadah, yang menjadi maksud penciptaan dunia dan akhirat.
Setiap hamba wajib memperhatikan ilmu dan ibadah. Hanya untuk dua hal itu sajalah manusia boleh menyibukkan diri. Mencurahkan segenap tenaga dan pikiran. Selain dua hal ini, batil, tidak ada kebaikannya, dan merupakan laghwun yang tidak ada hasilnya.
Bagikan ini :
Comments
Post a Comment
Silakan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan