Hadits Ke 28. Berpegang Teguh Kepada Sunnah Rasulullah Dan Khulafaur Rasyidin Dan Para Sahabat
📚 Terjemah Kitab Hadist Arbain Annawawi
Dari Abu Najih ’Irbadh bin Sariyah rodhiallohu ‘anhu dia
berkata, “Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam pernah menasihati kami
dengan nasihat yang menggetarkan hati dan mencucurkan air mata. Kami bertanya,
“Wahai Rasulullah, seperti ini adalah nasihat perpisahan, karena itu berilah
kami nasihat”. Beliau bersabda, “Aku wasiatkan kepada kalian untuk tetap menjaga
ketakwaan kepada Allah ‘azza wa jalla, tunduk taat (kepada pemimpin) meskipun
kalian dipimpin oleh seorang budak Habsyi. Karena orang-orang yang hidup
sesudahku akan melihat berbagai perselisihan, hendaklah kalian berpegang teguh
kepada sunnah Khulafaur Rasyidin yang diberi petunjuk (Allah). Peganglah
kuat-kuat sunnah itu dengan gigi geraham dan jauhilah ajaran-ajaran yang baru
(dalam agama) karena semua bid’ah adalah sesat.” (HR. Abu Dawud dan
Tirmidzi, ia berkata, “Hadits ini hasan shahih”).
MENDENGAR DAN TAAT
Mendengar dan taat sama dengan bai’at. Bai’at kepada penguasa muslim yang sah hukumnya wajib. Kewajiban di sini selama bukan dalam kemaksiatan. Yaitu dalam hal-hal yang mubah. Karena kalau imam memerintahkan sesuatu yang wajib maka hakikatnya adalah mendengar dan taat kepada Allah. Dengan demikian perintah imam terbagi dalam tiga bentuk yaitu:
Mendengar dan taat sama dengan bai’at. Bai’at kepada penguasa muslim yang sah hukumnya wajib. Kewajiban di sini selama bukan dalam kemaksiatan. Yaitu dalam hal-hal yang mubah. Karena kalau imam memerintahkan sesuatu yang wajib maka hakikatnya adalah mendengar dan taat kepada Allah. Dengan demikian perintah imam terbagi dalam tiga bentuk yaitu:
-
Perintah tersebut merupakan kewajiban syar’i, maka ketaatan di sini merupakan ketaatan kepada Allah.
-
Perintah tersebut sesuatu yang mubah maka wajib ditaati karena ini merupakan haknya.
-
Perintah tersebut merupakan kemaksiatan maka tidak boleh ditaati.
TERBENTUKNYA KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM
Seorang menjabat sebagai pemimpin Islam diperoleh dengan dua cara:
Seorang menjabat sebagai pemimpin Islam diperoleh dengan dua cara:
-
Hasil pilihan, yaitu dipilih oleh pemimpin sebelumnya atau oleh perwakilan umat.
-
Hasil kudeta, yaitu menjadi pemimpin karena berhasil mengkudeta pemimpin sebelumnya.
Bagikan ini :
Comments
Post a Comment
Silakan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan