Tanjakan Tobat. Dua Alasan Wajibnya Tobat



📚 Buku Mendaki Tanjakan Ilmu Dan Tobat


Kemudian, kamu wajib mengerjakan tobat, hai para pe- laku ibadah. Semoga Allah memberimu taufik.

Diwajibkannya tobat itu disebabkan dua perkara:

Pertama, supaya kamu bisa menghasilkan taufik (untuk) ibadah. Sebab, dosa itu menghalangimu dari mengerjakan ibadah dan mengakibatkan hilangnya tauhid. Belenggu dosa merintangimu dari kegesitan berkhidmat kepada Allah, dari kemudahan mengerjakan kebaikan dan dari giat dalam ibadah.

Terus-terusan mengerjakan dosa membuat hati hitam, kelam, dan keras. Tidak lagi ada kebersihan dan kebeningannya. Juga, tidak akan merasa lega dan manis dalam mengerjakan ibadah. Jika Allah tidak memberikan rahmat, hati seperti ini akan menarik pemiliknya ke dalam kekufuran dan kecelakaan.

Sungguh aneh, bagaimana seseorang dapat mengerjakan taat bila hatinya keras? Bagaimana seseorang dapat berkhidmat bila dia terus-menerus dalam maksiat dan selalu sombong? Bagaimana dia dapat menghadap Allah jika selalu berlumuran kotoran dan najis?

Rasulullah Saw. bersabda:

“Bilamana seseorang berdusta, menyingkirlah dua malaikat. Tidak tahan dekat orang itu, karena bau perkataan dusta yang keluar dari mulutnya.” Karena itu, bagaimana lisan seperti itu dapat dipakai berzikir kepada Allah Azza wa Jalla.

Oleh karena itu, tidak heran kalau seseorang yang tiada henti-hentinya bermaksiat tidak mendapatkan taufik. Sehingga, anggota tubuhnya tidak ringan mengerjakan taat. Dia penuh kepayahan dan tidak merasa manis dan segar bila melakukan taat. Hal ini karena disebabkan sialnya dosa dan dia meninggalkan tobat. Sungguh benar orang yang mengatakan, “Bila kamu tidak kuat mengerjakan sembahyang di malam hari dan puasa pada siangnya, itu suatu tanda bahwa kamu terbelenggu oleh dosamu.” Memang benar demikian.

Yang kedua, kamu wajib bertobat supaya ibadahmu diterima Allah. Sebab, kedudukan tobat merupakan pokok dan dasar diterimanya ibadah. Kedudukan ibadah seolah-olah merupakan tambahan. Seperti seorang pemberi utang yang tidak akan mau menerima tambahan jika pokoknya tidak dipenuhi.

Bagaimana kebaikanmu bisa diterima bila kamu tidak mau menunaikan yang pokok itu? Bagaimana bisa menjadi baik bila kamu meninggalkan yang halal dan yang mudah, sambil tidak henti-hentinya mengerjakan yang haram? Dan, bagaimana bisa menjadi baik jika kamu munajat dan berdoa sambil memuji Tuhan, sedangkan Tuhan murka kepadamu karena kamu tak henti-hentinya melakukan pekerjaan yang mendatangkan kemurkaan Tuhan? Demikianlah keadaan orang yang tidak mau menghentikan maksiat.

Semoga Allah memberi pertolongan kepada kita supaya dapat melaksanakan tobat.

Bagikan ini :

Comments

Popular posts from this blog

Terjemahan Kitab Kifayatul Awam (Tauhid)

Terjemahan Kitab Qami' Ath-Thughyan (77 Cabang Iman)

Buku Islahul Qulub (Jernihkan Hati)

Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub (Bening Hati Dengan Ilmu Tasawuf)

Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad

Terjemahan Kitab Syarah Al-Hikam